WHO Temukan Hampir 10 Persen Jajanan Indonesia Mengandung Lemak Trans, Apa Risikonya?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) temukan lemak trans dalam pasokan pangan dan jajanan Indonesia dari studi dasar. Apa dampaknya?
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GAN
Sejumlah warga membeli jajanan untuk berbuka puasa yang dijual pedagang kaki lima di Pasar Kuliner Ramadhan, Jalan Saketi, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Sabtu (25/3/2023). Gelar jajanan yang berlangsung selama Ramadhan ini banyak didatangi warga sekitar, dari pukul 15.00 WIB hingga menjelang berbuka puasa. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Selanjutnya Dante berharap penyusunan regulasi dengan melibatkan lintas sektor dapat menjadikan Indonesia negara berikutnya yang menerapkan regulasi sesuai praktik baik yang disarankan WHO.
“Kami akan merumuskan regulasi tersebut di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat akan lebih sehat sehingga angka kematian akibat penyakit jantung dan kardiovaskular turun," papar Dante.
Penerapan regulasi lemak trans nantinya akan dibarengi dengan edukasi secara masif terutama pada sektor informal seperti pedagang kecil dan menengah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.