Meriahkan Hari Penglihatan Dunia Miyosmart Goes To School Digelar di SD Al Azhar Syifa Budi Cibubur
Hari Penglihatan Sedunia (WSD) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mata dan menjalani pemeriksaan mata seca
Penyebab Myopia (rabun jauh) terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan oleh bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal. Gejala Myopia bisa terjadi pada siapa saja dari segala kelompok usia. Namun, kondisi ini umumnya mulai muncul pada anak-anak usia sekolah hingga remaja. Dan berkembang lebih cepat sesuai dengan usia berkembangnya anak, yakni 6-14 tahun.
“Pengidap rabun jauh yang ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, rabun jauh yang tergolong parah akan mempengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama,” kata Dodi.
Menurut penelitian, pada tahun 2050, setengah populasi dunia diprediksi menderita kelainan refraksi rabun jauh atau myopia. Dengan banyaknya kegiatan belajar mengajar yang di lakukan anak di depan gadget selama masa pandemi juga mempengaruhi meningkatnya angka Myopia pada anak, salah satunya di Indonesia, terlebih di daerah Ibukota.
Sayangnya, menurut Dodi, di Indonesia, tingkat kesadaran terhadap kesehatan mata masih sangat rendah terutama dalam hal risiko dan penanganan mata minus (myopia) khususnya pada anak. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan CSR maupun kegiatan Miyosmart Goes to School sebelumnya, bahwa terdapat banyak anak usia sekolah mengalami myopia yang cukup tinggi tetapi masih belum dikoreksi menggunakan kacamata, bahkan banyak dari diantaranya yang orangtuanya tidak menyadari bahwa sang anak mengalami myopia. Selain itu, ditemukan bahwa banyak pula orangtua yang belum pernah memeriksakan kondisi mata anaknya.
Masyarakat Cenderung Menganggap Remeh Kelainan Refraksi
Masyarakat cenderung menganggap remeh kelainan refraksi seperti kondisi myopia. Padahal, myopia yang tidak terkontrol dapat mengarah ke komplikasi penyakit mata lainnya yang lebih serius. Myopia paling baik ditangani sedini mungkin untuk menghindari masalah penglihatan jangka panjang.
“Banyak yang tidak mengetahui bahwa pertumbuhan myopia pada anak dapat dikontrol/ditahan dan kini terdapat beberapa opsi kontrol myopia. Oleh karena itu, HOYA ingin melakukan edukasi kepada orangtua maupun anak tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak dini. Edukasi ini difokuskan untuk orangtua dengan anak usia sekolah dasar. Semakin dini penanganan yang dilakukan, semakin besar peluang untuk menghindari penyakit mata yang lebih serius,” Dodi menjelaskan.
Melalui inovasi terbarunya, lensa kacamata terapi MiYOSMART, HOYA memperkenalkan opsi kontrol myopia terkini di Indonesia, dengan uji klinis terpanjang dan tingkat efikasi paling tinggi diantara lensa kacamata kontrol myopia lainnya. MiYOSMART telah melalui uji klinis selama 6 tahun, terbukti dapat menahan laju pertumbuhan myopia hingga 60%. MiYOSMART mendapat pengakuan dari global, dengan berbagai penghargaan bergengsi pada industri optik dan kesehatan mata. Lensa kacamata terapi dianggap sebagai opsi kontrol myopia yang paling mudah digunakan karena tidak menyentuh organ mata anak secara langsung (non-invasive).
Alasan Andre Taulany Getol Gugat Cerai Erin 4 Kali, Kuasa Hukum: Dia Berkali-kali Ucap Talak |
![]() |
---|
Pengakuan Senior Unsri Usai Paksa Maba Ciuman: Ide dari Alumni, Kini Minta Maaf |
![]() |
---|
Update Hasil Korea Open 2025: Jonatan Christie Susul Ginting ke 16 Besar, Ganda Campuran Gugur Satu |
![]() |
---|
Pihak Dokter Tifa Klaim Rektor Sebut Jokowi Masuk UGM sebagai Sarjana Muda |
![]() |
---|
Macron: Israel Takkan Aman Selama Terus Melanggar Kedaulatan Tetangganya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.