Senin, 29 September 2025

Perhompedin: Internist Diharapkan Bisa Bedakan Pasien Kanker Stadium Dini dan Lanjut

Deteksi dini kanker perlu dilakukan dalam skala yang luas pada masyarakat umum dan terlebih pada pasien dengan riwayat keganasan pada keluarga.

Tribunnews.com/Rina Ayu
Kegiatan Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia Provinsi DKI Jakarta(PERHOMPEDIN Jaya) berinisiatif menyelenggarakan The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) "Sepuluh Tahun Meningkatkan Pengetahuan di Bidang Kanker" di Shangrilla Hotel Jakarta, Sabtu (23/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo menyebut, penanganan dan pengobatan kanker sangatlah kompleks.

Hal ini menyebabkan ahli pengobatan kanker di negara maju menggunakan tim multidisiplin dalam pengelolaan kanker.

Baca juga: Anjuran Dokter untuk Cegah Kanker Ginjal 

Ia menerangkan, adanya mutasi DNA yang diperberat dengan rendahnya fungsi imun menyebabkan penderita kanker sering ditemukan pada stadium lanjut.

Oleh karena itu deteksi dini perlu dilakukan dalam skala yang luas pada masyarakat umum dan terlebih pada pasien dengan riwayat keganasan pada keluarga.

"Selama ini orang yang datang ke dokter itu (pasien kanker), sudah ada di stadium empat," ujar dia dalam ROICAM "Sepuluh Tahun Meningkatkan Pengetahuan di Bidang Kanker" di Shangrilla Hotel Jakarta, Sabtu (23/9/2023).

Baca juga: Ada Potensi Kanker Ginjal Bisa Kambuh Usai Operasi, Ketahui Sebabnya 

Kanker merupakan penyakit kompleks yang merupakan interaksi antara genetik, lingkungan dan menyebabkan disfungsi dari berbagai sistem organ.

Karena itu diharapkan internist (spesialis penyakit dalam) saat menemukan kecurigaan dalam deteksi dini dapat segara menegakkan diagnosis pasti kasus keganasan.

"Internist diharapkan dapat membedakan pasien kanker stadium dini dan lanjut untuk penentuan terapi selanjutnya," ungkap Prof Aru.

Pada pasien stadium dini dengan kondisi fisik yang baik dapat diarahkan untuk melakukan tindakan pembedahan yang dibutuhkan.

Sedangkan pada tumor ganas yang tidak dapat segera dilakukan pembedahan dapat diberikan terapi sistemik terlebih dahulu (kemoterapi, imunoterapi, dsb) untuk meningkatkan resektabilitas tumor tersebut dan mengurangi perdarahan yang timbul saat tindakan operasi.
Dengan demikian, diperlukan kolaborasi dokter spesialis penyakit dalam pada penanganan kanker

Ditambahkan dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Dharmais dr. Ronald A. Hukom, internist (Spesialis Penyakit Dalam) memegang peran esensial dalam mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker di Indonesia.

Data demografis yang dikeluarkan oleh PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia) menunjukkan terdapat 5.283 anggota PAPDI hingga 31 Desember 2022.
Saat ini, internis sudah menjangkau 39 propinsi dimulai dari Aceh (156 anggota), Kaltim dan Kaltara (100 anggota), Maluku (17 anggota), Papua Barat (21 anggota), hingga Tanah Papua (43 anggota) hingga akhir tahun 2022.

"Internis memegang peranan penting dalam penanganan kanker secara multidisiplin," ungkap dia.

Dalam penanganan kanker seyogyanya terdiri dari Spesialis Patologi Anatomi, Spesialis Radiologi, Spesialis Bedah, Perawat yang berkompetensi di bidang Onkologi, Onkologi medis (medical oncology), administrator dan koordinator MDT.
Pelayanan kanker secara MDT diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan