Kamis, 2 Oktober 2025

Perempuan Berisiko Mengalami Penyakit Aneurisma Otak

Hormon estrogen merupakan salah satu hormon utama pada perempuan dan mengatur sistem reproduksi wanita. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hasanudin Aco
dok. Kompas.com
Aneurisma otak yang pecah secara cepat dapat mengancam jiwa, oleh karena itu kondisi ini membutuhkan perawatan medis segera. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan menjadi salah kelompok berisiko yang mengalami penyakit aneurisma.

Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis bedah saraf Rumah Sakit Pondok Indah Dr. dr. Mardjono Tjahjadi Sp. B. S di Jakarta, Selasa (12/9/2023).

"Perempuan lebih banyak terkena," ungkapnya dalam media briefing oleh RS Pondok Indah di Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Aneurisma otak merupakan benjolan yang ada pada pembuluh darah di otak.

Baca juga: Sakit Kepala Tak Tertahankan, Bisa Jadi Gejala Aneurisma Otak

Benjolan tersebut bisa semakin besar dan suatu saat dapat pecah.

Jika sudah pecah maka bisa terjadi pendarahan yang memicu kerusakan pada otak.

Jika terlambat dan tidak segera mendapat penanganan, pasien aneurisma bisa mengalami kematian.

Sedangkan pasien yang selamat, sebagian besar bisa mengalami kecacatan.

Lantas kenapa perempuan berisiko mengalami aneurisma otak?

Terkait hal ini, dr. Mardjono pun beri tanggapan.

"Kenapa? Kami bersama teman-teman di Finlandia melakukan penelitian. Hipotesisnya begini, perempuan memiliki hormon estrogen. Ini memiliki fungsi yang baik dalam melindungi tubuh perempuan termasuk pembuluh darah," jelasnya.

Hormon estrogen merupakan salah satu hormon utama pada perempuan dan mengatur sistem reproduksi wanita. 

Mendekati menopause, jumlah hormon estrogen pun menurun.

Menurunnya hormon estrogen juga mengurangi perlindungan tubuh.

Saat menopause, perlindungan perempuan pun menjadi hilang pada beberapa penyakit, termasuk aneurisma otak.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved