Pandemi Telah Lewat Masa Krisisnya, Pakar Tekankan Masalah Lain Setelahnya
Selain masalah kesehatan saluran pernapasan, Long Covid-19 bisa perburukkan pada penyakit lain
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Masa krisis pandemi telah lewat. Namun masyarakat perlu waspada dengan masalah lain setelahnya yaitu Long Covid-19.
Long Covid-19 merupakan kondisi di mana individu masih mengalami gejala setelah pemulihan dari fase akut infeksi.
Hal ini diungkapkan oleh Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman.
"Era pandemi sudah lewat masa krisisnya. Namun, bukan lagi bicara kematian yang tiba-tiba banyak yang masuk rumah sakit.
tapi lebih kearah dampak kronis, atau disebut Long Covid-19," ungkap Dicky pada Tribunnews, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya dampak dari Long Covid-19 akan mulai terlihat mulai tahun keempat yakni penurunan kualitas kesehatan hingga penurunan pertahanan tubuh, (imunitas).
Baca juga: Cara Menjaga Kesadaran untuk Hidup Lebih Sehat Walau Pandemi Usai
Ini yang membuat orang yang pernah terinfeksi dua kali bahkan lebih cenderung sakit-sakitan.
"Mudah sakit, dikit-dikit sakit flu, dikit-dikit ispa, terutama di saluran pernapasan," kata Dicky.
Selain masalah kesehatan saluran pernapasan, Long Covid-19 bisa perburukkan pada penyakit lain.
Misalnya hipertensi hingga diabetes.
Bahkan pasien yang tidak punya diabetes menjadi punya diabetes.
"Bahkan, sekarang dengan penelitian terbaru dari Nature, jurnal ilmiah, menemukan kaitan Covid-19 dengan penurunan, fungsi dari sel otak. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengentalan atau pembekuan darah di otak," jelas Dicky.
Akibatnya, beberapa sel otak itu tidak mendapat nutrisi atau bahkan mati. Situasi ini tentu berdampak serius.
Namun sekali lagi ia menekankan jika ancaman ini bersifat jangka panjang.
"Nanti akan ketahuan setelah beberapa kali terinfeksi Covid-19, sudah tumbang.
Pada hewan maksimal 10 kali sudah tidak kuat tubuhnya," jelas Dicky.
Dicky menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat setelah endemi.
Ilmuwan Rusia Umumkan Vaksin Kanker, Perlukah Indonesia Memakainya? Ini Kata Pakar |
![]() |
---|
KLB Malaria di Kabupaten Parimo Sulteng, Epidemiolog Ingatkan Eliminasi Tak Berarti Bebas Selamanya |
![]() |
---|
Pakar Kesehatan Soal KLB Malaria di Sulteng: Pekerja Tambang Harus Diawasi Ketat |
![]() |
---|
Ini Potensi Bahaya yang Muncul Saat Kereta Khusus Merokok Direalisasikan |
![]() |
---|
Satu Penderita Campak Bisa Menularkan ke 18 Orang, Epidemiolog Ingatkan Strategi 90 Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.