Jumat, 3 Oktober 2025

Upaya Tingkatkan Dokter Spesialis di Indonesia, Menkes Sediakan 2.500 Beasiswa di Tahun 2024

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sebut krisis dokter spesialis di Indonesia terjadi karena kurangnya angka produksi.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Tiara Shelavie
kemkes.go.id
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sebut krisis dokter spesialis di Indonesia terjadi karena kurangnya angka produksi. 

TRIBUNNEWS.COM - Kemenkes dan Kemenkeu berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan dokter spesialis.

Indonesia disebut alami krisis ketersediaan dokter spesialis.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Mengutip laman Kemenkes.go.id, krisis dokter spesialis di Indonesia terjadi karena kurangnya angka produksi.

Selain itu ketidak merataan distribusi dokter spesialis ke seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) juga jadi faktor.

“Krisis dokter spesialis ini tidak cukup mampu untuk melayani kebutuhan layanan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia," kata Budi.

Baca juga: Kemenkes Ungkap Vaksin Booster Covid-19 Dosis Pertama Masih Rendah

Untuk itu, Budi mencanangkan perubahan sistem guna meningkatkan dokter spesialis di seluruh Indonesia.

"Maka dari itu kita butuh melakukan pembaharuan sistem untuk meningkatkan jumlah produksi serta upaya pemerataan dokter spesialis di seluruh kabupaten atau kota di Indonesia,” sambung Budi.

Berdasarkan data WHO, rasio kebutuhan dokter untuk warga negara Indonesia adalah 1:1000.

Sementara itu rasio untuk negara maju ada di angka 3:1000 dokter.

Bahkan di beberapa negara berupaya mencapai rasio sebanyak 5:1000 dokter.

Upaya pemenuhan ini dilakukan melalui Academic Health System (AHS).

AHS memastikan lebih banyak dokter yang terfasilitasi untuk bisa mengenyam pendidikan dokter spesialis berbasis universitas (university based).

Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden, Jakarta,  Kamis (1/12/ 2022).
Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/12/ 2022). (Sekretariat Presiden)

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sebut Bisnis Sektor Kesehatan Miliki Masa Depan Berkelanjutan

Serta didukung pula melalui sistem baru yakni pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital based).

Budi menjelaskan bahwa pembentukan konsep pendidikan dokter spesialis melalui hospital based dapat memungkinkan adanya sistem pembayaran gaji bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) untuk mendukung upaya produksi dan pemerataan dokter spesialis.

“Konsep pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit juga memungkinkan adanya sistem pembayaran gaji bagi peserta PPDS untuk mendukung perbanyakan produksi dan pemerataan dokter spesialis."

"Objektifnya bukan untuk mengurangi produksi dalam sistem universitas melainkan untuk membuka peluang baru dan menambah jumlah produksinya melalui sistem pendidikan berbasis rumah sakit.” terang Budi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan dokter spesialis.

Kuota penerima beasiswa dokter spesialis tahun 2022 sebanyak 600 orang

Tahun 2023, kuota ditingkatkan jadi 1.600 orang, selanjutnya untuk tahun 2024 disediakan sebanyak 2.500 orang.

Beasiswa tersebut untuk dokter spesialis, sub-spesialis, termasuk fellowship lulusan luar negeri.

Hal ini merupakan implementasi dari transformasi sistem kesehatan pilar kelima yakni transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Adanya beasiswa pendidikan ini dapat mempercepat pemenuhan jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter spesialis yang nantinya dapat tersebar secara merata di seluruh pelosok Tanah Air.

“Semua ini kita upayakan agar masyarakat Indonesia mendapat layanan kesehatan yang lebih baik kedepannya,” tutup Budi.

(Tribunnews.com/Dipta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved