Beberapa Pria yang Terkena Monkeypox Juga Menderita HIV
Wabah cacar monyet (Monkeypox) baru terus menyebar di Inggris dan seluruh dunia, terutama menyerang pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Wabah cacar monyet (Monkeypox) baru terus menyebar di Inggris dan seluruh dunia, terutama menyerang pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
Beberapa pria yang menderita Monkeypox ternyata hidup dengan HIV, namun sejauh ini mereka tampaknya tidak memiliki gejala yang lebih buruk pada tubuhnya.
Siapapun memang dapat tertular virus ini melalui kontak pribadi yang erat dengan penderita.
Baca juga: Badan Kesehatan Amerika Tingkatkan Status Cacar Monyet ke Level 2, Sarankan Masyarakat Pakai Masker
Namun para ahli dan advokat meminta pria gay dan biseksual khususnya, untuk waspada terhadap gejala dan mengambil tindakan pencegahan selama Pride festival yang banyak dihadiri komunitas tersebut.
Meskipun Monkeypox bukan merupakan penyakit baru, wabah yang terjadi saat ini dianggap berbeda dari biasanya.

Karena biasanya, wabah ini hanya terjadi terutama terlihat di kawasan Afrika Tengah dan Barat, dan dianggap tidak mudah menyebar diantara orang-orang.
Dikutip dari laman aidsmap.com, Jumat (10/6/2022), dalam pembaharuan data terbarunya, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan 287 kasus yang dikonfirmasi di Inggris, 10 di Skotlandia, 3 di Wales dan 2 di Irlandia Utara.
https://www.aidsmap.com/news/jun-2022/what-does-monkeypox-outbreak-mean-people-living-hiv
Pada 7 Juni lalu, UKHSA mengumumkan bahwa Monkeypox saat ini menjadi penyakit menular yang harus dilaporkan kepada otoritas kesehatan.
Sebelumnya, hingga 2 Juni lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 780 kasus Monkeypox yang dikonfirmasi laboratorium di negara-negara di mana virus tersebut tidak menjadi endemik.
Setelah Inggris, jumlah kasus terbesar pun telah dilaporkan di Spanyol, Portugal, Kanada dan Jerman.
Penghitungan informal oleh Global Health menempatkan jumlah kasus yang dikonfirmasi atau diduga mencapai lebih dari 1.300.
Sebagian besar dari kasus ini didominasi kaum pria yang diidentifikasi sebagai gay, biseksual atau pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
Di sisi lain, banyak pria yang melaporkan telah melakukan perjalanan internasional baru-baru ini, dan beberapa kasus telah dikaitkan dengan Pride festival yang diisi kaum gay di Kepulauan Canary, festival fetish di Belgia dan sauna di Spanyol dan Kanada.
Dari kasus yang dikonfirmasi dengan jenis kelamin yang teridentifikasi, hanya tiga yang merupakan perempuan.
"Berdasarkan laporan kasus hingga saat ini, wabah ini ditularkan melalui jejaring sosial yang sebagian besar terhubung melalui aktivitas seksual, terutama yang melibatkan pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Banyak, namun tidak semua kasus melaporkan pasangan seksual yang berganti-ganti, terkadang dikaitkan dengan acara atau pesta besar," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa, Dr Hans Henri P. Kluge, dalam sebuah pernyataan.
Kendati demikian, Dr Kluge menekankan bahwa seperti yang telah dilihat dari wabah sebelumnya, Monkeypox disebabkan oleh virus yang dapat menginfeksi siapa saja.
Sehingga tidak secara intrinsik terkait dengan komunitas tertentu.
Virus Monkeypox ditularkan melalui kontak pribadi yang erat, termasuk kontak kulit ke kulit, ciuman, kontak dengan pakaian atau linen yang telah terkontaminasi cairan dari luka, serta tetesan pernafasan dari jarak dekat.
Namun virus ini diperkirakan tidak menyebar melalui udara pada jarak yang lebih jauh seperti virus corona (Covid-19).
Meskipun masih belum jelas apakah Monkeypox dapat ditularkan secara langsung melalui air mani, namun penyakit ini bisa ditularkan melalui kontak dengan luka saat berhubungan seks dengan penderita.