Sabtu, 4 Oktober 2025

Penyebab Gangguan Tidur Dewasa hingga Anak-anak, Dari Depresi hingga Obesitas

Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi.Gangguan tidur yang dialami sebagian orang adalah insomnia dan hipersomnia.

Lung and Sleeps Specialists
Ilustrasi gangguan tidur.Penyebab Gangguan Tidur Dewasa hingga Anak-anak, Dari Depresi hingga Obesitas 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi.

Gangguan tidur yang dialami sebagian orang adalah insomnia dan hipersomnia.

Ketidakmampuan untuk tidur dalam waktu lama dapat menjadi tanda bahwa orang itu mengidap depresi.

Baca juga: Awalnya Adam Deni Depresi Mendekam di Tahanan, Kini Sudah Adaptasi, Hati Lebih Senang

Gangguan tidur dapat disebabkan banyak hal yang berasal dari faktor genetik, psikologis, dan lingkungan.

Berikut penyebab gangguan tidur yang menimpa orang dewasa maupun anak-anak:

1. ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH), dapat memicu gangguan tidur pada anak.

ADHD merupakan gangguan perilaku anak berupa hiperaktivitas, impulsivitas, dan responsivitas.

Dalam riset menunjukkan anak dengan gangguan ADHD memiliki potensi lima kali lebih besar terkena gangguan tidur dibandingkan anak pada umumnya.

"Penelitian lain juga menyatakan sekitar 70 persen anak dengan gangguan tidur merupakan penderita ADHD,” kata Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dalam webinar beberapa waktu lalu.

Anak penderita ADHD mengalami kesulitan untuk fokus pada satu hal, merasa cepat bosan terhadap suatu aktivitas, memiliki aktivitas fisik yang tinggi sehingga selalu bergerak, serta sulit mengontrol reaksi dan berpikir sebelum bertindak.

Akibatnya, anak sulit melakukan aktivitas dengan baik hingga performa belajar pun turun.

Kondisi ADHD dapat membuat anak sulit tidur, karena tidak mampu mengatur waktu tidurnya.

ADHD juga berkaitan dengan neurotransmitter dopamine, yang merupakan penghantar stimulus berupa rangsangan ke sel saraf manusia.

2. Obesitas

Selain mengantuk berlebihan dan sering menguap, kurang tidur akibat begadang akan berpengaruh kepada kondisi emosi, kemampuan kognitif, dan fungsi otak. Efek begadang bagi kesehatan juga meningkatkan risiko penyakit, seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu dampak buruk yang lainnya adalah kulit wajah akan tampak lebih tua, berat badan naik, depresi, pelupa, menurunkan libido dan meningkatkan resiko kematian. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Selain mengantuk berlebihan dan sering menguap, kurang tidur akibat begadang akan berpengaruh kepada kondisi emosi, kemampuan kognitif, dan fungsi otak. Efek begadang bagi kesehatan juga meningkatkan risiko penyakit, seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu dampak buruk yang lainnya adalah kulit wajah akan tampak lebih tua, berat badan naik, depresi, pelupa, menurunkan libido dan meningkatkan resiko kematian. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved