Senin, 6 Oktober 2025

Mengenal Treatmen EUS-RFA untuk Penanganan Pasien Kanker Pankreas

Dibandingkan jenis kanker lainnya, kanker pankreas jarang terdengar namun kanker jenis ini tergolong mematikan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
ist
Treatmen Endoscopic Ultrasound-Guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) untuk penanganan kanker pankreas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dibandingkan jenis kanker lainnya, kanker pankreas jarang terdengar namun kanker jenis ini tergolong mematikan.

Salah seorang diantaranya adalah Steve Jobs yang meninggal dunia akibat kanker pankreas.

"Kanker ini memang sangat mematikan. Perlunya deteksi dini jangan biarkan terlambat ditangani. Ketahui kondisi fisik kita, jangan takut untuk check up kesehatan,” kata Dr. dr. C. Rinaldi Lesmana, Sp.PD-KGEH (Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi) saat temu media daring belum lama ini.

Rinaldi mengatakan, kanker pankreas ini berada dalam system pencernaan tubuh.

"Gejala awal yang dirasakan pasien mungkin tidak begitu terasa karena menyerupai sakit maag biasa namun alangkah baiknya jika dilakukan screening awal ke Dokter Spesialis. jika dibiarkan akan semakin ganas dan berakibat fatal,” katanya.

Baca juga: Apa Itu Kanker Tiroid Papiler? Ini Penjelasan, Gejala, dan Karateristiknya

Saat ini, penanganan kanker pankreas terus berkembang.

Salah satunya menggunakan penanganan melalui Endoscopic Ultrasound-Guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) yang saat ini dipasarkan oleh PT Sometech Indonesia.

EUS-RFA yang bisa dilakukan kanker pankreas jenis insulinoma, adenocarcinoma, neuroendocrine tumor dan sebagainya.

Kriteria ideal pasien yang menggunakan EUS-RFA adalah locally advanced cancer (terfokus pada titik tertentu, bukan banyak titik tumor), pasien usia lanjut, pasien memang telah menolak dilakukan tindakan operasi bedah secara konvensional dan pasien sudah tidak layak operasi tetapi masih bisa kemoterapi (opsi dengan terapi kombinasi.

Tindakan EUS-RFA menjadi salah satu cara pengobatan alternative bagi pasien kanker pankreas mengingat prosedur ini tindakan minimal invasive (tanpa bedah) dengan menggunakan jarum untuk mengobati tumor secara lokal.

"Sebelum prosedur RFA dilakukan oleh dokter, pastinya dokter wajib melakukan tes darah, untuk mendeteksi protein CA19-9 serta untuk mengukur kadar hormon insulin, glukagon, dan somatostatin, yang terkait dengan sel kanker pankreas," katanya saat acara yang diprakarsai oleh PT Sometech Indonesia, pemasar alkes EUS-RFA.

Baca juga: Penyakit Kanker Ditanggung BPJS Kesehatan, Simak Pencegahannya Sebelum Terlambat

Intervensi yang dilakukan untuk setiap penderita kanker mungkin berbeda satu dengan yang lainnya karena terdapat beberapa faktor yang menentukan, seperti bagian mana yang terjangkit, luas penyebaran dan stadiumnya, usia pasien, kondisi kesehatan pasien secara umum (menyeluruh), pilihan/preferensi perawatan yang ada.

Dibandingkan dengan operasi konvensional, prosedur RFA ini hanya membutuhkan jarum electrode dengan bekas yang kecil, waktu yang lebih pendek, rasa sakit yang minimal dan minimum efek samping paska tindakan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved