Jumat, 3 Oktober 2025

Potensi Gangguan Mata Pada Penderita Diabetes

Puasa selama Ramadan telah teruji memberikan efek positif pada kesehatan. Namun, untuk penderita diabetes perlu berhati-hati.

Editor: Willem Jonata
Shutterstock
Dari tahun ke tahun, jumlah diabetesi di Indonesia semakin meningkat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alivio

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puasa selama Ramadan telah teruji memberikan efek positif pada kesehatan.

Meski demikian, penderita diabetes perlu lebih berhati-hati ketika menjalankan ibadah puasa agar kondisi penyakitnya tidak memburuk.

Jika tidak, retinopati diabetik menjadi satu diantara komplikasi yang berpotensi menyebabkan kebutaan.

WHO menyebut retinopati diabetik sebagai lima besar penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan yang dapat dicegah/diobati (menyerang 3,9 juta orang di seluruh dunia).

Terkait kondisi tersebut, eye care leader, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggelar JEC Eye Talks, sesi diskusi yang melibatkan dokter ahli JEC dan para media di Indonesia, membahas “Pengaruh Puasa Ramadan pada Kesehatan Mata dan Pengidap Diabetes”.  

Baca juga: 9 Buah yang Baik Dikonsumsi Bagi Penderita Diabetes, Mulai Jeruk hinggga Alpukat

“Secara umum, puasa tidak memberikan pengaruh signifikan pada organ mata manusia. Namun, penderita diabetes perlu tetap waspada terhadap potensi gangguan mata akibat komplikasinya."

Apabila tidak terdeteksi sejak dini, retinopati diabetik bisa menyebabkan pendarahan dan robekan pada retina sehingga menimbulkan gangguan pandangan, seperti berbayang atau munculnya bercak hitam, bahkan sampai kebutaan.

"Karenanya, sangat penting bagi pengidap diabetes untuk tetap mampu menjaga kadar gulanya selama berpuasa, dan melakukan pemeriksaan retina secara berkala. Minimal setahun sekali,tergantung derajat keparahan penyakit,” papar Dr. Martin Hertanto, SpM, Medical Retina, Vitreo-Retina, and Cataract Specialist, JEC Eye Hospitals and Clinics, saat webminar, Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Perempuan Penderita Diabetes Boleh Hamil, Tapi Ada Syaratnya, Simak Penjelasan Dokter

Retinopati diabetik adalah satu di antara penyebab kebutaan terbanyak di kalangan usia produktif.

Penyakit ini terjadi akibat tingginya kadar gula dalam tubuh yang tidak terkontrol secara berkepanjangan, sehingga merusak pembuluh darah pada retina dan jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya.

Penyakit ini terbagi menjadi dua tipe:

1. Nonproliferative diabetic retinopathy (NPDR)

Tahapan awal, terjadi sedikit kebocoran pada pembuluh darah.

2. Proliferative diabetic retinopathy (PDR)

Tahapan lebih lanjut, mulai tumbuh pembuluh darah baru di retina (neovaskularisasi) yang mudah pecah dan mengalami pendarahan. 

Berdasarkan Riskesdas 2018  prevalensi diabetes mencapai 8,5%, atau jauh meningkat dibandingkan temuan sebelumnya Riskesdas 2013 yang masih 6,9%.

Data Kementerian Kesehatan  memaparkan, pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ketujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia dengan estimasi mencapai 10 juta orang.  Bahkan, diabetes (dengan komplikasi) menjadi penyebab kematian .

Untuk itu, penderita diabetes tetap bisa berpuasa dengan aman. Syaratnya, mereka harus terus berkonsultasi dengan dokter ahli agar kondisi penyakitnya terus terpantau.

Pengecekan tersebut untuk memastikan sejauh mana batas pengidap diabetes boleh berpuasa.

Perencanaan berpuasa sangatlah krusial dan bersifat individual - tergantung tingkat diabetes masing-masing penderita. Tidak bisa disamaratakan.

"Dari tahap pemeriksaan itu, dokter bisa merekomendasikan modifikasi porsi asupan, termasuk dosis obat. Selain itu, selama berpuasa, monitoring gula darah harus lebih sering dilakukan,” jelas Dr. Suharko Soebardi, SpPD - KEMD, Internist JEC Eye Hospitals and Clinics.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved