Aman B Pulungan : Stunting Anak Tidak Hanya Sekadar Masalah Nutrisi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa intervensi berupa peningkatan asupan gizi tidak dapat memperbaiki pertumbuhan linear secara bermakna
"Tingginya angka stunting di Indonesia dan perhatian pemerintah serta alokasi dana yang tinggi menunjukkan pentingnya akurasi dalam pengukuran pertumbuhan anak.
Baca juga: KKP dan DPR Ajak Masyarakat Wonogiri Manfaatkan Protein Ikan untuk Cegah Stunting
Berdasarkan berbagai penelitian, dalam mengatasi stunting dan meningkatkan kesehatan anak Indonesia perlu melihat faktor sosial, ekonomi, politik, dan emosional," ujar Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan.
Pencegahan dan deteksi dini sangat penting dalam manajemen gangguan pertumbuhan seperti stunting,sehingga sistem yang sudah berjalan di Indonesia berpotensi untuk ditingkatkan,misalnya penggunaan buku KIA dan pemanfaatan Posyandu.
Dalam mendukung perkembangan digitalisasi dan mempermudah akses layanan kesehatan di daerah rural Indonesia, kehadiran smartphone dapat dimanfaatkan untuk kesehatan anak, misalnya penggunaan aplikasi seperti PrimaKu. Aplikasi pemantauan pertumbuhan anak dapat membantu orangtua dalam upaya deteksi dini jika anaknya mengalami gangguan pertumbuhan," kata Prof Aman.
Deteksi dini stunting dan perawakan pendek sangat penting. Deteksi yang benar memerlukan piranti (kurva pertumbuhan) yang tepat.
Faktor-faktor penyebab stunting sangat kompleks sehingga intervensi dari berbagai pihak perlu dioptimalkan, termasuk kebijakan pemerintah harus dilakukan serentak di segala sektor. Bangsa yang besar adalah bangsa yang melindungi anak-anak di masa pandemi.
Sebagai informasi, Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) aktif bekerja sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) serta Anggota Majelis Dokter Spesialis Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Selain aktif dalam kegiatan nasional, sejak tahun 2018 hingga kini beliau menjabat sebagai President of Asia Pacific Pediatric.
Association (APPA). Pada tahun 2010-2012, beliau menjabat sebagai President of Asia Pacific Pedriatric Endocrinology Society (APPES), di tahun yang sama beliau juga merupakan Project Leader DM type 1 for World Diabetes Foundation di Indonesia serta saat ini menjabat sebagai Elected Executive Director InternationalPediatric Association (IPA) dan juga aktif dalam organisasi internasional lainnya seperti di European Society of Paediatric Endocrinology (ESPE), Honorary member of Royal College of Physicians of Ireland serta International Fellow of American Academy of Pediatric (FAAP).
Ia juga seorang editor di beberapa jurnal internasional seperti Annals of Pediatric Endocrinology and Metabolism, Clinical Pediatric Endocrinology, dan Human Biology and Public Health.
Masih Jadi Persoalan Serius
Stunting masih menjadi masalah yang cukup serius di Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan angka prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi yakni 30%. Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.
Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.
Stunting memiliki dampak otak dan fisik anak sulit berkembang, kognitif, produktivitas dan kesehatan lebih rendah. Tetapi tidak semua anak yang berperawakan lebih pendek mengalami stunting.
Penuntasan stunting pada anak sebagai suatu permasalahan multi-factorial, medis, sosial ekonomi, politik dan emosional.