Penanganan Covid
Ibu Hamil Bukan Kelompok Utama Penerima Vaksin Covid-19, Ini Penjelasannya
Sama dengan jenis vaksin lainnya, vaksin Covid-19 memiliki beberapa efek samping.
TRIBUNNEWS.COM - Covid-19 merupakan virus berbahaya. Jika terinfeksi, seseorang bisa mengalami komplikasi serius. Bahkan membahayakan nyawa.
Selain itu, riset membuktikan ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami berbagai komplikasi serius.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) wanita hamil lebih berpotensi membutuhkan perawatan rumah sakit ketika terinfeksi virus corona.
Risiko mereka untuk mengalami perawatan intensif di ICU dan membutuhkan ventilator juga lebih tinggi.
Peningkatan risiko tersebut terjadi karena adanya perubahan sistem pernapasan dan kekebalan selama kehamilan.
Baca juga: Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Ketahui Reaksi yang Mungkin Terjadi, Termasuk Cara Mengatasinya
Baca juga: Tuai Kecaman dan Kritik, Raffi Ahmad Beri Penjelasan Soal Fotonya Tak Pakai Masker Saat Berkerumun
Sayangnya, di Indonesia wanita hamil bukan termasuk kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19.

Mengapa ibu hamil bukan kelompok utama penerima vaksin covid-19?
Sama dengan jenis vaksin lainnya, vaksin Covid-19 memiliki beberapa efek samping.
Efek samping yang biasa terjadi ketika menerima vaksin, antara lain:
- nyeri, kemerahan, dan bengkak di lokasi suntikan
- kelelahan
- sakit kepala
- nyeri otot dan persendian
- demam
- menggigil.
Akan tetapi, efek samping tersebut merupakan tanda bahwa vaksin sedang bekerja untuk membentuk kekebalan di tubuh kita.
Selain itu, manfaat vaksin sebenarnya lebih tinggi daripada efek sampingnya.
Menurut data CDC, efek samping dapat terjadi setelah menerima salah satu dari dua vaksin Covid 19 yang tersedia, terutama setelah dosis kedua.
Beberapa orang pernah mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin. Hal yang sama juga berpotensi terjadi setelah menerima vaksin Covid-19.