Bahaya, Jangan Abaikan Diabates Gestasional saat Hamil
Jangan anggap sepele, dalam jangka panjang, diabates gestasional bisa meningkatkan risiko ibu mengalami diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari.
Apabila hal tersebut dibiarkan, diabetes gestasional bisa dialami.
Ada beberapa gejala yang mungkin dialami, misalnya mudah haus, sering buang air kecil, dan mudah lelah.

Dari 72 responden survei yang sedang hamil dan mengalami atau berisiko diabetes gestasional, sering buang air kecil merupakan gejala yang paling umum mereka rasakan.
Satu-satunya langkah pengobatan yang bisa ditempuh oleh ibu hamil dengan kondisi diabetes gestasional adalah dengan melakukan terapi insulin.
Hal ini tidak berbeda dengan penyandang diabetes pada umumnya.
Hanya saja, tentu dokter akan melakukan penyesuaian penggunaan insulin dengan kondisi ibu hamil.
Diabetes gestasional tidak bisa dianggap sepele.
Kondisi ini bisa menyebabkan sejumlah permasalahan pada ibu dan tentunya juga pada bayi.
Pada ibu, diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan, seperti prematur, pre-eklampsia dan makrosomia (bayi lahir dengan berat lebih dari 4 kg).
Dalam jangka panjang, diabates gestasional bisa meningkatkan risiko ibu mengalami diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari.
Sementara itu, diabetes gestasional bisa menyebabkan bayi mengalami asfiksia, RDS (Respiratory Distress Syndrome), hingga kematian.
Dalam jangka panjang, anak yang lahir dari ibu dengan kondisi diabetes gestasional juga lebih berisiko mengalami obesitas di masa mendatang.
Karenanya, untuk menghindari kondisi diabetes gestasional dan sejumlah dampaknya, sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan langkah pencegahan.
Bahkan, hal ini sebaiknya dilakukan sejak merencakan kehamilan.
Ketika hamil, skrining juga sangat diperlukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan diabetes gestaional.