Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Dokter dan Peneliti di Dunia Sedang Teliti Apakah Covid-19 Bisa Akibatkan Diabetes

Para dokter dan ilmuan di dunia tengah melakukan penelitian apakah Covid-19 bisa menyebabkan diabetes atau tingginya tingkat gula darah pada pasien

Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com
Ilustrasi virus covid-19 

Penelitian yang lebih intensif diperlukan untuk membuktikan secara definitif, di luar bukti peningkatan kasus, bahwa Covid-19 memicu diabetes dalam skala luas.

"Kami memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban saat ini," kata Dr. Robert Eckel, presiden kedokteran dan sains di American Diabetes Association.

"Kita bisa berhadapan dengan bentuk diabetes yang sama sekali baru," jelasnya.

DIAGNOSIS BENAR-BENAR MENAKUTKAN

Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas, mencegah pengaturan kadar gula darah. Sekitar 1,6 juta orang Amerika memiliki penyakit ini.

Diabetes tipe 2 lebih lazim, menimpa sekitar 30 juta orang Amerika. Pasien-pasien itu masih menghasilkan insulin, tetapi seiring waktu sel-sel mereka menjadi resisten terhadap insulin, memungkinkan gula darah naik.

Kasus diabetes tipe 1 sebelumnya telah dikaitkan dengan infeksi virus lainnya, termasuk influenza dan corona sebelumnya. Diketahui, infeksi dapat membuat tubuh stres dan meningkatkan kadar gula darah. Tetapi ini cenderung terjadi pada orang yang cenderung mengidap penyakit. Hanya beberapa dari mereka yang akhirnya diabetes, dan para ilmuwan masih belum sepenuhnya mengerti alasannya.

Tahun ini, dokter juga melihat beberapa orang tanpa faktor risiko diabetes tipe 2 - seperti menjadi lebih tua atau kelebihan berat badan - mengalami keadaan darurat diabetes setelah terpapar Covid-19.

 Pada diabetes tipe 1, gejala awal dapat mencakup rasa haus ekstrem, kelelahan, sering buang air kecil dan penurunan berat badan. Arthur Simis tidak tahu itu adalah tanda-tanda untuk penyakit ini.

Musim panas ini, ia dan istrinya, Sarah, memperhatikan putra mereka yang berusia 12 tahun, Atticus, tampak kurus dan banyak tidur. Mereka menduga dia stres karena harus terus  di rumah di masa pandemi, atau mengalami lonjakan pertumbuhan.

Pada 9 Juli, ketika gejalanya berlanjut, Arthur Simis membawa putranya ke klinik di dekat rumah mereka di Gardnerville, Nevada.

 Staf medis mendeteksi kadar gula darah tinggi yang berbahaya dan keton dalam urinnya, kedua indikator bahwa Atticus berada dalam ketoacidosis diabetes, atau DKA.

Dokter mengatakan kepada Simis bahwa putranya membutuhkan perawatan rumah sakit segera untuk menghindari koma dari tipe 1 yang baru didiagnosis. Ambulans membawa mereka 50 mil ke rumah sakit terdekat di Reno.

Ayahnya menghabiskan tiga malam tidur di sisinya di ICU anak. Dia menangis tersedu-sedu di telepon kepada istrinya, karena hanya satu orang tua yang diizinkan masuk, protokol kesehatan untuk memutus mata rantai corona.

"Bagaimana dia bisa menderita diabetes?" Simis ingat bertanya pada dokter. "Itu benar-benar menakutkan."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved