Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Penjelasan Dokter Tentang Emboli Paru yang Sempat Diderita Wali Kota Banjarbaru Usai Positif Corona

Almarhum Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani yang wafat pada Senin (10/8/2020) dinihari diketahui sempat mengidap emboli paru. Apakah itu?

KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Jenazah almarhum Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani dishalatkan di depan Taman Makam Bahagia, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (10/8/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Almarhum Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani yang wafat pada Senin (10/8/2020) dinihari diketahui sempat mengidap emboli paru. Apakah itu?

Kabag TU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Idaman Banjarbaru, Firmansyah yang ikut memonitor perkembangan kondisi Almarhum mengatakan, emboli paru yang dialami Almarhum diketahui pada Kamis, (6/8/2020).

"Hingga Minggu pagi, kondisi beliau masih sadarkan diri. Namun, pada Minggu sekitar pukul 10.00 WITA, kondisi beliau mulai turun. Memang sempat membaik, namun drop lagi pada malam hari," katanya, Senin, (10/8/2020).

Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Dr. dr. H Mohammad Rudiansyah, M.Kes., SpPD-KGH, FINASIM, emboli paru disebabkan karena terjadinya trombosis yaitu pembekuan darah.

Baca: Selain Wali Kota, Sejumlah Pejabat di Kota Banjarbaru juga Terinfeksi Corona, Ini Data Kasusnya

Baca: Wali Kota Nadjmi Adhani Meninggal, SKPD di Banjarbaru Hari Ini Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Tangkapan layar video Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani mengumumkan dia dan istrinya tertular Covid-19
Tangkapan layar video Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani mengumumkan dia dan istrinya tertular Covid-19 (tangkapan layar facebook Nadjmi Adhani)

Pembekuan tersebut yang menyebabkan penggumpalan darah dan bisa juga terjadi di saluran pembuluh darah paru.
Akibatnya, asupan darah ke jaringan paru terhambat.

Gejalanya, penderita emboli paru mengalami sesak napas tiba-tiba dan kemampuan bernafas mendadak turun.

"Dengan tidak ada suplai darah dan oksigen yang dibawa melalui darah sehingga terjadi serangan emboli paru. Sesak nafas tiba-tiba, mendadak turun," kata Rudiansyah kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (10/8/2020).

Dijelaskan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kalsel ini emboli paru memang diketahui menjadi salah satu penyebab kematian yang cepat dan angka kematian pasien yang penderitanya tinggi.

Pasalnya perubahan kondisi kesehatan bisa sangat cepat.

Baca: Wali Kota Banjarbaru Berjuang Lawan Covid-19, Minta Alat ke Menkes, Diisolasi Hingga Meninggal

Baca: Meninggal karena Covid-19, Saat Disalatkan Jenazah Wali Kota Banjarbaru Ditempatkan di Mobil

Petugas mengusung peti jenazah almarhum Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani menuju Taman Makam Bahagia, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (10/8/2020).
Petugas mengusung peti jenazah almarhum Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani menuju Taman Makam Bahagia, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (10/8/2020). (KOMPAS/JUMARTO YULIANUS)

"Emboli paru termasuk kegawatan, pencegahan dilakukan tapi tidak ada jaminan semua pasien bisa terlepas dari gejala itu," kata Rudiansyah.

Emboli paru menurut Rudiansyah juga merupakan salah satu penyakit komplikasi yang banyak muncul pada penderita covid-19 di samping serangan jantung atau pneumonia.

Kondisi emboli pembekuan darah yang menyebabkan penggumpalan darah menurutnya bisa juga disebabkan hal lain misalnya terjadi setelah tindakan operasi, setelah melahirkan atau pada pasien dengan riwayat kolesterol.

"Ada yang bisa cepat atau lambat terjadinya, kalau karena covid-19 ini termasuk cepat terjadinya dan risiko kematiannya tinggi," paparnya.

Hj Ririen Kartika Rini Nadjmi Adhani, isteri almarhum H Nadjmi Adjani, saat di pemakaman Taman Bahagia, Jalan A Yani Km 24, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ), Senin (10/8/2020).
Hj Ririen Kartika Rini Nadjmi Adhani, isteri almarhum H Nadjmi Adjani, saat di pemakaman Taman Bahagia, Jalan A Yani Km 24, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ), Senin (10/8/2020). (istimewa/HUMAS PEMKO BANJARBARU)

Tangis Pilu Sang Istri Dari Kursi Roda

Proses pemakaman almarhum Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani di Taman Makam Bahagia, Banjarbaru, Senin, (10/8/2020) dengan menggunakan protokol Covid-19, berlangsung haru.

Tampak Hj Ririen Kartika Rini, istri Nadjmi Adhani tidak bisa menyembunyikan sedihnya ditinggal sang suami. Ia meneteskan air mata di makam sang suami.

Sesekali dia memegang maskernya berwarna putih di dalam faceshield yang dikenakannya. Terlihat ia mengusap air mata.

Terlihat Ririen sangat kehilangan sosok yang selalu mendampinginya.

Mengenakan busana hitam dan kerudung merah, Ririen Nadjmi Adhani mengangkat tangan ketika doa disampaikan oleh Sekda Banjarbaru Said Abdullah untuk Almarhum Nadjmi Adhani.

Ririen Kartika Rini Nadjmi Adhani menggunakan kursi roda ke pemakaman dipandu oleh petugas pemakaman yang lengkap menggunakan alat pelindung diri (APD).

Sebelum meninggal, Nadjmi Adhani sempat menyampaikan kepada publik bahwa ia dan istrinya, Ririen Kartika Rini terkonfirmasi positif Covid-19 melalui video berdurasi dua menit lebih dua detik yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Senin (27/7/2020) siang.

”Hari ini ulun (saya) beserta ibu berdasarkan hasil swab (tes usap) terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk itu, ulun meminta doa untuk kesembuhan kami agar diberi kekuatan, kemudahan dalam berobat, dan juga bisa melewati ini dengan baik,” katanya.

Wali Kota Banjarbaru dan istrinya dirawat di RSUD Ulin sejak Senin (27/7/2020).

Keduanya dirujuk ke rumah sakit terbesar di Kalsel tersebut untuk penanganan yang lebih baik.

Keduanya sempat dirawat di RSUD Idaman, Banjarbaru dan masuk rumah sakit tersebut pada Minggu (26/7/2020).

Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani, saat mengikuti Webinar Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19 dan meminta kepala sekolah di bawah kewenangan Disdik Kota Banjarbaru supaya memberi edukasi kepada siswa tentang protokol kesehatan, Senin (20/7/2020).
Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani, saat mengikuti Webinar Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19 dan meminta kepala sekolah di bawah kewenangan Disdik Kota Banjarbaru supaya memberi edukasi kepada siswa tentang protokol kesehatan, Senin (20/7/2020). (istimewa/by Banjarmain Post/HUMAS PEMKO BANJARBARU)

Imbau Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Masih dalam suasana duka karena Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani meninggal usai dirawat karena positif covid-19, Pemko setempat membuat kebijakan pengibaran setengah tiang.

Pengibaran setengah tiang ini demi penghormatan pafa sosok Nadjmi Adhani yang meninggal dunia, di RS Ulin Banjarmasin, Senin (10/8/2020) pukul 02.30 wita.

Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru memberikan surat edaran kepada masing-masing satuan kerja perangkat Daerah (SKPD) untuk mengibarkan bendera setengah tiang.

Surat Edaran ini ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan, pada Selasa (11/8/2020) besok.

"Selanjutnya, kepada pimpinan SKPD untuk memyampaikan kepada jajaran dibawahnya untuk mengibarkan bendera setengah tiang," demikian kutipan isi surat diakhir kalimat itu.

Diketahui, Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani tutup usia di RSUD Ulin Banjarmasin, Senin (10/8/2020).

Nadjmi Adhani ditengara meninggal di RSUD Ulin Banjarbaru pukul 02.30 wita dengan status positif Covid-19.

Kala Pandemi Corona, Wali Kota Nadjmi Adhani telah berjuang gigih melawan Covid-19 di Kalsel.

Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani dan istri Hj Ririen Kartika Rini.
Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani dan istri Hj Ririen Kartika Rini. (istimewa/facebook)

Perjalanan Karir Nadjmi Adhani
Dikutip wikipedia, Drs. H. Nadjmi Adhani, M.Si adalah wali kota Banjarbaru yang menjabat pada periode 2016 hingga 2021.

Ia menggantikan wali kota sebelumnya, Ruzaidin Noor, dan penjabat wali kota Martinus, setelah terpilih dalam Pilkada Banjarbaru 2015, berpasangan dengan wakil wali kota Darmawan Jaya Setiawan.

Nadjmi lahir pada 27 September 1969 (usia 50 tahun).

Sebelumnya, Nadjmi Adhan birokrat sejati.

Mengutip data diri di Facebook, Nadjmi Lulus Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Banjarbaru 1991 silam, Nadjmi lalu melanjutkan menjadi PNS di Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Nadjmi juga tercatat pernah menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP) pada 996 juga mengambil Jurusan Keuangan Daerah di MEP UGM Yogyakarta 2002.

Dengan kepiawaiannya dalam disiplin ilmu pemerintahan, Nadji Adhani menempatu berbagai posisi pemimpin di Kota Idaman Banjarbaru. Hingga 2016 silam menjajal pertarungan kursi Banjarbaru 1 melalui Pilkada.

(banjarmasinpost.co.id/lis/rian/kompas/)

(banjarmasinpost.co.id /noorholis huda/Achmad Maudhody))

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani Meninggal, Banjarbaru Hari Ini Pasang Bendera Setengah Tiang, 
dan dengan judul Almarhum Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani Disebut Mengidap Emboli Paru, ini Kata Ketua IDI Kalsel,

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved