Sabtu, 4 Oktober 2025

Konsumsi Suplemen Bisa Cegah Risiko Stunting

Dr. dr. Ina menuturkan, stunting bisa dicegah mulai dari konsepsi, yakni pertemuan antara sel telur dan sel sperma

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
istimewa
Prof. Dr. Syamsudin, M. Biomed. Guru Besar Tetap Farmokologi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (paling kiri) 

Dalam kesempatan tersebut, Edward secara simbolis menyerahkan bantuan suplemen Onoiwa dan Onoake kepada Kemenkes.

“Kedua produk ini bisa digunakan di Dinkes - Dinkes lini terbawah seperti Puskesmas,” ujar salah satu Pengurus DPP GP Jamu ini.

Prof. Dr. Syamsudin, M. Biomed. Guru Besar Tetap Farmokologi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila mengatakan, masalah stunting yang menghambat tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan penggunaan obat atau ramuan tradisional.

”Ada ramuan yang dapat mengatasi stunting, salah satunya ekstrak ikan Gabus (Channa striata) karena memiliki Albumin cukup tinggi, sehingga dapat memenuhi masalah kecukupan gizi,” tutur Prof. Syamsudin.

Lebih jauh Prof. Dr. Syamsudin mengatakan, ramuan lain yang bisa mengatasi stunting yakni ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrizha ) yang mengandung curcuminoid untuk merangsang nafsu makan, sehingga sangat baik diberikan kepada balita.

“Ekstrak daun Kelor (Moringa oleifera) sudah cukup banyak penelitiannya, ekstrak ini mengandung nutrisi dan mineral untuk pemenuhan gizi. Moringa Oleifera juga mengandung asam amino yang dibutuhkan untuk pembentukan sel syaraf. Kombinasi antara Channa striata dengan ekstrak Curcuma xanthorrizha dan Moringa oleifera sangat baik digunakan untuk mencegah stunting,” ungkap Prof. Syamsudin.

Dr. dr. Ina Rosalina, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan mengakui angka stunting di Indonesia masih tinggi, karena itu saat ini pemerintah sedang gencar mencegah stunting lebih lanjut.

Salah satu penyebab stunting tinggi di Indonesia karena masyarakat banyak yang belum paham bagaimana mencegahnya.

Dr. dr. Ina menuturkan, stunting bisa dicegah mulai dari konsepsi, yakni pertemuan antara sel telur dan sel sperma.

“Karena ibu-ibu di daerah sering mengalamai mual, muntah-muntah atau tidak mau makan saat hamil muda, menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik. Untuk mengatasinya harus ada obat yang dikonsumsi, dan obat tradisional bisa dikonsumsi sebagai komplimen,” jelasnya.

Lebih jauh Dr. dr. Ina menjelaskan, ada beberapa cara untuk mengatasi stunting, antara lain dengan cara konvensional, memperbaiki kesehatan masyarakat misalnya melalui program “Isi Piringku”, dan cara tradisional.

“Cara tradisional dengan menggunakan ramuan yang berasal dari alam dan pemijatan atau urut. Ramuan yang jelas meningkatkan nafsu makan adalah daun Kelor, Temulawak, karena memiliki zat aktif tertentu yang merangsang tubuh, ditambah ikan Gabus yang mengandung protein yang menyehatkan," ujarnya.

"Tapi ramuan-ramuan tersebut bukan untuk mengobati stunting, tetapi membantu mencegah terjadinya stunting, karena ramuan tersebut merangsang orang untuk nafsu makan,” jelas Dr. dr. Ina.

Dr. dr. Ina menambahkan, Kemenkes mendukung hadirnya produk suplemen untuk mencegah stunting yang dibuat dari bahan-bahan alami dan diproduksi oleh perusahaan Indonesia.

“Para dokter bisa meresepkan suplemensuplemen tersebut untuk mencegah stunting pada anak-anak,” tuturnya.

Dia menegaskan, stunting bukan diderita oleh orang dewasa, tapi balita berusia 0 – 2 tahun.

Mengenai penyaluran donasi dari Nucleus Farma, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat, karena mereka yang paling tahu puskesmas mana di wilayahnya yang banyak menangani stunting.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved