Virus Corona
Pasien Covid-19 Sebagian di Antaranya Alami Gangguan Saraf, Apa Kata Ahli?
Selain cara penularan dan pengobatan, kini para ilmuwan meneliti dampak kerusakan virus corona (Covid-19) pada tubuh.
Beberapa pasien dirawat karena adanya perubahan kondisi mental dan pada akhirnya dinyatakan positif Covid-19 meskipun tidak memiliki gejala klasik seperti demam atau batuk.
Empat pasien lansia yang datang ke Rumah Sakit Danbury di Connecticut dengan ensefalopati juga akhirnya dinyatakan positif Covid-19, meskipun mereka tidak memiliki gejala lain.
Pasien yang menderita ensefalopati dan gejala bingung atau tidak koheren cenderung mengalami kejang, dan harus menerima pengobatan sesegera mungkin.
Namun, menurut ahli saraf di N.Y.U. Langone Health, Dr. Jennifer Frontera, kejang dapat bermanifestasi dengan cara yang lebih halus, tidak selalu ditunjukkan dengan perilaku yang dramatis seperti digambarkan dalam film atau acara televisi.
"Kejang tidak selalu membuat orang jatuh dan bergetar di tanah," kata Frontera.
"Beberapa penderita bisa saja seperti membelok, tidak memperhatikan, membuat gerakan yang tidak bertujuan berulang, atau hanya mengalami perubahan status mental ketika tidak sendirian."
Tetapi bahkan jika kejang tidak teramati, orang yang sakit harus waspada terhadap potensi gejala mental.
Frontera mengatakan, ketika merasa demam dan sakit kita memang merasa tubuh kita tidak nyaman, namun kita harus tetap bisa berinteraksi secara normal.
"Kita harus tetap dalam keadaan bisa menjawab rangkaian pertanyaan dan berkomunikasi secara normal," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sebagian Pasien Covid-19 Juga Mengalami Gangguan Saraf