Senin, 29 September 2025

Sebuah Studi Sebut Musik Metal Menenangkan Pendengarnya

Musik metal memiliki alunan nada paling keras: dentuman bertubi-tubi, suara gitar memekakkan telinga, dan vokalis yang suaranya melengking.

Editor: Willem Jonata
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Band metal raksasa asal Kota Bandung, Burgerkill membawakan salah satu lagu dalam konsernya yang bertajuk Killchestra di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu (15/4/2018) malam. Konser yang digagas DCDC dan Hellshow itu merupakan pertunjukkan istimewa yang memadukan musik metal ala Burgerkill dengan orkestra. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Dalam sebuah studi, 39 partisipan berusia 18-34 tahun mendengarkan musik ekstrem sebelum berkumpul dalam sesi “curhat” mengenai amarah mereka tentang hubungan, pekerjaan, masalah keluarga, sampai isu finansial.

Kemudian, mereka dibagi menjadi dua grup. Grup pertama mendengarkan musik kesukaan partisipan selama 10 menit.

Sementara itu, grup lainnya tidak mendengar musik sama sekali. Studi menunjukkan, musik metal sama sekali tidak membuat partisipan di grup pertama bertambah marah.

Musik metal justru membuat mereka merasa lebih baik dan membantu memproses emosi dengan cara yang sehat.

Pilihan musik berdasarkan kondisi perasaan Jika Anda sedang merasa senang, kemungkinan besar, lagu yang didengar tidak bertemakan kesedihan.

Hal sama juga terjadi pada orang-orang yang sedang marah. Mereka akan mencari lagu seperti musik metal, untuk menggambarkan perasaan dengan lirik dan musik berisik.

Musik bisa membantu mengidentifikasi dan mencocokkan perasaan. Dengan kata lain, ada elemen terapeutik di dalamnya, yang bisa membantu kita mengatur emosi.

Jadi, musik bisa membuat Anda merasa tidak sendirian, dan masih ada orang yang mengerti perasaan yang sedang muncul.

Secara mental, mungkin dampak baik musik metal sudah dipahami. Namun, terdapat satu dampak buruk dari musik metal yang bisa mencederai tubuh, yakni gerakan “head bang”.

Gerakan head bang dilakukan oleh musisi dan penggemar musik metal di saat lagu sedang dilantunkan.

Head bang dilakukan dengan menggerakkan kepala ke bawah dan atas atau berputar, mengikuti tempo musik metal yang sedang dimainkan.

Jika temponya bertambah kencang, maka gerakannya juga akan mengikuti. Menurut penelitian, gerakan head bang dapat meningkatkan risiko cedera leher jika dilakukan dengan kecepatan 130 kali per menit.

Setelah mengidentifikasi 11 lagu yang cenderung membuat pendengarnya head bang, peneliti berkesimpulan, head bang dengan kecepatan 146 kali per menit bisa membuat pelakunya sakit kepala dan pusing terutama jika gerakan kepala dan leher lebih dari 75 derajat.

Untuk mencegah hal ini, peneliti menegaskan untuk tidak melakukan head bang terlalu cepat. Musisi juga dipaksa untuk memberikan label “peringatan head bang” di depan sampul album fisik mereka.

Jika dilakukan di atas kecepatan rata-rata, kebiasaan head bang malah bisa menimbulkan penyakit lebih parah, seperti stroke sampai cedera otak traumatis.

Setelah mengetahui dampak baik dan buruk musik metal, apakah Anda tertarik untuk mendengarkan musik dari band-band yang mengusung genre tersebut?

Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Musik Metal dan Dampaknya Bagi Kesehatan, Baik atau Buruk?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan