Rabu, 1 Oktober 2025

Sepanjang Januari, 18 Orang Meninggal Akibat Serangan DBD di Jawa Barat

"Kenapa terjadi peningkatan berkaitan dengan populasi nyamuk. Pada umumnya di kita daerah endemik, virusnya sudah ada di tubuh manusia."

Editor: Choirul Arifin
Tribun Kaltim/Geafry Necolsen
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Berau terus meningkat. Anak-anak yang paling rentan terhadap penyakit DBD ini. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Serangan penyakit demam berdarah dengue ( DBD) terus meluas di Indonesia. Di Jawa Barat, sebanyak 18 orang meninggal selama bulan januari 2019 saja.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) Uus Sukmara mengatakan, jumlah korban meninggal akibat demam berdarah dengue ( DBD) di Jabar hingga 31 Januari 2019 berjumlah 18 orang dari total 2.461 kasus DBD.

Jumlah tersebut meningkat dari data pada 28 Januari berjumlah 14 korban meninggal. Uus mengatakan, salah satu penyebab tingginya korban DBD di Jabar disebabkan peningkatan populasi nyamuk di daerah endemik.

"Kenapa terjadi peningkatan berkaitan dengan populasi nyamuk. Pada umumnya di kita daerah endemik, virusnya sudah ada di tubuh manusia. Pada saat gigitan nyamuk meningkat itu sudah siap menularkan virus dengue," ujar Uus dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jabar, Jumat (8/2/2019).

Baca: ICW: Lima Sektor Ini Paling Banyak Dikorupsi dari Penyaluran Dana Desa Sepanjang 2018

Dari data Dinkes Jabar, daerah dengan kasus tertinggi berada di Kota Depok berjumlah 319 kasus, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224 kasus, dan Kota Cimahi sebanyak 200 kasus.

Baca: Adi Saputra, Pemuda yang Mengamuk di Serpong Dijerat Pasal Penadahan

Uus mengatakan, mengantisipasi peningkatan kasus DBD, Dinkes Jabar telah menyebarkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan di seluruh kabupaten dan kota se-Jabar untuk meningkatkan kesiapsiagaan adanya potensi peningkatan kasus DBD.

Baca: Tarif Tiket Mahal, Terminal Keberangkatan 1B Bandara Soekarno Hatta Terlihat Sepi Penumpang

Uus juga berharap agar pemerintah daerah meningkatkan pengawasan kasus dan faktor risiko terhadap kejadian DBD dengan cara pemantauan jentik berkala. ”Meningkatkan upaya pergerakan masyarakat melalui upaya sosialisasi dan edukasi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan menguras, menutup dan memantaatkan kembali barang bekas.

Baca: Banyak Pesawat Lion Air Menganggur di Bandara Soekarno-Hatta Gara-gara Sepi Penumpang

Plus mencegah gigitan nyamuk (3M plus). dengan cara mengimplementasikan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)," ujar Uus.

Laporan: Dendi Ramdhani

Artikel ini tayang sebelumnya di Kompas.com dengan judul: 18 Orang Meninggal Karena DBD di Jabar

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved