Minggu, 5 Oktober 2025

Hati-hati, Faktor Genetik dan Angkat Beban Berat Bisa Sebabkan Munculnya Scoliosis

Maka disarankan agar pemeriksaan dilakukan sejak usia dini untuk mencegah munculnya penyakit yang banyak menyerang kaum wanita itu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM/FITRI WULANDARI
Cynthia Maharani (pertama dari kanan), penderita scoliosis hadir dalam Seminar media bertajuk Terapi Non-Operasi: Harapan Baru Bagi Pasien Scoliosis-Memilih Brace yang Tepat dan Efektif, yang digelar di restoran kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya penyakit kelainan tulang belakang (scoliosis) bisa disebabkan sejumlah faktor, termasuk diantaranya faktor genetik dan kebiasaan mengangkat beban berat.

Dalam seminar yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018), Konsultan Ahli dari Klinik Scoliosis Care Dr. dr. Ninis Sri Prasetyowati, Sp. KFR, menyebutkan beberapa faktor yang menjadi pemicu munculnya penyakit tersebut.

Mulai dari faktor genetik hingga kebiasaan buruk membawa barang berat yang bertumpu dan memberikan beban tidak seharusnya pada tulang belakang.

"Scoliosis dapat terjadi karena faktor genetik, kelainan kongenital atau bawaan dari lahir, kelainan pembentukan tulang atau kelainan neurologis, dan habitual atau kebiasaan dalam membawa barang berat," ujar Ninis.

Ia menyarankan agar pemeriksaan dilakukan sejak usia dini untuk mencegah munculnya penyakit yang banyak menyerang kaum wanita itu.

"Deteksi scoliosis secara akurat dan dini penting untuk dilakukan," jelas Ninis.

Pendekteksian terhadap gejala itu dilakukan terhadap sejumlah organ tubuh, yakni tulang bahu, pinggan dan pinggul.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada tonjolan pada bagian-bagian itu.

"Dengan cara mengecek dari belakang apakah ada tonjolan pada tulang bahu, pinggang dan pinggul yang memiliki kurva tidak seharusnya," kata Ninis.

Perlu diketahui, scoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh berupa lengkungan tulang belakang.

Penyakit tersebut bisa dialami orang dewasa, bahkan anak-anak.

Untuk kasus pada anak-anak, scoliosis dapat berubah menjadi kondisi yang serius seiring pertumbuhannya.

Kelainan tulang belakang ini juga bisa terjadi pada orang dewasa yang tidak memiliki sejarah scoliosis, hal itu karena degenerasi pada tulang belakang serta bertambah tuanya usia.

Jika scoliosis terdeteksi lebih awal, maka pasien dapat menghindari gejala-gejala yang lebih parah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved