Minggu, 5 Oktober 2025

Stunting dan Gizi Buruk Tantangan Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Pemerintah menetapkan 100 kabupaten prioritas yang akan ditangani di tahap awal, dan kemudian dilanjutkan 200 kabupaten lainnya.

Editor: Eko Sutriyanto
Humas Polda Papua
Satgas Terpadu Kemanusian mengevakuasi 14 orang penderita gizi buruk dan campak ke RSUD Agats dari Distrik Atsj Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (19/1/2018). 

Baca: Mengatasi Problem Anak Bertubuh Pendek

Memang pada iklan terdapat banyak makanan lainnya, namun tetap ada bagian yang membangun persepsi masyarakat bahwa produk ini adalah susu untuk diminum sehari-hari.

"Dan kita tahu, masyarakat Indonesia kecenderungannya lebih percaya kepada iklan. Jika
tidak diluruskan, ada semacam pembohongan melalui iklan,” jelas Siti Masrifah.

Prof. Dr. Dodik Briawan MCN, pengajar dan peneliti Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB menyampaikan intervensi gizi perlu dilakukan dalam bentuk edukasi secara berkesinambungan kepada masyarakat, terutama orang tua.

“Orangtua harus paham betul kebutuhan nutrisi anak, makanan yang baik dan tidak baik, tidak terpengaruh gaya hidup yang serba instan serta iklan-iklan produk makanan anak yang kadang menjanjikan hal yang berlebihan,” kata Dodik Briawan.

Berdasarkan catatan Bappenas, permasalahan gizi buruk meyebar di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan. Artinya, permasalahan stunting dan gizi buruk tidak hanya dialami masyarakat ekonomi lemah namun juga masyarakat menengah ke atas.

Penyebabnya adalah pemahaman masyarakat yang salah terkait kebutuhan nutrisi anak.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved