Sabtu, 4 Oktober 2025

Kampung KB Sejahterakan Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia

Guna melaksanakan hal tersebut, BKKBN juga didukung oleh lembaga negara lainnya serta BUMN.

IST
Kampung KB Desa Riam Tapang dekat dengan perbatasan Malaysia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Luasnya wilayah Indonesia menyebabkan banyak wilayah yang sulit dijangkau tidak hanya dari ibukota negara, melainkan juga dari ibukota provinsi, bahkan ibukota kabupaten/kota.

Seperti Desa Riam Tapang di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Daerah ini merupakan wilayah yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur.

Desa yang dihuni oleh 769 jiwa, dengan jumlah laki-laki 389 jiwa dan perempuan 380 jiwa berjarak sangat jauh,dari Pontianak (ibukota Kalimantan Barat), yakni 572 km.

Bahkan dari ibukota kabupaten saja menuju Riam Tapang saja harus menempuh perjalanan selama 6 jam dengan melalui jalur darat dan air.

Sulitnya akses menyebabkan desa ini menjadi tertinggal dan terisolasi.

Kondisi seperti inilah yang menyebabkan Desa Riam Tapang memenuhi kriteria untuk dicanangkan sebagai kampung KB.

Kondisi pun kini sudah berubah. Sejak berjalannya program kampung KB, masyarakat di sana dapat menikmati akses layanan kesehatan, edukasi dan juga dukungan infrastruktur publik yang semakin baik.

“Perubahan yang dapat kami rasakan setelah ada kampung KB terutama di segi infrastruktur, Beberapa jalan telah dibuka dan dibuat untuk membuka akses menuju daerah kami karena awalnya daerah kami cukup terisolasi. Hal tersebut dapat membantu untuk perkembangan daerah kami,” ujar Petrus Melaban, Kepala Desa Riam Tapang, Kamis(14/12/2017).

Selain itu kawasan yang awalnya kumuh, kini menjadi bersih karena melalui berbagai bantuan serta kesadaran masyarakat.

Kini, sudah tidak ada lagi hewan liar yang berkeliaran di kampung.

"Melalui terbukanya akses jalan darat tersebut sudah bisa dilalui mobil truk yang dapat membawa hasil pencaharian kami di hutan dan hewan yang kami ternak untuk dijual,” ujar Petrus.

Petrus juga menjelaskan program kampung KB terlebih memberikan perhatian kepada aspek kesehatan seperti kebersihan lingkungan pasangan di usia subur.

Sepanjang pelaksanaan program kampung KB menunjukkan terdapat peningkatan kesadaran penggunaan alat kontrasepsi

“Seperti kesadaran masyarakat dalam melakukan KB, di desa ini memiliki Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 170 orang yang menggunakan pil 46 orang, yang melakukan suntik 66 orang dan yang beralih ke implan 24 orang, sementara 34 orang lainnya menggunakan alat kontrasepsi lain,” jelas Petrus.

"Kesadaran sudah muncul jadi karena masyarakat tidak perlu lagi dipaksa untuk melakukan hal tersebut, tetapi mereka sendiri datang ke balai kesehatan untuk melakukan metode Keluarga Berencana,”tambahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved