Tangani Bedah Tumor Otak dengan Metode Keyhole Melalui Alis Mata
Pasien dapat keuntungan yakni luka sayatan kecil sehingga proses penyembuhannya sangat cepat, risiko infeksi kecil, perdarahan minimal
Operasi semacam ini, tidak bisa dilakukan dengan mata telanjang tetapi menggunakan mikroskop khusus, sehingga bisa melihat secara jelas sampai titik objek terdalam.
Untuk mengambil gumpalan tumor itu, tidak bisa diangkat secara langsung tetapi harus diambil sedikit demi sedikit dan tidak boleh menyentuh bagian yang lain.
"Proses operasinya memakan waktu rata-rata 5-6 jam dan dokter bedah sebagai operatornya harus memiliki keterampilan yang mumpun," katanya.
dr. M. Sofyanto, SpBS, ketua tim medis CBSC Indonesia, mode operasi Minimal Invasive mempunyai keberhasilan yang sangat memuaskan dan mengurangi dampak komplikasi operasi, sehingga pasien bisa segera pulih pasca operasi.
Baca: Banyak Dikritik Pedas, Walikota Surabaya Risma Tanggapi Senyum Saja
Selain itu, operasi ini juga bersih dan minim darah. Bahkan dalam beberapa operasi bedah syaraf tertentu, CBSC Indonesia menyediakan fasilitas dimana keluarga pasien dapat menyaksikan langsung jalannya operasi melalui monitor yang tersambung langsung dengan ruang operasi dan berinteraksi langsung dengan tim dokter yang ada di dalam kamar operasi.
Ny Amelia Genial (50 tahun), mantan penderita tumor di kepala ini menceritakan kisahnya lolos dari kebutaan akibat tumor otak dengan cara Operasi lewat Alis Mata yang ditangani oleh dr. Agus C. Anab, SpBS.
Wanita asal Sampit yang saat ini tinggal di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, layak berbahagia. Karena dia berhasil lolos dari kebutaan akibat tumor yang tumbuh di dasar tengkoraknya.
Gejala sakit ini sudah dirasakan sejak lama, sekitar empat atau lima tahun silam. Ia mulai merasakan pandangan mata sebelah kirinya tidak enak. Seperti ada yang mengganjal di kelopak matanya.
Saat melihat, ia merasakan pandangannya tertutup bayang-bayang melintang dari kiri sisi kiri ke kanan.
“Tidak terasa sakit sih, tapi tidak nyaman saja rasanya,” imbuhnya.
Baca: Ini Modus Bandar Ganja 355 Kilogram Kelabui Polisi Gunakan Truk Tronton
Karena tidak merasa terganggu berlebihan ia abaikan saja. Ia beranggapan bahwa gejala ini bukan ancaman serius.
Ternyata gangguan itu makin lama makin parah, sehingga dia mencoba datang ke salah seorang dokter spesialis mata di Surabaya yang menyarankan agar dilakukan MRI.
Dari hasil MRI itulah akhirnya diketahui bahwa di pangkal saraf mata yang ada di pangkal tengkorak tumbuh tumor cukup besar.