Gara-gara Penyakit Mematikan Ini, Tammy Kehilangan Wajahnya
Selain bisa mengakibatkan kematian, infeksi ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami kecacatan. Seperti yang dialami wanita ini.
Butuh waktu lebih dari dua bulan sebelum ia menyadari bahwa nekrosis (kematian jaringan) telah terjadi dan jaringan yang mati tidak bisa bergenerasi lagi.
Selama di rumah sakit dia berada dalam pengawasan Peter Dziewulski, konsultan plastik dan ahli bedah rekonstruksi di Rumah Sakit Broomfield Chemsford.
Dokter melakukan operasi "penutup lokal" di bagian pipinya yang direposisi untuk menutupi rahang atas yang terbuka.
Tammy juga melakukan cangkok kulit pada kaki dan lengannya.
Operasi lebih lanjut, termasuk satu yang dilakukan untuk membentuk kembali hidungnya akan dilanjutkan.
Luasnya kerusakan - jaringannya telah rusak hingga ke tulang di beberapa tempat - mengartikan bahwa Tammy harus belajar berjalan kembali dan hanya memiliki mobilitas yang terbatas.
"Itu lebih mengganggu saya lebih dari apa yang terjadi pada muka saya," katanya. Sebelumnya ia adalah wanita yang hobi menari dan tergolong kreatif.
"Wajah saya merupakan hal estetika. Saya bisa bernapas dan makan. Saya sering lupa bagaimana penampilan saya, tapi ketika orang lain menatap wajah saya, itu membuat saya mengingat apa yang sudah terjadi," katanya.
Serial TV
Saat ini kisah hidup Tammy akan ditayangkan dalam salah satu film seri dokumenter kontroversial di Inggris.
Film seri "The Undeteables" itu bercerita tentang orang-orang cacat dalam upayanya mencari cinta.
Selain Tammy, film itu juga menampilkan penderita Asperger dan seorang pria muda dengan Tourette.
Serial itu telah mendapat banyak kritik dari beberapa dokter yang menuduh produser film memanfaatkan kecacatan mereka untuk hiburan.
Tetapi acara ini memiliki rating yang bagus dengan jumlah penonton berkisar 2,3 juta.
Tammy sendiri bertekad untuk tidak mau sendiri selamanya.
"Saya ingin bertemu pria yang mencintai saya karena saya masih orang yang sama, bahkan jika saya mendapatkan 50 kali operasi wajah," katanya.
Tammy juga menyadari bahwa dia sebelumnya tidak pernah kesulitan untuk mendapat perhatian laki-laki.
Namun beberapa pria kini tidak dapat melihatnya “di luar” bekas lukanya. (Gibran Linggau)