Saat Anak Terserang Radang Paru-paru, Ini Gejalanya
Dokter mengatakan anak ini menderita radang paru-paru atau dalam dunia medis dikenal pneumonia.
TRIBUNNEWS.COM - SEORANG anak laki-laki berusia 2,5 tahun, berat badan 12 kilogram, mengalami batuk, pilek, disertai panas badan. Beberapa waktu kemudian anak tampak sesak napas dengan usaha napas berlebihan atau orang sering bilang ngos-ngosan.
Lalu dalam pemeriksaan selanjutnya dokter mengatakan anak ini menderita radang paru-paru atau dalam dunia medis dikenal pneumonia.
Dokter Ruang Rawat Intensif Anak Rumah Sakit (RS) Dr Oen Surakarta, dr Antonius Budi Santoso mengatakan, kasus diatas sering dialami oleh sebagian orangtua dan langsung membawanya ke rumah sakit. Antonius menambahkan, manusia normal memiliki sistem pernapasan yang normal pula.
“Sistem pernapasan ini dimulai dari rongga hidung, tenggorok, dan pada akhirnya bercabang menjadi cabang utama kanan dan kiri yang masing-masing akan terbagi-bagi lagi menjadi serabut-serabut kecil yang berakhir pada jaringan kantung tipis, yang disebut alveoli, sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam proses pernapasan, “ jelasnya seperti dikutip Tribunnews.com dari Joglosemar.
Dikatakannya, bila terserang oleh virus atau bakteri dan sistem pertahanan tubuh gagal bertahan, maka virus dan bakteri akan terus masuk ke saluran yang lebih dalam. Dan pada akhirnya menyebabkan peradangan di saluran napas bawah, yaitu di tingkat alveoli.
“Jaringan paru-paru yang terkena infeksi akan menjadi sembab dan basah oleh cairan radang. Oleh karena itu, orang awam juga menyebut penyakit paru basah karena infeksi, “ terang Antonius.
Dikatakannya, peradangan akibat infeksi ini menyebabkan oksigen tidak dapat diserap dengan baik oleh pembuluh darah halus paru-paru. Padahal pada kondisi infeksi, tubuh memerlukan oksigen lebih tinggi daripada biasanya akibat metabolisme tubuh yang juga meningkat.
“Pada akhirnya seorang anak akan menunjukkan gejala sesak napas, seperti usaha napas berlebih, jumlah napas meningkat atau terengah-engah, saat bernapas tampak sela tulang iga di dada lebih jelas juga hidung kembang kempis, bahkan bisa saja tampak kebiruan di bibir dan kuku anak,” ucapnya.
Bila kondisi ini tidak segera diatasi, anak dapat saja mengalami kekurangan oksigen dalam darahnya sehingga mengganggu fungsi organ-organ vital. Anak dapat saja tampak mengantuk, gelisah, bahkan tidak sadar.
Pada tahap ini bahaya dapat terjadi karena anak dapat mengalami gangguan fungsi organ vital bahkan dapat mengalami gagal napas sehingga berujung pada kematian. (Dwi Hastuti/Joglosemar)