Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bajak 42 Kapal Global Sumud Flotilla, Termasuk yang Ditumpangi Greta Thunberg

Israel bajak kapal bantuan GSF menuju Gaza. Misi damai dicegat, komunikasi diblokir, dan relawan ditahan karena dianggap langgar blokade maritim

Tangkap layar Instagram @gretathunberg
KAPAL BANTUAN GRETA - Israel bajak kapal bantuan GSF menuju Gaza yang ditumpangi 400 aktivis pro-Palestina termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg. Misi damai dicegat, komunikasi diblokir, dan relawan ditahan karena dianggap langgar blokade maritim. 

38. Sirius

39. Spectre

40. Vangleis Pissias-Asser et Ayssel

41. Wahoo

42. Yulara

GSF Sebut Tindakan Israel

Merespons tindakan sabotase yang dilakukan militer Israel, Pihak Global Sumud Flotilla (GSF) melayangkan kecaman keras.

Dalam pernyataannya, GSF menilai langkah Israel tersebut sebagai “aksi ilegal dan putus asa”, yang menunjukkan upaya berlebihan untuk mempertahankan isolasi total terhadap Gaza.

Melalui unggahan di akun media sosial resminya, GSF menegaskan bahwa misi mereka bersifat damai dan kemanusiaan, bukan provokasi politik.

Konvoi kapal itu membawa makanan, obat-obatan, serta air bersih untuk disalurkan kepada warga Gaza yang kini menghadapi krisis kelaparan dan kekurangan gizi akut akibat blokade yang telah berlangsung selama hampir dua dekade.

“Mereka menyerang misi sipil damai karena keberhasilan bantuan kemanusiaan berarti kegagalan blokade mereka,” tulis GSF dalam pernyataan resminya, Jumat (3/10/2025).

GSF menuduh bahwa pasukan Israel menabrak salah satu kapal utama serta menembakkan meriam air ke kapal lain selama proses pencegatan berlangsung.

Tak hanya itu, sistem komunikasi flotilla juga disebut diblokir secara sengaja, sehingga siaran langsung dari kapal terhenti dan sinyal darurat tidak dapat dikirim.

Kelompok tersebut menyebut tindakan Israel sebagai bukti kepanikan moral dan politik atas meningkatnya solidaritas internasional terhadap rakyat Palestina.

GSF juga mendesak komunitas internasional dan PBB untuk menuntut pembebasan kapal, relawan, dan bantuan yang kini ditahan Israel.

Insiden ini menambah ketegangan diplomatik antara Israel dan sejumlah organisasi kemanusiaan global yang menilai blokade Gaza bukan lagi pertahanan keamanan, melainkan bentuk hukuman kolektif terhadap warga sipil.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved