Konflik Palestina Vs Israel
Eropa Bergejolak, Gelombang Protes Meletus usai Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla ke Gaza
Gelombang protes meletus di Eropa , sebagai bentuk kemarahan atas tindakan militer Israel yang mencegat armada Global Sumud Flotilla.
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang protes meletus di berbagai penjuru Eropa, pada Kamis (2/10/2025), sebagai bentuk kemarahan atas tindakan militer Israel yang mencegat armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang tengah menuju Gaza.
Unjuk rasa pecah di Barcelona hingga Berlin, dari Roma hingga Dublibm, bahkan meluas ke kota-kota di luar Eropa seperti Karachi dan Mexico City.
Aksi-aksi solidaritas pro-Palestina ini diwarnai dengan blokade lalu lintas, pendudukan universitas, serta pemogokan umum yang menyerukan keadilan kemanusiaan bagi warga Gaza.
Pada Rabu (2/10/2025), malam, waktu setempat, angkatan laut Israel mencegat sekitar 40 kapal GSF yang berlayar di perairan Internasional sekitar 70 mil dari pantai Gaza, dikutip dari BBC.
Kapal-kapal tersebut membawa lebih dari 500 penumpang, termasuk aktivis, anggota parlemen, pengacara, serta aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.
Israel mengklaim armada tersebut mendekati 'zona pertempuran aktif' dan melanggar blokade laut yang menurut mereka sah.
Namun, pihak penyelenggara GSF menyebut tindakan Israel sebagai 'ilegal dan putus asa' dan menegaskan bahwa armada tersebut berada di wilayah Internasional dan menjalankan misi damai untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Protes Besar-besaran di Eropa
Penahan tersebut menjadi titik api baru bagi solidaritas global terhadap Gaza.
Di Barcelona, demonstran memecahkan jendela dan menyemprotkan slogan-slogan pro-Palestina di gerai-gerai besar seperti Starbucks, Burger King, dan Carrefour, yang dituduh mendukung agresi Israel.
“Protes-protes ini adalah satu-satunya hal yang bisa kami lakukan,” ujar Akram Azahomaras, salah satu demonstran, dikutip dari The New Arab.
Baca juga: Tersisa 1 Kapal Global Sumud Flotilla yang Belum Dicegat Israel, Masih Berlayar ke Gaza
Namun, ia juga menyayangkan tindakan vandalisme.
“Kita perlu melakukannya dengan damai, dengan kata-kata, bukan dengan perusakan," tambahnya.
Di Italia, mahasiswa menduduki kampus-kampus ternama seperti Statale di Milan dan La Sapienza di Roma.
Di Bologna, ban-ban mobil digunakan untuk memblokir akses ke universitas.
Serikat pekerja Italia mengorganisasi lebih dari 100 pawai dan menyerukan pemogokan umum nasional mendukung armada bantuan ke Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.