Minggu, 5 Oktober 2025

Penembakan di Gereja Michigan Tewaskan 4 Orang, Pelaku Ditembak Mati Polisi

Sebuah insiden penembakan di Gereja Michigan, Amerika Serikat menewaskan 4 orang dan delapan lainnya terluka.

Tangkapan layar YouTube ABC 7 CHICAGO
PENEMBAKAN DI GEREJA - Tangkapan layar YouTube ABC 7 CHICAGO pada Senin (29/9/2025). Sebuah insiden penembakan di Gereja Michigan, Amerika Serikat menewaskan 4 orang dan delapan lainnya terluka. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah insiden penembakan di Gereja Yesus Kristus Orang-orang Suci Zaman Akhir (Gereja Mormon) di Grand Blanc, Michigan, Amerika Serikat (AS), menewaskan 4 orang dan delapan lainnya terluka.

Insiden ini terjadi saat kebaktian yang dihadiri ratusan jemaat, pada Minggu pagi (28/9/2025).

Tersangka penyerang, yang diidentifikasi sebagai Thomas Jacob Sanford, 40 tahun, dari kota Burton terdekat, juga tewas setelah ditembak mati oleh petugas polisi yang tiba di lokasi kejadian.

Menurut Kepala Polisi Kotapraja Grand Blanc, William Renye, serangan dimulai sekitar pukul 10:25 waktu setempat ketika tersangka mengendarai kendaraannya dan menabrakkannya ke pintu depan gereja, dikutip dari BBC.

Setelah keluar, ia melepaskan tembakan menggunakan senapan serbu ke arah orang-orang di dalam gereja.

"Ratusan" orang berada di dalam gedung saat serangan terjadi. 

Renye menambahkan bahwa dua korban meninggal akibat luka tembak.

Polisi merespons dengan cepat. 

Baku tembak terjadi, dan tersangka berhasil dilumpuhkan dan tewas di tempat parkir gereja pada pukul 10:33 waktu setempat, hanya delapan menit setelah panggilan darurat pertama diterima. 

Renye memuji "kepahlawanan" para pengunjung gereja yang disebutnya telah melindungi anak-anak selama insiden tersebut.

Selain penembakan, gereja tersebut juga dibakar oleh pelaku.

Baca juga: 3 Polisi Tewas dalam Penembakan di Pennsylvania, Pelaku Ditembak Mati

Agen khusus yang bertanggung jawab atas Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) Detroit, James Deir menyatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan tersangka menggunakan semacam akselerator, kemungkinan bensin untuk membakar gereja, dikutip dari Al Jazeera.

Api telah berhasil dipadamkan, namun kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah pada bangunan.

Renye mengatakan bahwa dua jenazah tambahan telah ditemukan di gereja dan beberapa orang masih belum diketahui keberadaannya karena kerusakan parah akibat kebakaran.

Dari delapan korban luka, satu dilaporkan dalam kondisi kritis.

Sementara tujuh lainnya stabil dan dan dirawat di Rumah Sakit Henry Ford Genesys setempat.

Petugas kepolisian juga mengamankan lokasi dan sedang menggeledah rumah pelaku serta memeriksa catatan telepon selulernya untuk mencari motif di balik aksi brutal tersebut.

Seorang saksi yang tinggal di dekat lokasi kejadian menyebutkan bahwa ia mendengar teriakan minta tolong dari dalam gereja

Seorang wanita lain, Paula, yang berada di dalam gereja saat kejadian, menyatakan kesedihannya karena kehilangan beberapa teman dan melihat anak-anak sekolah minggu yang terluka. 

Ia menyebut kejadian tersebut sangat menyakitkan bagi dirinya dan komunitas.

Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer mengutuk serangan ini dan menyatakan bahwa kekerasan di tempat ibadah merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima.

Ia menyampaikan dukacita mendalam bagi komunitas Grand Blanc yang terdampak tragedi tersebut.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyampaikan bahwa ia telah mendapat pengarahan tentang insiden mengerikan tersebut dan menegaskan Biro Investigasi Federal (FBI) akan memimpin penyelidikan federal.

Ia menyebut insiden ini sebagai 'serangan tertarget terhadap umat Kristen di Amerika Serikat'.

FBI telah mengerahkan tim tanggap krisis, teknisi bom dan personel lainnya untuk membantu penyelidikan di lokasi.

Kepala FBI Detroit, Reuben Coleman menyatakan bahwa kekerasan di tempat ibadah adalah tindakan kriminal yang pengecut dan mereka berdoa untuk para korban serta keluarganya.

Anggota Gereja Yesus Kristus Orang-orang Suci Zaman Akhir, yang secara informal dikenal sebagai Mormon, sangat terpukul oleh kejadian ini. Tragedi ini juga terjadi sehari setelah kematian pemimpin Mormon berusia 101 tahun, Russell Nelson.

Mitt Romney, mantan senator dan tokoh politik Mormon, menyebut kejadian ini sebagai "tragedi besar" dan menyatakan doa serta harapan agar keluarga dan komunitas yang terdampak dapat menemukan kesembuhan dan penghiburan.

(Tribunnews.com/Farra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved