KBRI Beirut Gelar Forum Bisnis 2025, Perkuat Kerja Sama RI–Lebanon Jelang Trade Expo Indonesia
KBRI Beirut gelar forum bisnis dorong kerja sama RI–Lebanon, bahas perdagangan, investasi, pariwisata hingga jelang TEI 2025.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut menggelar Indonesia–Lebanon Business Forum: Road to the 40th Trade Expo Indonesia 2025 di aula Federation of Chambers of Commerce, Industry and Agriculture of Lebanon (FCCIAL), Kamis (25/9/2025).
Acara yang berlangsung hybrid ini diikuti sekitar 100 peserta dari kalangan pemerintah, asosiasi, hingga pelaku usaha kedua negara.
Forum ini bertujuan memperkuat kerja sama perdagangan, pariwisata, dan investasi sekaligus mempromosikan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang akan digelar pada 15–19 Oktober 2025 di Jakarta.
Kegiatan tersebut juga menjadi momentum penting untuk memperluas penetrasi produk dan jasa Indonesia di pasar Lebanon.
Sejumlah tokoh hadir sebagai pembicara, antara lain Dubes RI Beirut Dicky Komar, Kepala Departemen Perdagangan Internasional Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Lebanon Amer Bisat, Wakil Ketua FCCIAL Dr Nabil Fahed, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, serta perwakilan KADIN Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Dicky Komar menegaskan pentingnya kerja sama konkret di sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi.

“Forum ini langkah penting memperdalam hubungan bilateral Indonesia–Lebanon. Kami juga ingin menarik minat pelaku usaha menghadiri TEI 2025 di Jakarta,” ujarnya.
Ia menambahkan, situasi Lebanon yang semakin stabil harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemitraan ekonomi.
Kepala Departemen Perdagangan Luar Negeri Lebanon Zeina Harakeh, yang mewakili Menteri Ekonomi dan Perdagangan, menekankan dukungan negaranya terhadap forum ini.

Sementara Wakil Ketua FCCIAL, Dr. Nabil Fahed, mengusulkan pembentukan Indonesia–Lebanon Business Council sebagai wadah mempererat kerja sama.
Forum ini terbagi dalam dua sesi.
Baca juga: Lebanon Gambaran Nyata Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4: Kasar dan Banyak Drama
Sesi pertama membahas regulasi, perdagangan, dan investasi, termasuk peluang energi terbarukan, ekonomi digital, dan industri halal.
Sesi kedua menampilkan pengalaman langsung pelaku usaha.
Importir terbesar CPO Lebanon, George R Fattouh SARL, menyatakan komitmen jangka panjang impor dari Indonesia, sementara Sweet Zone SARL menekankan pentingnya fasilitasi B2B untuk memperluas distribusi kopi instan Indonesia.
Dahlan Iskan menyoroti potensi kerja sama energi hijau, sedangkan Tala Tours & Travel menekankan peluang wisata Indonesia bagi turis Lebanon.
Ketua Komite Tetap Timur Tengah KADIN Indonesia, Rudy Radjab, menyebut Indonesia menawarkan produk unggulan seperti minyak sawit, tekstil, modest fashion, makanan olahan, dan produk berbasis teknologi.
Data Kementerian Perdagangan RI menunjukkan, nilai perdagangan Indonesia–Lebanon mencapai USD 109,7 juta pada 2024 dengan surplus USD 107 juta untuk Indonesia.
Pada Januari–Mei 2025, perdagangan naik 48,41 persen menjadi USD 67,5 juta dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Produk utama ekspor Indonesia meliputi kayu, kendaraan bermotor, minyak sawit, dan makanan olahan.
Indonesia kini menjadi eksportir utama minyak sawit ke Lebanon dengan pangsa pasar 43 persen, melampaui Malaysia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Timnas Indonesia harus Belajar dari Malaysia, Pernah Permalukan Lebanon di Final Piala Merdeka |
![]() |
---|
Kronologi Suporter Timnas Indonesia Meninggal saat Laga kontra Lebanon |
![]() |
---|
Komentar Patrick Kluivert setelah Timnas Indonesia Gagal Menang Lawan Lebanon di FIFA Matchday |
![]() |
---|
Update Ranking FIFA Negara ASEAN: Timnas Indonesia Ketiban Untung, Malaysia Melesat |
![]() |
---|
Ranking FIFA Timnas Indonesia Ditahan Lebanon: Gagal Dekati Vietnam, Garuda Terancam Malaysia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.