Konflik Palestina Vs Israel
Jadi Sekutu Israel, Yunani Peringatkan Zionis Terancam Kehilangan 'Teman' akibat Perang di Gaza
Yunani yang menjadi sekutu, memperingatkan Israel berisiko kehilangan sekutu yang tersisa akibat perang yang merusak di Gaza.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Mereka melakukannya setelah kekejaman yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 - kekejaman yang dipuji pada hari itu oleh hampir 90 persen penduduk Palestina.
Update Kondisi di Gaza
Diberitakan AP News, Israel terus melanjutkan operasi darat besar lainnya di Kota Gaza, yang menurut para ahli sedang dilanda kelaparan.
Lebih dari 300.000 orang telah mengungsi, tetapi hingga 700.000 orang masih berada di sana, banyak di antaranya karena tidak mampu pindah.
Serangan udara pada Sabtu (27/9/2025) pagi menghancurkan sebuah rumah di lingkungan Tufah, Kota Gaza.
Serangan Israel menewaskan 11 orang, lebih dari separuhnya perempuan dan anak-anak, menurut Rumah Sakit Al-Ahly tempat jenazah-jenazah tersebut dibawa.
Empat orang lainnya tewas ketika serangan udara menghantam rumah mereka di kamp pengungsi Shati, menurut Rumah Sakit Shifa.
Enam warga Palestina lainnya tewas akibat tembakan Israel saat mencari bantuan di Gaza selatan dan tengah, menurut rumah sakit Nasser dan Al Awda tempat jenazah mereka dibawa.
Tentara Israel tidak segera menanggapi serangan udara atau tembakan itu.
Baca juga: Pidato Virtual di PBB, Presiden Palestina Mahmoud Abbas: Israel Bersalah atas Kejahatan Perang
Rumah sakit dan klinik kesehatan di Kota Gaza berada di ambang kehancuran.
Hampir dua minggu setelah serangan Israel, dua klinik hancur akibat serangan udara, dua rumah sakit ditutup setelah rusak, dan beberapa lainnya hampir tidak berfungsi, dengan persediaan obat-obatan, peralatan, makanan, dan bahan bakar yang terbatas.
Banyak pasien dan staf terpaksa meninggalkan rumah sakit, hanya menyisakan beberapa dokter dan perawat untuk merawat anak-anak di inkubator atau pasien lain yang terlalu sakit untuk dipindahkan.

Pada Jumat, kelompok bantuan Dokter Lintas Batas (MSF) menyatakan terpaksa menghentikan kegiatan di Kota Gaza di tengah meningkatnya serangan Israel.
Kelompok tersebut mengatakan tank-tank Israel berada kurang dari setengah mil dari fasilitas layanan kesehatan mereka, dan serangan yang meningkat telah menciptakan "tingkat risiko yang tak terelakkan" bagi staf mereka.
Sementara itu, situasi pangan di utara juga memburuk, karena Israel telah menghentikan pengiriman bantuan melalui penyeberangannya ke Gaza utara sejak 12 September dan semakin menolak permintaan PBB untuk membawa pasokan dari Gaza selatan ke utara, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Baca juga: Slovenia Nyatakan PM Israel Netanyahu Persona Non Grata, Larang Masuk ke Negara Itu
Kampanye Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 65.000 orang dan melukai lebih dari 167.000 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.