Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jadi Sekutu Israel, Yunani Peringatkan Zionis Terancam Kehilangan 'Teman' akibat Perang di Gaza

Yunani yang menjadi sekutu, memperingatkan Israel berisiko kehilangan sekutu yang tersisa akibat perang yang merusak di Gaza.

Instagram/b.netanyahu
NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi Instagram Netanyahu pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada 24 September 2024. Yunani memperingatkan Israel berisiko kehilangan sekutu yang tersisa akibat perang yang merusak di Gaza. 

Mereka melakukannya setelah kekejaman yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 - kekejaman yang dipuji pada hari itu oleh hampir 90 persen penduduk Palestina.

Update Kondisi di Gaza

Diberitakan AP News, Israel terus melanjutkan operasi darat besar lainnya di Kota Gaza, yang menurut para ahli sedang dilanda kelaparan.

Lebih dari 300.000 orang telah mengungsi, tetapi hingga 700.000 orang masih berada di sana, banyak di antaranya karena tidak mampu pindah.

Serangan udara pada Sabtu (27/9/2025) pagi menghancurkan sebuah rumah di lingkungan Tufah, Kota Gaza.

Serangan Israel menewaskan 11 orang, lebih dari separuhnya perempuan dan anak-anak, menurut Rumah Sakit Al-Ahly tempat jenazah-jenazah tersebut dibawa.

Empat orang lainnya tewas ketika serangan udara menghantam rumah mereka di kamp pengungsi Shati, menurut Rumah Sakit Shifa.

Enam warga Palestina lainnya tewas akibat tembakan Israel saat mencari bantuan di Gaza selatan dan tengah, menurut rumah sakit Nasser dan Al Awda tempat jenazah mereka dibawa.

Tentara Israel tidak segera menanggapi serangan udara atau tembakan itu.

Baca juga: Pidato Virtual di PBB, Presiden Palestina Mahmoud Abbas: Israel Bersalah atas Kejahatan Perang

Rumah sakit dan klinik kesehatan di Kota Gaza berada di ambang kehancuran.

Hampir dua minggu setelah serangan Israel, dua klinik hancur akibat serangan udara, dua rumah sakit ditutup setelah rusak, dan beberapa lainnya hampir tidak berfungsi, dengan persediaan obat-obatan, peralatan, makanan, dan bahan bakar yang terbatas.

Banyak pasien dan staf terpaksa meninggalkan rumah sakit, hanya menyisakan beberapa dokter dan perawat untuk merawat anak-anak di inkubator atau pasien lain yang terlalu sakit untuk dipindahkan.

PEMBUNUHAN MASSAL - Suasana Kafe al-Baqa, sebuah lokasi berkumpul di pinggir pantai yang ramai di Gaza seusai dibom Israel pada Senin (30/6/2025).
PEMBUNUHAN MASSAL - Suasana Kafe al-Baqa, sebuah lokasi berkumpul di pinggir pantai yang ramai di Gaza seusai dibom Israel pada Senin (30/6/2025). (RNTV/TangkapLayar)

Pada Jumat, kelompok bantuan Dokter Lintas Batas (MSF) menyatakan terpaksa menghentikan kegiatan di Kota Gaza di tengah meningkatnya serangan Israel.

Kelompok tersebut mengatakan tank-tank Israel berada kurang dari setengah mil dari fasilitas layanan kesehatan mereka, dan serangan yang meningkat telah menciptakan "tingkat risiko yang tak terelakkan" bagi staf mereka.

Sementara itu, situasi pangan di utara juga memburuk, karena Israel telah menghentikan pengiriman bantuan melalui penyeberangannya ke Gaza utara sejak 12 September dan semakin menolak permintaan PBB untuk membawa pasokan dari Gaza selatan ke utara, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Baca juga: Slovenia Nyatakan PM Israel Netanyahu Persona Non Grata, Larang Masuk ke Negara Itu

Kampanye Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 65.000 orang dan melukai lebih dari 167.000 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan