Senin, 29 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Deal TikTok Antara China dan AS Diduga Bocor, ByteDance Dikabarkan Masih Jadi 'Pemain' Utama

ByteDance dikabarkan tetap akan menjadi pemilik utama di atas kertas namun segala kewenangannya akan dialokasikan ke pihak lain.

Penulis: Bobby W
Editor: Bobby Wiratama
Tangkap layar ABC News
DEAL TIKTOK AS. Tangkap layar ABC News. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memperpanjang tenggat waktu penutupan aplikasi TikTok, Rabu (17/9/2025). Dikutip dari Reuters, tiga sumber yang mengetahui terkait kesepakatan TikTok menyebut ByteDance tetap akan menjadi pemilik utama di atas kertas namun segala kewenangannya akan dialokasikan ke pihak lain. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemilik TikTok yang berbasis di Tiongkok, ByteDance, dikabarkan akan tetap menjadi operator utama dalam bisnis TikTok di Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Reuters, tiga sumber yang mengetahui terkait kesepakatan TikTok menyebut ByteDance tetap akan menjadi pemilik utama di atas kertas namun segala kewenangannya akan dialokasikan ke pihak lain.

Adapaun kewenangan yang dimaksud adalah penyerahan kendali data, konten, serta algoritma aplikasi tersebut kepada badan usaha patungan yang baru dibentuk bersama antara AS dan China ungkap tiga sumber dari Reuters. 

Peran ByteDance yang lebih besar dari perkiraan dalam entitas TikTok baru ini menunjukkan keterlibatan berkelanjutan dan signifikan dari raksasa teknologi global berbasis Tiongkok tersebut.

Struktur tersebut masih dalam pembahasan dan dapat berubah, demikian menurut sumber-sumber dari Reuters tersebut.

Pada Kamis (25/9/2025), Presiden AS Donald Trump juga telah menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan rencana penjualan operasi TikTok di AS milik perusahaan berbasis Tiongkok tersebut kepada konsorsium investor.

Konsorsium yang akan membendtuk badan usaha secara patungan tersebut meliputi Oracle, Silver Lake, dan pihak lainnya guna memenuhi persyaratan keamanan nasional.

Detail mengenai struktur kepemilikan yang sedang dibahas dapat menimbulkan pertanyaan di Kongres dan kalangan kritikus tentang apakah kesepakatan yang disetujui Trump memenuhi syarat sebagai divestasi seluruh aset TikTok di AS sesuai undang-undang 2024.

Adapun undang-undang tersebut sebelumnya mewajibkan ByteDance melepaskan operasi AS-nya atau menghadapi larangan operasional.

Pada Jumat (26/9/2025), menyusul laporan Reuters, Ketua Komite Khusus DPR AS untuk Tiongkok John Moolenaar turut buka suara.

Moolenaar mengatakan akan melakukan pengawasan penuh terhadap kesepakatan tersebut.

Politisi kader Partai Republik ini menambahkan bahwa kesepakatan tersebut harus "mencegah keterkaitan operasional antara entitas baru dan ByteDance."

Baca juga: Trump Teken Perintah Akuisisi TikTok, Raksasa China Dicaplok Murah Rp233 Triliun

"Undang-undang tersebut juga menetapkan batasan tegas yang melarang kerja sama antara ByteDance dan calon penerus TikTok dalam hal algoritma rekomendasi yang sangat penting," ujar Moolenaar.

Terkait bocoran tersebut, baik Gedung Putih dan ByteDance sama-sama tidak merespons permintaan komentar dari Reuters,

Struktur Baru TikTok di AS

Sumber-sumber menyatakan bahwa TikTok AS yang baru akan dibagi menjadi dua perusahaan.

Badan Usaha patungan yang baru diumumkan oleh Trump aka\n berperan sebagai operasi backend perusahaan AS dan menangani data pengguna serta algoritma AS.

Sementara itu, ByteDance diperkirakan akan menjadi pemegang saham minoritas terbesar dalam usaha patungan tersebut, demikian menurut sumber-sumber.

Sebuah divisi terpisah yang akan tetap sepenuhnya dimiliki oleh ByteDance akan mengendalikan operasi bisnis yang menghasilkan pendapatan seperti e-commerce dan periklanan, menurut sumber-sumber tersebut.

Perusahaan AS yang baru akan dinilai sekitar $14 miliar, kata Wakil Presiden JD Vance.

Laporan media Tiongkok yang diterbitkan pada Jumat menggambarkan struktur dua bagian di mana ByteDance akan tetap memiliki bagian TikTok AS yang bertanggung jawab untuk e-commerce, operasi branding, dan keterhubungan dengan operasi internasional.

Sementara itu, badan usaha patungan yang baru akan berdiri secara terpisah untuk menangani data pengguna dan algoritma.

Laporan dari media Tiongkok LatePost dan Caixin tersebut kemudian dihapus pada Jumat sore.

Menyelamatkan TikTok di AS merupakan hal penting bagi Trump.

Ia sering berbicara tentang TikTok dan bagaimana platform tersebut membantunya menjangkau pemilih muda.

Trump mengakui bahwa TikTok, yang memiliki 170 juta pengguna AS, membantunya memenangkan pemilihan kembali tahun lalu, dan memiliki 15 juta pengikut di akun TikTok pribadinya.

Gedung Putih juga meluncurkan akun TikTok resmi bulan lalu.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan