Selasa, 30 September 2025

Berita Populer Hari Ini

5 Populer Internasional: Konflik AS dan Venezuela Berlanjut - Masalah Mikrofon Mati di Sidang PBB

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya insiden mikrofon mati saat sidang umum PBB.

Penulis: Tiara Shelavie
www.whitehouse.gov/Pexels/Tangkapan layar dari YouTube Sekretariat Presiden/Penjaga Pantai Ulsan Korea
BERITA POPULER INTERNASIONAL - Kolase foto: Presiden Donald Trump menyampaikan pidato di KTT AI Gedung Putih di Auditorium Andrew W. Mellon di Washington, DC (kiri atas); Ilustrasi bendera Palestina (kanan atas); Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, Selasa (22/9/2025) (kiri bawah); dan Kapal Yeongdo Busan di Pelabuhan Busan Songjeong (kanan bawah). Rangkuman berita populer internasional, di antaranya insiden mikrofon mati saat sidang umum PBB. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer internasional dimulai dari insiden mikrofon mati yang dialami sejumlah pemimpin dunia saat berpidato di Sidang Umum PBB.

Sementara itu, ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela masih berlanjut.

Presiden Venezuela rupanya menyerukan dialog dengan Presiden Amerika Serikat setelah operasi di Karibia.

Berikut Tribunnews merangkum berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Konflik AS–Venezuela Berlanjut, Trump Acuhkan Rayuan Diplomasi Maduro

Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Venezuela kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menolak ajakan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela untuk membuka dialog langsung.

Dalam surat bertanggal 6 September itu, Maduro menawarkan pembicaraan langsung dan jujur dengan utusan khusus AS Richard Grenell.

“Dengan hormat saya mengundang Anda, Presiden, untuk memajukan perdamaian melalui dialog yang konstruktif dan saling pengertian di seluruh belahan bumi,” tulis Maduro, sebagaimana dikutip dari CNN International.

Adapun undangan ini diusulkan setelah militer Amerika menggelar operasi di Karibia dengan alasan memerangi perdagangan narkoba yang disebut-sebut melibatkan jaringan Venezuela.

Tak sampai disitu, AS bahkan turut meluncurkan serangan terhadap kapal yang diduga milik kartel narkoba Venezuela yang menuju ke AS.

Ini menjadi serangan kedua terhadap kapal yang diduga bawa narkoba dalam beberapa minggu terakhir.

Buntut operasi ini pemerintah Venezuela melaporkan setidaknya ada 11 orang tewas akibat aksi tersebut.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Daftar Pemimpin Dunia yang Alami Mikrofon Mati saat Bahas Palestina di PBB

Baca juga: Pidato di PBB, Prabowo: Jika Israel Akui Kemerdekaan Palestina, Indonesia Akan Akui Negara Israel

Saat membahas tentang masalah-masalah penting Palestina, mikrofon yang dipakai oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto tiba-tiba mati.

Suara Prabowo yang tadinya lantang, terdengar, tiba-tiba saja menjadi sunyi saat membahas masalah penting terkait Palestina.

Masalah mikrofon yang tidak berbunyi dialami oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.

Selain dialami oleh Presiden Prabowo, sejumlah pemimpin negara lain juga mengalami hal serupa saat membahas masalah terkait Palestina di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Dikutip dari TRT World, ada beberapa pemimpin dunia menghadapi masalah mikrofon yang tiba-tiba mati saat membahas Palestina di sidang PBB.

Bukan hanya dialami pemimpin Indonesia, pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Kanada Mark Carney, juga mengalami masalah yang sama, mikrofonnya mati saat mengangkat isu Palestina dan Gaza.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Daftar 156 Negara yang Akui Negara Palestina per September 2025

Pada hari Senin, 22 September 2025, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Prancis, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Andorra mendeklarasikan pengakuan mereka terhadap Negara Palestina. 

Sehari sebelumnya, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal juga telah mengakui Palestina. 

Keputusan ini menambah jumlah negara yang saat ini mengakui negara Palestina menjadi 156, dilansir lemonde.fr.

Pada Juni 2024, Armenia dan Slovenia telah mengambil langkah serupa, di tengah perang mematikan di Jalur Gaza. 

Sebulan sebelumnya, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia telah bergabung dalam daftar tersebut dalam upaya serupa untuk menghidupkan kembali perundingan solusi dua negara.

Uni Eropa (UE) masih terpecah belah dalam isu ini. 

Sejak berdirinya Israel pada tahun 1948, berbagai gerakan politik Palestina telah menjadikan pembentukan negara Palestina yang merdeka sebagai salah satu tuntutan utama mereka. 

Pada tahun 1988, deklarasi kemerdekaan sepihak oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendorong 82 negara untuk secara resmi mengakui Palestina. 

Baca juga: Menlu Spanyol Tepis Ucapan Netanyahu yang Mengatakan Negara Palestina Takkan Terwujud

Di antara mereka terdapat mayoritas negara Afrika dan Timur Tengah, serta beberapa negara dari blok Soviet saat itu.

Pada November 2012, Palestina diterima sebagai negara pengamat non-anggota di PBB. 

Status ini memungkinkan Palestina untuk menghadiri sebagian besar pertemuan dan mengakses dokumentasi PBB.

Meski begitu, Palestina tidak bisa memberikan hak suara, kemampuan untuk mengusulkan resolusi, atau kelayakan untuk menduduki kantor PBB. 

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. ABK Indonesia Jadi Korban Tenggelamnya Kapal Nelayan Korea di Busan

Sebuah kapal nelayan berbobot 79 ton berbendera Yeongdo Busan tenggelam di perairan timur Busan pada 19 September 2025.

Dari delapan orang di dalam kapal, satu orang meninggal, satu nelayan Indonesia hilang, sementara enam lainnya berhasil diselamatkan.

Menurut Penjaga Pantai Ulsan, sinyal darurat diterima sekitar pukul 11.52 waktu setempat, sekitar 61,6 km dari Pelabuhan Songjeong, Busan.

Kapal berangkat sehari sebelumnya dengan tiga awak Korea dan lima awak Indonesia.

Tujuh orang berhasil dievakuasi—tiga warga Korea dan empat warga Indonesia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. Gubernur Miyagi Jepang Batalkan Janji Pembangunan Pemakaman Muslim Jelang Pemilu

Gubernur Prefektur Miyagi, Jepang, Yoshihiro Murai (65), membatalkan rencana pembangunan pemakaman khusus Muslim yang sebelumnya dijanjikan. 

Keputusan ini diumumkan pada 18 September 2025, hanya beberapa minggu sebelum pemilu yang akan berlangsung 9 Oktober dan penghitungan suara 26 Oktober.

Menurut sumber Tribunnews.com, keputusan itu diambil karena tekanan politik dari pihak oposisi yang menolak adanya pemakaman Muslim.

Noboru Sato (83), perwakilan Pusat Kebudayaan Islam Sendai (ICCS) sekaligus warga Muslim kelahiran Sendai, sejak lama meminta adanya pemakaman khusus Muslim.

“Saya ingin dimakamkan di kampung halaman sendiri jika memungkinkan,” ujarnya kepada HuffPost.

Meski memahami kekhawatiran sebagian warga, Sato menyebut pembatalan janji gubernur sebagai hal yang sangat disayangkan, meski sulit dihindari.

Sejak 2024, Prefektur Miyagi telah meneliti kemungkinan pembangunan pemakaman.

Pemicu awalnya adalah pertanyaan dari anggota majelis prefektur terkait meningkatnya jumlah tenaga kerja asing, terutama dari Indonesia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved