Senin, 29 September 2025

Berita Populer Hari Ini

5 Populer Internasional: Semakin Banyak Negara Akui Kedaulatan Palestina - Kerusuhan di Peru

Inilah 5 berita populer internasional dalam 24 jam terakhir, salah satunya tentang semakin banyaknya negara yang mengakui kedaulatan Palestina.

Penulis: Tiara Shelavie
Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News; Situs resmi PBB/UN Photo/Eskinder Debebe; www.whitehouse.gov; X @Ojo_Publico, @nanana365media
BERITA POPULER INTERNASIONAL - Kolase foto: warga Palestina di Khan Yunis sedang berdesakan untuk mendapatkan bantuan makanan pada 4 Agustus 2025 (kiri atas); Rapat pleno pertama Majelis Umum PBB, di New York, AS pada 9 September 2025 (kanan atas); Presiden AS Donald Trump (kiri bawah); Kerusuhan dalam demo di Lima, Peru pada Sabtu-Minggu, 20-21 September 2025 (kanan bawah). Inilah 5 berita populer internasional dalam 24 jam terakhir. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer internasional dimulai dari semakin banyaknya negara-negara yang mengakui kedaulatan Palestina.

Majelis Umum PBB akan membahas isu ini dalam pertemuan tingkat tinggi di New York.

Sementara itu, kerusuhan di Peru menyebabkan setidaknya 18 orang tewas.

Berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir yang dirangkum Tribunnews.com.

1. Update Negara di Dunia Akui Kemerdekaan Palestina Bertambah, Israel Berang

Bendera Palestina berkibar bersama bendera Republik Slovenia dan Uni Eropa. Parlemen Slovenia setuju untuk mengakui negara Palestina setelah pemungutan suara pada Selasa (4/6/2024) malam.
Bendera Palestina berkibar bersama bendera Republik Slovenia dan Uni Eropa. Parlemen Slovenia setuju untuk mengakui negara Palestina setelah pemungutan suara pada Selasa (4/6/2024) malam. (X/Laman resmi Vlada Republike lovenije/@vladaRS)

Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal pada Minggu (21/9/2025) mengakui negara kemerdekaan Palestina setelah hampir dua tahun perang di Gaza, dengan Prancis, Belgia, dan negara-negara lain siap untuk mengikutinya di Majelis Umum PBB.

Kedaulatan Palestina, secara sepihak diproklamasikan oleh para pemimpin di negara tersebut pada tahun 1988.

Dari wilayah yang diklaim, Israel saat ini menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagian besar hancur.

Menurut penghitungan AFP, setidaknya 145 negara dari 193 anggota PBB sekarang mengakui Negara Palestina.

AFP belum memperoleh konfirmasi terbaru dari tiga negara Afrika.

Hitungan tersebut mencakup Inggris dan Kanada, negara G7 pertama yang melakukannya, Australia dan Portugal.

Beberapa negara lain termasuk Prancis, Belgia, Luksemburg, dan Malta diperkirakan akan mengikutinya selama pertemuan puncak tentang masa depan solusi dua negara yang diketuai oleh Prancis dan Arab Saudi pada hari Senin (22/9/2025) di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Rusia, bersama semua negara Arab, hampir semua negara Afrika dan Amerika Latin, dan sebagian besar negara Asia termasuk India dan Tiongkok, sudah ada dalam daftar tersebut.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. 4 Isu Utama yang Menjadi Sorotan dalam Sidang Umum PBB: Palestina hingga Perjanjian Paris

SIDANG UMUM PBB - Pemandangan Aula Majelis Umum saat Annalena Baerbock (di layar dan di podium), Presiden sesi kedelapan puluh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, membuka rapat pleno pertama Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, di New York, AS pada 9 September 2025. Inilah 4 isu utama yang akan menjadi sorotan dalam Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga akan menyampaikan pidatonya.
SIDANG UMUM PBB - Pemandangan Aula Majelis Umum saat Annalena Baerbock (di layar dan di podium), Presiden sesi kedelapan puluh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, membuka rapat pleno pertama Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, di New York, AS pada 9 September 2025. Inilah 4 isu utama yang akan menjadi sorotan dalam Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo juga akan menyampaikan pidatonya. (Situs resmi PBB/UN Photo/Eskinder Debebe)

Para pemimpin dunia, termasuk Presiden Prabowo Subianto, akan berkumpul di New York untuk menghadiri Sidang Umum (General Debate) Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dibuka pada Selasa (23/9/2025).

Majelis Umum PBB adalah salah satu dari enam badan utama PBB, yang berfungsi sebagai badan musyawarah, pembuat kebijakan, dan perwakilan utamanya.

Lima badan utama PBB lainnya yakni Sekretariat PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), Dewan Keamanan PBB, Dewan Ekonomi dan Sosial PBB serta Dewan Perwalian PBB.

Sidang umum, yang tahun ini merupakan edisi ke-80, akan menampilkan pidato dari 193 negara anggota serta dua negara pengamat, yaitu Takhta Suci dan Palestina.

Namun, perwakilan Palestina diperkirakan hanya akan berpartisipasi melalui tautan video.

Hal ini karena Departemen Luar Negeri AS menolak memberikan visa bagi pejabat Otoritas Palestina, termasuk Presiden Mahmoud Abbas.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Presiden Trump Kerek Biaya Visa Rp1,6 Miliar Bikin Pekerja Asing Kalang Kabut

TRUMP BERTEMU STARMER - Tangkapan layar YouTube ABC News pada Jumat (19/9/2025). Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Kamis (18/9/2025), Donald Trump menyampaikan pernyataan mengejutkan. Ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengecewakannya.
TRUMP BERTEMU STARMER - Tangkapan layar YouTube ABC News pada Jumat (19/9/2025). Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Kamis (18/9/2025), Donald Trump menyampaikan pernyataan mengejutkan. Ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengecewakannya. (Tangkapan layar YouTube ABC News)

Kebijakan pemerintahan Donald Trump kembali menggegerkan dunia internasional setelah Presiden Amerika Serikat (AS) itu menandatangani proklamasi baru mengenai kebijakan imigrasi.

Dalam aturan tersebut, perusahaan diwajibkan membayar biaya tambahan sebesar 100 ribu dolar atau sekitar Rp1,6 miliar untuk setiap pengajuan visa kerja H-1B.

Visa H-1B adalah jenis visa kerja sementara yang diberikan kepada pekerja asing terampil atau profesional yang direkrut perusahaan di AS.

Visa ini banyak digunakan perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Amazon, Google, Meta, hingga Apple untuk mengisi posisi pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus, misalnya insinyur perangkat lunak, analis data, dan peneliti teknologi.

Sebelum aturan baru ditekan Trump, biaya pengajuan H-1B hanya berkisar 2.000–5.000 dolar per aplikasi. Namun biaya tambahan 100.000 dolar membuat total biaya melonjak sangat tinggi.

Adapun kenaikan tarif ini hanya berlaku untuk permohonan baru, bukan untuk perpanjangan atau pemegang visa yang sudah ada.

“Proklamasi tersebut tidak berlaku bagi siapa pun yang memiliki visa saat ini,” tegas akun resmi Gedung Putih di platform X.

Trump menegaskan bahwa kebijakan ini adalah langkah masuk akal untuk “mencegah perusahaan asing menginjak-injak sistem” dan memastikan pekerja Amerika tetap diprioritaskan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. 18 Korban Tewas Kerusuhan di Peru, Penyebab Aksi Mirip Demo Nepal, Berkibar Bendera One Piece

DEMO PERU - Kerusuhan dalam demo di Lima, Peru pada Sabtu-Minggu (20-21/9/2025)
DEMO PERU - Kerusuhan dalam demo di Lima, Peru pada Sabtu-Minggu (20-21/9/2025) (X @Ojo_Publico, @nanana365media)

Sedikitnya 18 orang, termasuk petugas polisi dan jurnalis, terluka dalam bentrokan yang terjadi selama protes antipemerintah di ibu kota Peru, Lima.

Hal ini berdasarkan penghitungan dari pihak berwenang dan organisasi independen yang dirilis pada Minggu (21/9/2025).

Ratusan pengunjuk rasa antipemerintah bentrok dengan polisi di Lima pada Sabtu (20/9/2025), melemparkan batu dan tongkat, sementara petugas menembakkan gas air mata ke arah demonstran, wartawan Agence France-Presse melaporkan dikutip dari koreaheralrd.

Protes tersebut, yang diselenggarakan oleh kolektif "Generasi Z" yang dipimpin pemuda, menyebabkan bentrokan keras dengan polisi di sekitar kantor pemerintahan di pusat ibu kota Peru, menurut pengamatan tim AFP.

Kerusuhan ini mirip dengan kerusuhan yang terjadi di Nepal beberapa waktu lalu menyebabkan total korban jiwa 72 orang, dilansir BBC.

Demonstrasi skala besar yang dilakukan oleh generasi Z Nepal ini sebagian besar terdiri dari pelajar dan anak-anak muda. 

Aksi ini dipicu oleh keputusan Pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial populer seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan X, setelah perusahaan-perusahaan tersebut gagal mendaftar sesuai regulasi baru pemerintah Nepal. 

Hampir sama seperti di Indonesia pada demonstrasi akhir Agustus 2025, demonstran di Nepal juga banyak membawa bendera One Piece sebagai simbol protes melawan sistem korup, hak istimewa pemerintah yang tak terkendali.

Adapun kerusuhan di Lima, Peru, terjadi pada malam hari.

Para pengunjuk rasa, bergabung dengan kelompok lain yang juga tidak senang dengan pemerintahan Presiden Dina Boluarte, menghadapi polisi dengan batu dan tongkat.

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. Akun Palestine Daily News Ngaku Diblokir X, Terbatas Serukan Donasi untuk Rakyat Kelaparan

KELAPARAN GAZA - Potret kelaparan di Gaza, menuntut dukungan untuk kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel dari akun X @Palestinedaily1
KELAPARAN GAZA - Potret kelaparan di Gaza, menuntut dukungan untuk kemerdekaan Palestina atas penjajahan Israel dari akun X @Palestinedaily1 (@Palestinedaily1)

Akun X (Twitter) Palestine Daily News mengunggah pernyataan tak bisa leluasa melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya mengabarkan kondisi rakyat kelaparan di tengah blokade yang dilakukan oleh Israel.

Tertanggal pada 20 September 2025, akun tersebut mengaku diblokir.

Palestine Daily News atau Berita Harian Palestina merupakan akun X centang biru terverifikasi yang gencar memberi informasi tentang kodnsisi warga Palestina korban konflik Israel vs Palestina.

Belakangan, akun itu mewartakan foto-foto kondisi anak-anak hingga orangtua dengan kondisi kelaparan.

Mereka yang kebanyakan mengalami busung lapar, dengan tubuh tersisa kulit bertemu tulang, tampak tak berdaya tidur terlentang.

Penelusuran Tribunnews pada Senin (22/9/2025) siang, sejumlah unggahan masih ada pada timeline akun Palestine Daily News.

Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIB, akun Palestine Daily News mengunggah kabar terbaru berikut foto seorang laki-laki membawa poster bertuliskan membutuhkan donasi karena situasi kelaparan.

"Ini terlalu mendesak, kami sedang kelaparan, kami tidak punya makanan, tolong donasikan bantuan untuk menyelamatkan anak-anak dari kematian," tulis poster tersebut dalam terjemahan Bahasa Indonesia.

Dalam unggahannya tersebut, akun Palestine Daily News mengaku dibatasi.

"Akun saya sedang dibatasi, Jika Anda melihat tweet ini, balas dengan (emoji bendera Palestina), Bisakah kita mendapatkan 11.000 orang untuk membalas? (gambar emoji semangka dan bendera Palestina), Kami mati kelaparan setiap hari."

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan