Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

NATO Gelar Rapat Darurat Bahas Jet Tempur Rusia yang Usik 3 Negara Eropa, Sinyal Perang Dunia III?

NATO gelar pertemuan darurat untuk bahas tiga insiden pelanggaran yang sengaja dilakukan jet tempur militer Rusia atas tiga wilayah udara di Eropa

|
Generated by AI
NATO VS RUSIA - Foto ilustrasi yang dibuat dengan AI, menampilkan bendera NATO dan Rusia. NATO gelar pertemuan darurat untuk bahas tiga insiden pelanggaran yang sengaja dilakukan jet tempur militer Rusia atas tiga wilayah udara di Eropa 

TRIBUNNEWS.COM – NATO, pakta pertahanan militer dari negara-negara Amerika Utara dan Eropa, bakal mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (23/9/2025).

Pertemuan ini digagas usai wilayah udara Estonia baru-baru ini dilanggar oleh tiga jet tempur Rusia.

Dilansir CNA, jet-jet milik tentara Rusia terbang di atas Estonia selama sekitar 12 menit.

Meski tak melakukan aktivitas yang mengancam nyawa sipil, namun hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan nasional.

Estonia menilai insiden ini sebagai provokasi serius yang bisa mengancam integritas teritorial dan keamanan negaranya.

Karena alasan tersebut, Estonia mengaktifkan Pasal 4 perjanjian NATO, yang memberikan hak bagi setiap anggota aliansi untuk meminta pertemuan darurat apabila merasa keamanan atau kedaulatan negaranya terancam.

Dengan meminta pertemuan ini, Estonia ingin memastikan respons kolektif NATO terhadap ancaman tersebut, memperkuat koordinasi pertahanan udara, dan mengirim sinyal tegas kepada Rusia bahwa pelanggaran wilayah udara tidak dapat dibiarkan.

Pelanggaran Jet Rusia di Eropa Jadi Sorotan

Selama pertemuan digelar, nantinya para anggota pakta NATO akan membahas tiga insiden pelanggaran yang dilakukan militer Rusia.

Baca juga: Tiga Jet Tempur MiG-31 Rusia Cueki Sinyal Peringatan Saat Terbang ke Wilayah Udara NATO

Di antaranya pelanggaran wilayah udara Estonia selama sekitar 12 menit, serangkaian drone Rusia yang memasuki wilayah Polandia, dan aktivitas jet tempur Rusia di dekat platform Petrobaltic di Laut Baltik.

Para duta besar NATO juga akan mendiskusikan langkah-langkah pertahanan, penguatan sistem radar dan jet tempur aliansi, serta koordinasi lebih ketat antara negara anggota untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Pertemuan ini sangat penting karena menunjukkan kesiapan NATO dalam menghadapi ancaman udara dari Rusia.

Lebih lanjut, selama pertemuan pada Selasa ini digelar, para anggota NATO akan menerapkan Pasal 4, jadi yang pertama sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 2022, dan kesembilan kalinya dalam 79 tahun sejarah NATO.

Keputusan yang diambil dapat memperkuat pertahanan kolektif di perbatasan timur aliansi dan memberikan sinyal tegas kepada Moskow bahwa setiap pelanggaran wilayah akan mendapat respons serius.

Selain itu, diskusi ini menjadi landasan diplomasi untuk menekan Rusia secara internasional, sambil memastikan solidaritas antar anggota NATO tetap kuat di tengah ketegangan Eropa Timur.

Kremlin Bela Diri

Merespons rapat darurat yang akan digelar NATO, pemerintah Rusia menolak keras tuduhan Estonia yang menyebut jet tempur militer Rusia melanggar wilayah udara negara tersebut pekan lalu.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan kepada wartawan, militer Rusia beroperasi sesuai hukum internasional, termasuk aturan penerbangan.

Ia mengklaim tuduhan Estonia tidak berdasar, Peskov menekankan Rusia menganggap tindakan ini sebagai upaya untuk membenarkan tekanan diplomatik terhadap Moskow.

Dalam kesempatan itu Peskov juga menekankan Rusia menganggap tindakan ini sebagai upaya untuk membenarkan tekanan diplomatik terhadap Moskow, padahal operasi militer Rusia tetap berada dalam batas hukum internasional.

Sinyal Perang Dunia III?

Ketegangan antara Rusia dan NATO menimbulkan pertanyaan besar di mata dunia, apakah gesekan terbaru ini bisa menjadi sinyal awal menuju konflik global yang lebih luas, atau bahkan berpotensi memicu Perang Dunia 3.

Sejumlah pakar politik global menyebutkan, risiko terjadinya Perang Dunia 3 memang belum berada di depan mata, karena hingga kini baik NATO maupun Rusia sama-sama berhati-hati untuk tidak melakukan langkah militer langsung yang dapat memicu perang besar.

NATO hanya mengaktifkan Pasal 4 yang berisi konsultasi darurat, bukan Pasal 5 yang berarti komitmen seluruh aliansi untuk ikut berperang.

Sementara, Rusia juga tetap berusaha menepis tuduhan, menunjukkan Moskow tidak ingin insiden di Estonia berkembang menjadi konflik terbuka dengan aliansi Barat.

Meski begitu, para analis menekankan insiden seperti pelanggaran udara di Estonia mencerminkan betapa rapuhnya stabilitas keamanan Eropa. 

Semakin sering terjadi pelanggaran, baik dalam bentuk drone maupun jet tempur, semakin tinggi pula peluang salah langkah atau kesalahpahaman yang dapat memicu konflik langsung.

Inilah yang dikhawatirkan pakar sebagai potensi “efek domino,” di mana insiden kecil bisa menjalar menjadi krisis besar jika tidak segera dikendalikan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved