Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina

Demi merebut Gaza sepenuhnya, Israel membuka rute baru untuk warga Palestina yang ingin meninggalkan kota tersebut.

|
Penulis: Whiesa Daniswara
YouTube Channel 4 News
ISRAEL SERANG GAZA - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik Israel melakukan serangan udara ke Kota Gaza pada Senin (15/9/2025). Israel membuka rute baru untuk mengusir warga Palestina dari Kota Gaza pada Rabu (17/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel membuka rute tambahan selama 48 jam agar bisa mengusir warga Palestina dari Kota Gaza, Rabu (17/9/2025).

Sejak melancarkan operasi darat pada Selasa (16/9/2025) kemarin, Israel terus menggempur Kota Gaza tanpa ampun.

Pejabat militer Israel mengatakan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memulai tahap utama operasi darat mereka ke Kota Gaza.

Sebelum melakukan operasi darat, Israel mengaku telah meminta warga Palestina di Gaza untuk pergi ke "zona aman".

Setidaknya 50 orang tewas akibat serangan dan tembakan Israel di Jalur Gaza pada hari Rabu, termasuk 39 orang di Kota Gaza, kata otoritas kesehatan setempat.

Mereka mengatakan korban tewas terbaru ini membuat jumlah korban tewas warga Palestina akibat perang dua tahun antara Israel dan Hamas mencapai lebih dari 65.000.

Para pejabat Palestina dan petugas penyelamat mengatakan angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena banyak jenazah orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Dikutip dari Reuters, otoritas kesehatan Gaza juga melaporkan serangan pesawat tak berawak terhadap rumah sakit spesialis anak, yang tidak menimbulkan korban jiwa tetapi memaksa pasien muda dan keluarga mereka keluar.

Israel memperkirakan sekitar 400.000 orang, atau 40 persen dari mereka yang berada di Kota Gaza pada 10 Agustus—ketika Israel mengumumkan rencana untuk mengambil alih—telah mengungsi.

Kantor media Gaza mengatakan 190.000 orang telah menuju ke selatan dan 350.000 orang telah pindah ke wilayah tengah dan barat kota.

Baca juga: Komisi PBB Sebut Israel Melakukan Genosida di Gaza, Apa Artinya? Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui

Sehari setelah Israel melancarkan operasi daratnya untuk menguasai pusat kota utama Gaza, tank-tank telah bergerak dalam jarak pendek menuju wilayah tengah dan barat kota dari tiga arah, tetapi tidak ada kemajuan besar yang dilaporkan.

Seorang pejabat Israel mengatakan operasi militer difokuskan untuk mengusir warga sipil ke selatan dan bahwa pertempuran akan meningkat selama satu atau dua bulan ke depan.

Pejabat itu mengatakan Israel memperkirakan sekitar 100.000 warga sipil akan tetap tinggal di kota itu, yang akan memakan waktu berbulan-bulan untuk direbut.

Operasi itu, kata pejabat tersebut, dapat ditangguhkan jika gencatan senjata dicapai dengan kelompok militan Hamas.

Prospek gencatan senjata tampak jauh setelah Israel menyerang para pemimpin politik Hamas di Doha minggu lalu, membuat marah Qatar, salah satu mediator dalam pembicaraan gencatan senjata.

Menentang kritik global atas serangan itu, termasuk teguran dari sekutu setia Israel, Amerika Serikat, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menyerang pemimpin Hamas di mana saja.

Netanyahu Bakal Ketemu Trump Lagi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu disebut-sebut bakal bertemu kembali dengan Presiden AS Donald Trump akhir bulan ini di Gedung Putih.

Mengutip The Times of Israel, Netanyahu mengaku bakal dijamu oleh Trump di Gedung Putih pada 29 September 2025 mendatang.

Netanyahu mengumumkan pertemuan tersebut selama konferensi pers yang berfokus pada keadaan ekonomi Israel.

Pertemuan ini bakal terjadi setelah ia menghadapi kritik keras karena mengatakan sehari sebelumnya bahwa negara itu perlu menjadi semakin mandiri.

Netanyahu mengatakan undangan tersebut datang melalui panggilan telepon pada hari Senin.

Dirinya menambahkan bahwa ia telah melakukan beberapa percakapan dengan Trump sejak serangan Israel terhadap para pemimpin Hamas di Qatar pada tanggal 9 September, dan semuanya "baik-baik saja."

Ini akan menjadi pertemuan keempat antara para pemimpin di Gedung Putih sejak masa jabatan kedua Trump dimulai pada bulan Januari.

Baca juga: PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja

Hal ini terjadi di tengah dukungan AS terhadap serangan besar Israel di Kota Gaza, yang dimulai Selasa pagi, saat Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berangkat dari Israel menuju Qatar.

Dalam kunjungannya, Rubio menunjukkan dukungan tegas terhadap Israel, dengan mengatakan bahwa “hasil ideal” bagi Hamas adalah menyerah begitu saja, tetapi “pada akhirnya mungkin diperlukan operasi militer singkat untuk melenyapkan mereka”.

Rubio memilih untuk tidak menambah kritik internasional terhadap Israel atas serangannya terhadap para pemimpin Hamas di Doha minggu lalu

"Kami fokus pada apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Rubio pada saat itu.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved