Mantan Agen FBI Komentari Keterampilan Penembak Charlie Kirk: Entah Jago atau Cuma Beruntung
Mantan agen FBI komentari keahlian pelaku penembakan Charlie Kirk, yang bisa mengenai leher korban dalam satu tembakan saja.
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah pencarian besar-besaran terhadap pria bersenjata yang menembak mati aktivis pendukung Donald Trump, Charlie Kirk (31), spekulasi terus bermunculan tentang sosok yang kini menjadi incaran FBI tersebut.
FBI (Federal Bureau of Investigation) adalah badan investigasi milik pemerintah Amerika Serikat yang berada di bawah Departemen Kehakiman.
Sehari setelah penembakan, FBI merilis rekaman terduga pelaku dan meminta publik untuk mengidentifikasinya.
FBI juga menawarkan hadiah hingga $100.000 (sekitar Rp1,6 miliar) bagi siapapun yang memiliki informasi pelaku penembakan, dilansir CBS News.
Dalam video yang dibagikan FBI, terlihat seorang pria muda berambut hitam, mengenakan celana jins, sepatu kets, kacamata hitam, topi hitam, serta kaus hitam lengan panjang bergambar bendera Amerika dan elang botak di bagian depan, sedang menaiki tangga luar di kampus Universitas Utah Valley.
Satu tembakan yang mengenai leher Charlie Kirk saat ia berpidato dalam sebuah dialog kampus pada Rabu (10/9/2025), diduga dilepaskan dari senapan bolt-action dari atas gedung rendah, sekitar 200 yard (180 meter) dari lokasi Kirk.
Netizen di media sosial ramai menjadi “detektif” dadakan, berspekulasi tentang pelaku penembakan tersebut.
Mengutip The Independent, ada yang menyebutnya sebagai pembunuh profesional, mengingat hanya dengan satu tembakan, peluru berhasil tepat mengenai leher Kirk hingga ia kehilangan banyak darah.
Netizen lain menduga penembak adalah sniper militer terlatih, atau mungkin seorang veteran.
“Bisa jadi bukan veteran, tetapi jelas seseorang dengan pelatihan penembak jitu yang ekstensif,” tulis salah satu komentar di media sosial.

Pendapat Mantan Agen FBI
Mantan Agen Khusus Pengawas FBI, Dennis Franks, turut memberikan pendapatnya.
“Dia tidak perlu sangat terlatih sebagai penembak jitu untuk menembak dari jarak 200 yard. Dengan senapan dan optik yang tepat, jarak itu tidak terlalu jauh,” ujarnya kepada The Independent.
Baca juga: 5 Pernyataan Kontroversial Charlie Kirk, Pendukung Trump dan Israel, Tewas Ditembak di Depan Umum
Namun, Franks menambahkan, membuat tembakan sejauh 200 yard di lapangan tembak yang terkontrol sangat berbeda dibandingkan melakukannya di situasi nyata.
“Untuk melakukannya di bawah tekanan langsung, entah dia memang terampil atau hanya beruntung,” kata Franks.
“Pertama, ada risiko terdeteksi atau bahkan ditembak polisi. Lalu faktor lain ikut berperan: pernapasan sangat penting dalam tembakan jarak jauh. Itu juga butuh kepercayaan diri tinggi — bisakah kamu menembaknya? Apakah tanganmu berkeringat? Bagaimana detak jantungmu? Kamu harus bisa mengendalikan napasmu. Jadi, begitulah.”
Menurut Franks, hal ini tidak otomatis membuktikan bahwa pelaku memiliki pelatihan khusus, meski bisa memberi gambaran tentang pola pikirnya.
“Anda mungkin berpikir bahwa fakta ia mampu melakukan ini tanpa takut terdeteksi atau ditangkap merupakan indikasi pola pikirnya, bahwa ia merasa sedang menjalankan sebuah misi,” jelasnya.
“Terkadang itu ideologi atau dendam pribadi, di lain waktu bisa jadi hanya ketidakpuasan yang mencari alasan.”
Pendapat Ahli Balistik
Sementara itu, Luke Laterza, pensiunan sersan polisi sekaligus ahli pemeriksa senjata api, sependapat dengan Franks.
“Soal tingkat keahlian, jelas ia tahu apa yang ia lakukan,” ujar Laterza kepada The Independent.
“Orang ini punya pengetahuan tentang menembak.”
Meski demikian, menurut Laterza, hal ini bukanlah bukti nyata bahwa penembak memiliki latar belakang militer.
Ia menduga target sebenarnya adalah kepala Kirk, namun tembakannya meleset sedikit ke bawah.
“Mungkin dia seorang pemburu,” kata Laterza.
“Mungkin dia pernah belajar menembak.”
“Jika teropongnya disetel dengan tepat, jenis senapan yang digunakan tersangka bisa dengan mudah menembakkan peluru sejauh lebih dari 1.000 yard,” tambahnya.
Baca juga: FBI Buat Sayembara, Tawarkan Hadiah Rp1,6 M Bagi Netizen yang Ungkap Pelaku Pembunuhan Charlie Kirk
Ia juga menekankan bahwa peluru berat tidak akan terlalu terpengaruh angin.
“Tahan napas, hembuskan sedikit demi sedikit, gunakan tarikan picu yang ringan — kalau terlalu kuat, tembakan pasti meleset.”
“Dia tahu betul senjata apa yang dipakainya.”
Siapa Charlie Kirk dan Apa yang Terjadi Padanya?
Mengutip BBC International, Charlie Kirk adalah salah satu aktivis konservatif dan tokoh media paling terkenal di AS, sekaligus sekutu terpercaya Presiden Donald Trump.
Ia tewas ditembak pada Rabu (10/9/2025) saat menjadi pembicara dalam sebuah kegiatan kampus yang digelar oleh Turning Point USA, organisasi yang ia dirikan untuk mempromosikan nilai-nilai konservatif kepada pelajar dan mahasiswa.
Kirk dipandang sebagai masa depan aktivisme konservatif, meski sekaligus sosok yang sangat kontroversial dan memecah belah.
Terkenal karena Suka Debat dengan Mahasiswa

Media sosial dan podcast harian Charlie Kirk kerap menampilkan video dirinya berdebat dengan mahasiswa tentang isu-isu seperti perubahan iklim, agama, dan nilai keluarga.
Komentarnya mengenai gender, ras, dan politik sering menuai kritik keras dari kalangan liberal.
Penentangan Kirk terhadap pengendalian senjata api juga menjadi salah satu topik yang kerap ia angkat.
Bahkan, Kirk pernah mengatakan bahwa ia mendukung peredaran senjata api meski menyadari ada risiko nyawa yang melayang karenanya.
Kirk juga menjadi salah satu pendukung terbesar Israel sejak dimulainya genosida di Gaza pada 2023.
Mengutip TRT Global, ia bahkan sempat membantah laporan yang menyebut Israel membuat warga Palestina di Gaza kelaparan, meski ada bukti bahwa tentara Israel memblokir bantuan dan menembak para pencari bantuan.
“Tidak, Israel tidak membuat warga Gaza kelaparan,” tulis Kirk di X (Twitter) pada Juli lalu.
Ia juga secara konsisten menargetkan Muslim dan Islam, menuduh umat Muslim sebagai ekstremis dan mengklaim Islam tidak sejalan dengan nilai-nilai Barat.
“Islam adalah pedang yang digunakan kaum kiri untuk menggorok leher Amerika,” ujarnya dalam salah satu unggahan terakhirnya.
Charlie Kirk Meninggalkan Istri dan 2 Orang Anak
Charlie Kirk meninggalkan istrinya, Erika Frantzve, serta dua anak mereka yang masih kecil.
Anak pertama Kirk, seorang perempuan, berusia 3 tahun. Sementara anak keduanya, laki-laki, masih berusia 1 tahun.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.