Selasa, 7 Oktober 2025

Pelaku Penembakan Charlie Kirk Ditangkap, Pendukung Setia Trump Tewas Ditembak di Utah

Pelaku penembakan Charlie Kirk disebut telah ditangkap. Pendukung setia Trump itu pun dinyatakan tewas setelah insiden tersebut.

Tangkapan layar dari akun Instagram @charliekirk1771
CHARLIE KIRK TEWAS - Aktivis konservatif sekaligus pendukung setia Presiden AS Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembak saat menggelar debat terbuka di Utah Valley University, AS, Rabu (10/9/2025) waktu setempat atau Kamis (11/9/2025) waktu Indonesia. Berdasarkan video yang beredar, Charlie ditembak dan terkena bagian leher sebelah kiri. 

Sosok yang pertama kali mengumumkan tewasnya Charlie Kirk adalah Donald Trump. Melalui media sosial Truth Social, Trump mengaku kehilangan atas meninggalnya Charlie Kirk.

Dia memuji Charlie Kirk sebagai pemuda yang dicintai dan dihormati semua orang.

"Charlie Kirk yang hebat, bahkan legendaris, telah tiada. Tidak ada yang memahami atau memiliki hati pemuda di Amerika Serikat sebaik Charlie."

"Dia dicintai dan dihormati oleh SEMUA orang, terutama saya, dan kini dia tidak lagi bersama kita. Melania dan saya menyampaikan belasungkawa kepada istrinya yang cantik, Erika, dan keluarganya. Charlie, kami mencintaimu!" tulis Trump dikutip dari ABC News.

Sebelum pengumuman tersebut, Trump sempat berbicara kepada ABC News bahwa penembakan terhadap Charlie Kirk adalah hal yang mengerikan.

"Ini mengerikan. Ini salah satu hal terburuk yang pernah saya lihat. Dia adalah pria baik. Dia adalah orang yang luar biasa. Tidak ada yang seperti dia," ujarnya.

Profil Singkat Charlie Kirk

Dikutip dari The New York Times, Charlie Kirk merupakan aktivis konservatif dan tokoh media paling terkenal di AS serta orang kepercayaan Trump.

Semasa hidupnya, dia kerap mengadakan debat terbuka di kampus-kampus di AS.

Pada tahun 2012 saat dirinya masih berusia 18 tahun, Kirk mendirikan organisasi mahasiswa bernama Turning Point USA (TPUSA). Adapun organisasi ini bertujuan untuk menyebarkan ideologi konservatif di kampus-kampus AS yang dianggapnya cenderung berideologi liberal.

Media sosial dan siniar atau podcast hariannya yang berjudul sama dengan organisasi yang dbiuatnya kerap membagikan klip video terkait debatnya dengan mahasiswa terkait isu-isu sosial seperti transgender, perubahan iklim, agama, dan keluarga.

Kirk tidak pernah menyelesaikan kuliahnya karena lebih berfokus dengan aktivitasnya sebagai seorang aktivis.

Di sisi lain, Kirk mulai dilirik di dunia politik AS saat organisasi yang dibuatnya mulai menonjol setelah Barack Obama terpilih untuk kedua kalinya sebagai Presiden AS pada tahun 2012 lalu.

Setelah itu, Charlie Kirk kerap berkeliling di beberapa negara bagian AS dan menjadi pembicara di acara yang digelar oleh Partai Republik.

Kedekatannya dengan Trump pun dimulai ketika Kirk menulis buku berjudul The Maga Doctrine yang merujuk pada kampanye Make America Great.

Kampanye tersebut merupakan jargon yang kerap disuarakan Trump saat masih berkampanye dalam Pilpres AS.

Di sisi lain, organisasi Kirk juga memainkan peran kunci dalam upaya mobilisasi pemilih agar memilih Trump dan calon dari Partai Republik lainnya dalam pemilu tahun lalu.

Peran organisasi tersebut pun sangat signifikan karena hampir puluhan ribu pemilih baru di negara bagian Arizona memilih Trump pada Pilpres AS tahun lalu.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved