Kamis, 2 Oktober 2025

Top Rank

10 Diplomat Tewas secara Tragis: Zetro Dihabisi Pembunuh Bayaran, Dua Bulan Usai Kematian Arya Daru

Berikut 10 sosok diplomat yang tewas secara tragis. Termasuk kematian diplomat Arya Daru hingga Zetro Purba yang tewas ditembak pembunuh bayaran.

(Tangkap layar akun X @FiscaliaPeru // Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra)
DIPLOMAT INDONESIA TEWAS - Diplomat Zetro Leonardo Purba (40) tewas ditembak oleh pembunuh bayaran saat bertugas di Peru, Lima, Senin malam (1/9/2025). Detik-detik saat jenazah Diplomat Arya Daru ditemukan. (Tangkap layar akun X @FiscaliaPeru // Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra) 

TRIBUNNEWS.COM - Dunia internasional beberapa kali diguncang oleh kabar duka setelah tercatat beberapan diplomat dari berbagai negara tewas secara tragis dalam rentang waktu berbeda.

Diplomat adalah seorang perwakilan resmi suatu negara di negara lain yang bertugas untuk menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara.

Diplomat juga bertanggung jawab untuk mempromosikan kepentingan nasional negara asalnya, serta memperkuat hubungan antar negara.

Diplomat juga terlibat dalam perundingan internasional dan berperan dalam membuat kebijakan luar negeri, mengutip laman LSPR Institute of Communication & Business.

Peristiwa ini menyoroti betapa rentannya pekerjaan para diplomat, yang sejatinya menjadi jembatan perdamaian di tengah konflik dan ketegangan politik global.

Beberapa di antaranya gugur akibat serangan bersenjata ketika menjalankan tugas di negara konflik.

Sementara lainnya menjadi korban kecelakaan yang tidak terduga, bahkan dibunuh secara tragis.

Tragedi ini menegaskan bahwa meski berstatus sebagai tamu resmi negara, para diplomat tidak selalu berada di zona aman.

Situasi politik yang tidak stabil, eskalasi peperangan, hingga ancaman kelompok bersenjata menjadikan profesi diplomat sarat risiko.

Lantas berikut 10 diplomat yang tewas secara tragis, termasuk dari Indonesia:

1. Arya Daru Pangayunan

Baca juga: Istri-Anak Zetro Purba Dilindungi Kepolisian Peru, Diplomat Tewas dengan Tembakan Fatal di Kepala

Kasus tewasnya, diplomat muda Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan (39) sempat menjadi sorotan banyak pihak.

Arya Daru ditemukan tewas di kamar indekosnya kamar nomor 105 di daerah Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi. 

Saat ditemukan, wajah hingga kepala dalam kondisi terlilit lakban berwarna kuning.

Proses penyelidikan kasus tewasnya Arya Daru berlangsung selama tiga pekan, hingga akhirnya Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian Arya Daru, tidak melibatkan pihak lain. 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Senin (28/7/2025).

2. Zetro Leonardo Purba

Seorang diplomat Indonesia Zetro Leonardo Purba (40) tewas ditembak saat sedang bersepeda di luar apartemennya di ibu kota Peru, Lima, pada Senin (1/9/2025).

Zetro Purba merupakan pegawai kanselerai di KBRI di Lima, mengutip akun KJRI Melbourne, Australia, Zetro pernah ditempatkan di KJRI Melbourne.

Sementara Zetro menjadi korban dugaan pembunuhan, lima bulan setelah tiba di negara tersebut.

Dilaporkan, Zetro Purba tewas setelah ditembak tiga kali oleh orang tak dikenal yang diduga pembunuh bayaran.

Anggota Kepolisian Nasional Peru (PNP) saat ini tengah menyelidiki pembunuhan yang terjadi di distrik Lince, Lima tersebut.

Awalnya Zetro Purba dicegat oleh dua pria bersepeda motor di Jalan César Vallejo.

Lantas para penyerang melepaskan tiga tembakan ke arahnya sebelum melarikan diri, mengutip Peru 21, Selasa (2/9/2025).

Zetro sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado, namun dinyatakan tewas karena luka-lukanya.

Sementara istrinya, yang telah menunggunya di pintu masuk gedung apartemen mereka, tidak terluka.

Ia dan anggota keluarga lainnya kini berada di bawah perlindungan polisi Peru.

3. Anne Smedinghoff

Seorang penyerang meledakkan sebuah kendaraan yang penuh dengan bahan peledak di pusat Qalat, Afghanistan tepat ketika konvoi militer AS melewati gubernur provinsi dan rombongannya, pada April 2013 lalu.

Ledakan itu menewaskan dan melukai beberapa orang dari kedua kelompok, termasuk seorang diplomat muda Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Kabul, Anne Smedinghoff.

Secara terpisah, 10 anak-anak dan seorang wanita Afghanistan tewas oleh serangan udara selama pertempuran selama berjam-jam di bagian terpencil provinsi Kunar timur pada hari yang sama, kata pejabat senior setempat. 

4. Francis Meloy

Duta Besar AS untuk Lebanon Francis Meloy, serta penasihat ekonominya Robert O Waring dan sopir Lebanon mereka menghilang pada bulan Juni 1976 saat mereka melintasi Garis Hijau, pembagian antara sektor Kristen dan Muslim Beirut.

Mayat mereka yang penuh peluru ditemukan beberapa saat kemudian di Beirut barat yang mayoritas Muslim, yang kemudian dikendalikan oleh gerilyawan Ketua PLO Yasser Arafat, mengutip CNN.

Dua mantan gerilyawan Muslim dihukum dalam penculikan dan pembunuhan, hanya untuk dibebaskan pada tahun 1996. 

5. Adolph Dubs

Adolph Dubs merupakan  Duta Besar AS untuk Afghanistan.

Sekitar delapan bulan setelah Presiden AS Jimmy Carter kala itu menunjuknya sebagai duta besar AS untuk Afghanistan, Adolph Dubs diculik dari mobilnya saat pulang dari kedutaan.

Para penculiknya membawa dirinya ke Hotel Kabul.

Namun Dubs tewas dalam baku tembak antara para penculik dan polisi Afghanistan.

6. Leif H Larsen

Leif H Larsen merupakan Duta Besar Norwegia untuk Pakistan yang tewas dalam insiden kecelakaan helikopter di Naltar Valley, di bagian utara Pakistan. 

Taliban Pakistan mengklaim bertanggungjawab menembak jatuh helikopter itu, mengutip Al Jazeera.

Dalam insiden tersebut, sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk beberapa duta besar dan istri duta besar, dalam kecelakaan di bagian utara Pakistan. 

Beberapa pejabat mengatakan helikopter itu jatuh di Naltar Valley, hari Jumat (8/5/2015).

Dua pilot dan awak helikopter juga tewas.

7. Domingo D. Lucenario Jr

Duta Besar Filipina untuk Pakistan, Domingo D. Lucenario Jr, juga menjadi korban tewas dalam insiden kecelakaan helikopter di Naltar Valley, di bagian utara Pakistan.

Lokasi kecelakaan yakni di Naltar Valley, hari Jumat (8/5/2015). 

Juru bicara tentara Pakistan Mayjen Asim Bajwal mengatakan lewat Twitter bahwa Duta Besar Polandia dan Belanda berhasil selamat, meski luka-luka.

Taliban Pakistan mengklaim bertanggungjawab menembak jatuh helikopter itu dengan mengatakan mereka sebenarnya menarget Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif.

8. Ali Asghar Assadi

Seorang diplomat Iran tewas dalam serangan senjata di ibukota Yaman, Sana, Januari 2014 lalu.

Dia ditembak ketika dia meninggalkan kediaman duta besar Iran di distrik Hadda selatan dengan mobil.

Diplomat itu, bernama Ali Asghar Assadi, sempat dibawa ke rumah sakit tetapi meninggal karena luka-lukanya.

TV pemerintah Iran mengatakan dia telah dipukul di dada dan perut saat mengemudi, mengutip BBC.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan:

“Sekitar hari ini (Sabtu) sekelompok teroris menyerang seorang diplomat dari kedutaan kami di salah satu jalan Sanaa yang berusaha menculiknya. Tapi, karena diplomat itu menolak, para teroris menembakinya." 

9. Adolph Dubs

Pada 14 Februari 1979, Adolph Dubs, duta besar AS untuk Afghanistan, diculik di bawah todongan senjata, disandera di sebuah hotel Kabul, dan tewas dalam upaya penyelamatan yang gagal.

Empat puluh tahun kemudian, keadaan yang tepat seputar kematian diplomat berusia 58 tahun itu tetap diselimuti misteri. Beberapa pertanyaan tetap tidak terjawab, termasuk siapa yang berada di balik penculikan Dubs, yang melepaskan tembakan fatal, dan apakah Uni Soviet terlibat.

Kematian Dubs, mantan d'affaires di Moskow, terjadi pada saat yang kritis selama Perang Dingin - itu setahun setelah komunis merebut kekuasaan di Kabul dan berbulan-bulan sebelum Uni Soviet mengirim pasukan untuk menopang pemerintah Marxis.

10. Wu Jianmin

Wu Jianmin pernah tercacat sebagai salah satu diplomat paling senior dan vokal di China. 

Dia menjabat sebagai penerjemah untuk Mao Zedong dan perdana menteri Zhou Enlai, dan juga duta besar China untuk Prancis, Belanda dan PBB di Jenewa di berbagai titik dalam karirnya.

Sebelum pensiun, ia juga memimpin Universitas Luar Negeri China di Beijing, yang telah melatih generasi diplomat China.

Dirinya tewas secara tragis dalam kecelakaan mobil di Wuhan pada hari Sabtu (18/6/2016).

Kematiannya ini pun telah menjadi bahan diskusi di internet China dan di antara para intelektual dan komentator kebijakan luar negeri China.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved