Sabtu, 4 Oktober 2025

Pesan Lantang Xi Jinping ke Trump dan Sekutunya: Tidak Pernah Terintimidasi oleh Penindas!

Presiden China, Xi Jinping nampak memberikan pesan lantang kepada Presiden AS Doland Trump dan sekutunya saat parade militer.

|
YouTube CNA
PIDATO XI JINPING - Tangkapan layar menunjukkan momen Presiden China, Xi Jinping melakukan pidato di Lapangan Tiananmen pada Rabu (3/9/2025) dalam acara memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Dalam pidatonya, Xi tampak memberikan pesan lantang kepada Presiden AS Donald Trump dan sekutunya. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden China, Xi Jinping memimpin parade militer terbesar yang pernah diadakan China pada Rabu (3/9/2025) di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Parade militer ini untuk merayakan peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Dalam acara tersebut, Xi Jinping mengundang puluhan pemimpin dunia — kebanyakan dari negara-negara non-Barat.

Yang paling menjadi perhatian dunia, khususnya Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, adalah kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un.

Para analis sepakat, kemunculan ketiga pemimpin negara besar tersebut yang berbincang dan berjabat tangan saat berjalan di karpet merah menjadi pesan perlawanan kepada Barat.

Pertunjukan yang koreografinya sangat matang dan daftar tamu yang luar biasa dirancang untuk mengirim pesan kepada AS dan sekutunya tentang kekuatan China saat ini.

Dikutip dari The Guardian, dalam pidato pembukaannya, Xi Jinping mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi pilihan antara damai dan perang.

Ia bahkan memberikan pesan lantang yang mungkin ditunjukan kepada AS dan sekutunya.

Xi mengatakan bahwa China adalah negara besar yang tidak pernah terintimidasi oleh para penindas.

Masa lalu, lanjut Xi, menunjukkan bahwa rakyat China selalu bersatu untuk melawan musuh ketika menghadapi kesulitan.

Seorang peneliti non-residen di Global China Hub, Atlantic Council, Wen-ti Sung mengatakan, foto-foto Xi, Putin, dan Kim menunjukkan bahwa China tidak takut untuk berdiri di samping teman-temannya.

Baca juga: Foto Parade Militer China: Putin, Xi Jinping, Kim Jong Un Jalan Beriringan

"China tidak takut menjadi teman seperjalanan mereka, bahkan dan mungkin terutama ketika mereka dianggap sebagai paria di mata opini publik internasional," kata Wen.

Parade berdurasi 70 menit ini menampilkan sejumlah besar perangkat keras militer.

Mulai dari tank dan drone hingga rudal jarak jauh dan berkemampuan nuklir, jet tempur, dan pesawat siluman, parade ini juga mengungkap kemajuan dalam persenjataan dan aset Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

"Pameran ini bertujuan untuk memberi peringatan kepada AS, Eropa, dan negara-negara tetangga China apabila mereka mempertimbangkan untuk menantang kepentingan nasional inti Tiongkok", kata Drew Thompson, seorang peneliti senior di sekolah studi internasional S Rajaratnam.

Telah dilaporkan penampakan J15-DT – jet tempur elektronik berbasis kapal induk baru milik China.

Raymond Kuo, direktur Rand Corporation, menggambarkannya sebagai sistem pendukung terbang dan umpan bagi jet tempur, yang melacak pergerakan target pesawat tempur, dan mengalihkan serangan balik dari mereka.

Kuo juga mencatat rudal balistik antarbenua baru yang diluncurkan dari kapal selam, menunjukkan kemajuan dalam upaya China untuk membangun “tiga serangkai” sistem rudal nuklir yang saling melengkapi dan mengimbangi kelemahan masing-masing dengan peluncuran dari darat, udara, dan laut.

Hal utama yang dipelajari Ying-Yu Lin, seorang profesor madya di lembaga urusan internasional dan studi strategis di Universitas Tamkang di Taiwan , adalah meningkatnya penekanan pada sistem anti-drone dan pesawat peringatan dini udara.

"Saya pikir perubahan ini berasal dari pelajaran yang diambil dari perang Rusia-Ukraina, di mana kita melihat drone digunakan secara luas," kata Ying.

Trump Tampak Tersinggung

TRUMP - Gambar diambil dari Facebook The White House pada Minggu (27/7/2025) memperlihatkan Presiden Donald J. Trump meninjau renovasi dan pembangunan baru Gedung Federal Reserve pada 25 Juli 2025.
TRUMP - Gambar diambil dari Facebook The White House pada Minggu (27/7/2025) memperlihatkan Presiden Donald J. Trump meninjau renovasi dan pembangunan baru Gedung Federal Reserve pada 25 Juli 2025. (Facebook The White House)

Presiden AS Donald Trump mengunggah pesan yang nampaknya "tersinggung" setelah Xi, Putin, dan Kim bertemu di China.

Trump mengatakan, Xi, Putin, dan Kim bertemu bersama di China untuk "berkonspirasi" melawan AS.

"Semoga Presiden Xi dan rakyat Tiongkok yang luar biasa merayakan hari yang luar biasa dan abadi," tulis Trump di Truth Social, dikutip dari USA Today.

"Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat," lanjutnya.

Baca juga: Pertemuan Xi, Putin, dan Kim Buat Barat Khawatir, Taktik China Berhasil Bikin Merinding

Komentar Trump muncul saat ketiga pemimpin asing bertemu untuk menunjukkan solidaritas di antara negara-negara yang dijauhi oleh Barat atas peran mereka dalam perang Rusia melawan Ukraina, konflik terburuk di Eropa dalam 80 tahun. 

Presiden mengecam "Poros Pergolakan" sebagaimana kelompok itu dikenal, namun di saat yang sama mengatakan bahwa ia tidak khawatir bahwa mereka akan menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.

"Saya sama sekali tidak khawatir, tidak, kita punya militer terkuat di dunia, sejauh ini," kata Trump di The Scott Jennings Radio Show, sebuah media konservatif.

"Mereka tidak akan pernah menggunakan kekuatan militer mereka untuk melawan kita, percayalah," tegasnya.

Trump mengatakan dalam sebuah postingan bahwa ia berharap peran Amerika dalam kekalahan Jepang tidak dilupakan di China. 

Parade militer di Beijing juga menandai 80 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

Persiapan berminggu-minggu telah dilakukan untuk parade 'Hari Kemenangan' yang sangat terorganisir, dengan pusat Kota Beijing lumpuh akibat tindakan pengamanan dan pengaturan lalu lintas.

"Pertanyaan besar yang harus dijawab adalah apakah Presiden Xi dari Tiongkok akan menyebutkan besarnya dukungan dan 'darah' yang diberikan Amerika Serikat kepada Tiongkok untuk membantu mereka mengamankan KEBEBASAN dari penjajah asing yang sangat tidak bersahabat," kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social.

AS memberikan bantuan yang signifikan bagi perlawanan China terhadap Jepang selama perang, menurut Kantor Sejarawan AS.

Sebelum AS memasuki perang, Amerika menggabungkan strategi pemberian kredit untuk perlengkapan perang ke China melalui program Pinjam-Sewa.

Sementara di saat yang sama, AS mulai menahan pasokan vital bagi upaya militer Jepang, ungkap kantor sejarawan federal.

Di tengah komentar Trump yang ditujukan kepada rekan-rekannya di luar negeri, Presiden AS itu juga mengungkapkan rasa frustrasi yang semakin besar terhadap Putin atas perang yang sedang berlangsung di negaranya melawan Ukraina.

"Saya sangat kecewa dengan Presiden Putin, saya bisa mengatakan itu," kata Trump di The Scott Jennings Radio Show.

"Ribuan orang sekarat... Ini perang yang tidak masuk akal."

Komentar Trump tentang konflik yang sedang berlangsung muncul beberapa minggu setelah melakukan pertemuan puncak dengan Putin di Alaska yang berakhir tanpa keduanya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Presiden membingkai upaya untuk mengakhiri perang asing, yang dimulai ketika Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, sebagai masalah tugas.

"Kami akan melakukan sesuatu untuk membantu orang-orang tetap hidup," kata Trump, seraya menambahkan bahwa ribuan orang meninggal setiap minggu akibat konflik tersebut.

"Jika saya dapat membantu menghentikannya, saya rasa saya berkewajiban untuk melakukannya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved