Minggu, 5 Oktober 2025

Kim Jong Un Bawa sang Putri di Parade Militer China, Tanda Penerus Rezim Kim Tampil di Mata Dunia?

Pimpinan Korut Kim Jong Un, tiba di Beijing, Tiongkok, bersama putrinya, Kim Ju Ae, untuk menghadiri Parade Militer Victory Day yang digelar China

Tangkapan layar siaran BBC International
KIM JONG UN - Tangkapan layar yang diambil dari BBC International memperlihatkan Kim Jong Un dan putrinya tengah disambut oleh para pejabat tinggi Tiongkok saat tiba di Stasiun Beijing pada 2 September 2025. 

Hubungan trilateral antara DPRK, China, dan Rusia berpotensi menggeser keseimbangan kekuatan, memberikan sinyal kepada Amerika Serikat dan negara-negara Barat bahwa Korea Utara tetap relevan di arena internasional, baik secara militer maupun diplomatik.

Potensi Aliansi Militer Trilateral

Selain menghadiri parade militer China, rencananya Kim Jong un akan menggelar pertemuan dengan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping dan presiden Rusia Vladimir Putin guna membahas isu strategis global. 

Pertemuan ini dianggap bersejarah karena menghadirkan tiga pemimpin negara yang memiliki posisi strategis di Asia dan Eropa, serta menandai kemungkinan konsolidasi kekuatan trilateral yang dapat mempengaruhi geopolitik global. 

Para analis menyoroti bahwa pertemuan ini bisa menjadi langkah awal terbentuknya aliansi militer trilateral antara Rusia, China, dan Korea Utara

Langkah tersebut mengikuti pakta pertahanan Rusia–Korea Utara yang ditekan pada Juni 2024, serta indikasi kesepakatan serupa antara Beijing dan Pyongyang.

Jika aliansi ini terwujud, konsekuensinya bisa signifikan bagi kalkulasi strategis di kawasan Asia-Pasifik, terutama terkait keamanan regional dan distribusi kekuatan nuklir. 

Konsolidasi militer antara tiga negara ini berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan global, menentang dominasi tradisional Amerika Serikat, dan memengaruhi dinamika geopolitik di seluruh benua Asia.

Pertemuan Xi, Putin, dan Kim menunjukkan bagaimana negara-negara ini sedang memanfaatkan panggung internasional untuk memperkuat aliansi strategis sambil menyampaikan pesan politik yang kuat kepada dunia Barat. 

Namun bagi negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya, perkembangan ini menjadi sinyal peringatan tentang pergeseran kekuatan dan munculnya blok geopolitik baru yang menuntut perhatian serius dalam perencanaan keamanan dan diplomasi.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved