Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Yaman Berduka, Ribuan Pelayat Iringi Jenazah PM Houthi Korban Serangan Israel

Houthi gelar pemakaman besar-besaran untuk Perdana Menteri mereka, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, bersama 11 pejabat senior lain yang tewas

Tangkapan layar siaran Dawn News
PEMAKAMAN MASAL - Houthi gelar pemakaman besar-besaran untuk Perdana Menteri mereka, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, bersama 11 pejabat senior lain yang tewas akibat Serangan udara Israel terjadi pada Kamis (28/8/2025). Dalam serangan itu rudal presisi Israel dengan sengaja menghantam sebuah gedung di ibu kota Sanaa yang digunakan pejabat tinggi Houthi untuk menggelar pertemuan rapat evaluasi tahunan. 

Menurut laporan media lokal, serangan tersebut menewaskan belasan menteri Houthi, termasuk Perdana Menteri Al-Rahawi.

Dengan memukul jantung kepemimpinan, Israel berusaha melemahkan kemampuan politik dan komando militer Houthi.

Buntut insiden berdarah ini, Ketua Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mehdi al-Mashat Houthi dalam pernyataannya yang disiarkan melalui Telegram menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan tinggal diam.

“Kami berjanji kepada Tuhan, kepada rakyat Yaman, dan kepada keluarga para martir dan korban luka bahwa kami akan membalas dendam,” ujar al-Mashat, dikutip dari Al Arabiya.

Al-Mashat juga mengeluarkan peringatan keras kepada perusahaan asing yang beroperasi di Israel.

Ia mendesak agar mereka segera meninggalkan wilayah tersebut “sebelum terlambat,” mengisyaratkan kemungkinan serangan balasan terhadap kepentingan Israel.

Houthi telah lama dikenal menggunakan jalur Laut Merah sebagai arena serangan mereka.

Sejumlah kapal dagang internasional yang dianggap memiliki kaitan dengan Israel sebelumnya sudah menjadi sasaran.

Namun, pasca serangan udara yang menewaskan para pemimpin politik mereka, ancaman baru dikhawatirkan akan meningkat, termasuk kemungkinan serangan drone dan rudal ke wilayah Israel secara langsung.

Di sisi lain, Israel menyatakan serangan di Sanaa merupakan operasi yang ditujukan untuk “melemahkan jaringan teror yang membahayakan stabilitas kawasan”.

Pemerintah Israel menilai kepemimpinan Houthi selama ini menjadi penggerak utama gangguan terhadap jalur perdagangan global di Laut Merah. 

Walaupun sebagian besar berhasil dicegat sistem pertahanan udara Israel dan AS, serangan itu menunjukkan kemampuan militer Houthi semakin berkembang. 

Bagi Israel, langkah ini adalah bukti bahwa Houthi tidak hanya mengganggu Laut Merah, tetapi juga menargetkan tanah Israel secara langsung. 

Namun jika Houthi benar-benar meningkatkan serangan ke Israel, maka risiko bentrokan langsung semakin besar membuat konflik Timur Tengah semakin memanas.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved