Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jet Tempur Jerman Kejar Pesawat Mata-Mata Rusia, Laut Baltik Memanas

Jet Jerman terlibat aksi kejar-kejaran dengan pesawat pengintai Rusia di Laut Baltik, Intersepsi udara ini tercatat jadi kasus kesepuluh sejak 2025

Kresit Foto/Photograph: Wikimedia Commons
PESAWAT RUSIA - Jet Jerman terlibat aksi kejar-kejaran dengan pesawat pengintai Rusia di Laut Baltik, Intersepsi udara ini tercatat jadi kasus kesepuluh sejak awal 2025. Sekutu Eropa juga menilai provokasi udara Rusia bukan hanya ancaman terhadap keamanan udara, tetapi dapat menjadi pemicu eskalasi konflik yang lebih luas. 

TRIBUNNEWS.COM - Dua jet tempur Eurofighter milik Jerman terlibat aksi kejar-kejaran dengan pesawat pengintai Rusia tipe Il-20, yang terdeteksi terbang di atas Laut Baltik.

Menurut laporan Deutsche Welle (DW), kedua jet tempur Eurofighter lepas landas dari pangkalan udara Rostock-Laage, setelah radar militer mendeteksi pesawat Rusia yang terbang dengan transponder dimatikan dan tanpa menyerahkan rencana penerbangan resmi.

Kondisi tersebut dianggap berisiko tinggi karena dapat membahayakan jalur penerbangan sipil yang melintasi kawasan tersebut.

Oleh karenanya, otoritas Jerman mengambil langkah cepat untuk mencegah potensi ancaman di wilayah udara Eropa.

Meski dicegat, tidak ada kontak senjata maupun tembakan peringatan yang dilepaskan.

Pesawat Rusia hanya dikawal secara ketat oleh jet tempur Jerman hingga menjauh dari wilayah udara terbatas.

“Ini adalah prosedur standar intersepsi NATO. Jet tempur dikerahkan untuk mengidentifikasi, mengawasi, dan jika perlu mengusir pesawat asing yang berpotensi menimbulkan ancaman,” ujar pejabat militer Jerman.

Pola Provokasi Rusia di Laut Baltik

Intersepsi udara semacam ini bukanlah peristiwa tunggal, NATO atau North Atlantic Treaty Organization (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara) mencatat insiden seperti ini disebut sebagai kasus kesepuluh yang melibatkan jet tempur Jerman sejak awal 2025.

Pola serupa juga terjadi pada insiden sebelumnya, di mana pesawat Rusia biasanya lepas landas dari Kaliningrad dan bergerak ke arah barat menuju wilayah udara internasional dekat Polandia, Jerman, Swedia, serta Denmark.

Pesawat-pesawat Rusia kerap melanggar standar keselamatan penerbangan dengan terbang tanpa transponder aktif, tidak menyerahkan rencana penerbangan, dan gagal berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara regional.

NATO telah lama mengkritik tindakan ini sebagai perilaku berisiko tinggi yang dapat membahayakan penerbangan sipil maupun militer di kawasan.

Baca juga: Trump Tepis Konflik di Ukraina Bisa Melebar Jadi Perang Dunia, Ancam Sanksi Jika Rusia Ogah Damai

Kekhawatiran NATO atas Eskalasi

Sekutu Eropa juga menilai provokasi udara Rusia bukan hanya ancaman terhadap keamanan udara, tetapi dapat menjadi pemicu eskalasi konflik yang lebih luas.

“Setiap penerbangan tanpa pengawasan di kawasan padat aktivitas militer dan sipil berisiko memicu insiden yang tidak diinginkan,” ujar salah satu pejabat NATO dalam pernyataannya.

Menurut pengamat militer Eropa, Rusia kerap mengirimkan pesawat mata-mata untuk mengumpulkan data intelijen terkait pergerakan militer NATO, terutama sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022.

Kawasan Baltik dianggap sebagai salah satu titik paling sensitif karena berbatasan langsung dengan negara anggota NATO seperti Polandia, Jerman, Swedia, dan Denmark.

Selain itu, pesawat pengintai seperti Il-20 memiliki kemampuan menyadap komunikasi elektronik, radar, hingga sistem pertahanan udara musuh.

Dengan terbang dekat wilayah udara NATO, Rusia diyakini berusaha memetakan respons militer Barat, termasuk kecepatan intersepsi jet tempur Jerman yang dikerahkan dalam insiden terbaru.

Beberapa analis menilai aksi ini merupakan bentuk provokasi politik, lantaran tindakan Rusia menerbangkan pesawat tanpa transponder dan tanpa rencana penerbangan, seolah menguji seberapa jauh NATO berani mengambil tindakan.

Manuver ini dinilai sengaja dilakukan untuk menunjukkan bahwa Rusia masih memiliki ruang gerak di kawasan yang menjadi garis depan ketegangan geopolitik.

Di sisi lain, intelijen Barat menduga pesawat Rusia juga berusaha memantau aktivitas laut, termasuk jalur kabel listrik bawah laut yang belakangan kerap mengalami kerusakan misterius.

NATO menuding “armada bayangan” Rusia sengaja melakukan sabotase untuk melemahkan infrastruktur vital Eropa.

Meski demikian, hingga kini Moskow tidak memberikan pernyataan resmi mengenai tujuan penerbangan pesawat Il-20 tersebut.

Kremlin selama ini kerap membantah tuduhan spionase dan menyebut penerbangan militer mereka sah dilakukan di wilayah udara internasional.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved