Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Perkenalkan Rudal Neptune Terbaru, Versi yang Lebih Besar dan Mematikan

Ukraina memamerkan rudal buatan dalam negeri terbarunya, Neptune, yang diklaim memiliki jangkauan 1000 km.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi Ukraina/X@StratcomCentre
RUDAL BUATAN UKRAINA - Foto yang diunggah oleh Pusat Komunikasi Strategis dan Keamanan Informasi Ukraina pada 25 Agustus 2025, memperlihatkan rudal buatan dalam negeri bernama Neptune, yang diklaim memiliki jangkauan 1.000 kilometer. 

“Produksi massal akan dimulai pada akhir Desember atau Januari–Februari mendatang.”

Zelensky juga menyebut, Flamingo sebagai rudal paling sukses Ukraina saat ini.

Sementara itu, Denys Shmyhal, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Ukraina pada Juli lalu, menyebut Flamingo sebagai senjata yang sangat ampuh, meskipun rincian teknis lebih lanjut masih dirahasiakan.

Perkembangan Persenjataan Ukraina Selama Perang

Dalam tiga tahun terakhir, kapasitas produksi senjata Ukraina meningkat pesat, tidak hanya dari sisi volume produksi, tetapi juga dalam keragaman jenis dan jangkauan perangkat keras militer yang dapat dihasilkan.

Mengutip sipri.org, pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh kemajuan teknologi terbaru, seiring meningkatnya kebutuhan inovasi akibat perang yang memaksa permintaan tinggi terhadap sistem persenjataan modern.

Salah satu kemajuan paling menonjol terlihat pada kendaraan udara nirawak (UAV).

Ukraina secara signifikan berhasil meningkatkan jumlah sekaligus memperluas variasi model UAV yang diproduksi di dalam negeri, termasuk untuk kebutuhan pengintaian, serangan, dan peperangan elektronik.

Meski demikian, upaya perang Ukraina masih sangat bergantung pada pasokan senjata Barat, baik melalui bantuan militer maupun pembelian komersial.

Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Mengutip commonslibrary.parliament.uk, pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan aksi militer besar-besaran di Ukraina.

Pasukan Rusia menyeberang ke wilayah Ukraina dari Belarus di utara, Rusia di timur, dan Krimea di selatan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut operasi tersebut sebagai “operasi militer khusus” yang diklaim bertujuan melindungi rakyat Donbas serta “mendemiliterisasi” dan “mendenazifikasi” Ukraina.

Putin juga membantah tuduhan bahwa Rusia berniat menduduki seluruh wilayah Ukraina atau memaksakan kendali secara paksa.

Baca juga: Trump Menggertak, Ancam Sanksi Rusia dan Ukraina Jika Gagal Cari Jalan Damai

Namun, selama tiga tahun terakhir, pasukan Rusia telah melancarkan serangan besar-besaran ke berbagai wilayah Ukraina, termasuk menargetkan infrastruktur sipil penting seperti pembangkit listrik, jalur logistik, dan fasilitas energi.

Pada awal Oktober 2022, Rusia menandatangani perjanjian aneksasi yang menyatakan Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia sebagai bagian dari Federasi Rusia, meskipun wilayah-wilayah tersebut belum sepenuhnya berada di bawah kendali Moskow.

Pemerintah Ukraina sejak awal menegaskan tekadnya untuk merebut kembali seluruh wilayah kedaulatannya, termasuk Krimea, yang sebelumnya telah dianeksasi Rusia pada 2014.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved