Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Mulai Fase Awal Pendudukan Kota Gaza dengan Operasi Gideon 2

Militer Israel memulai fase awal pendudukan Kota Gaza dengan Operasi Gideon 2. Israel mengerahkan puluhan ribu tentara ke Gaza.

Instagram @idf
TENTARA ISRAEL - Foto ini diambil pada Minggu (9/2/2025) dari publikasi resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 1 Desember 2024, memperlihatkan tentara Israel beroperasi di lokasi yang tidak dipublikasikan di Jalur Gaza. Pada 20 Agustus 2025, Israel dikabarkan telah memulai operasi militer untuk menduduki Kota Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengumumkan dimulainya fase awal pendudukan Kota Gaza, dengan operasi intensif di permukiman Zeitoun dan Jabalia di Kota Gaza pada Rabu (20/8/2025). 

Hal ini terjadi setelah Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, menyetujui rencana "Gideon 2" untuk merebut kendali Kota Gaza dengan mengerahkan puluhan ribu tentara.

"Katz menamakan rencana tersebut Gideon's Chariots B, yang diambil dari nama Operasi Gideon's Chariots," kata penyiar KAN, merujuk pada sebuah serangan darat yang dilancarkan Israel pada bulan Mei untuk memperluas pendudukan di Jalur Gaza dan mengevakuasi sepenuhnya warga Palestina dari Gaza utara.

"Sebagai bagian dari rencana, perintah pemanggilan pasukan cadangan yang diperlukan akan dikeluarkan untuk melaksanakan serangan," lanjutnya, tanpa menyebutkan jumlah pasukan yang dibutuhkan.

Rencana ini, terlepas dari upaya para mediator untuk mencapai kesepakatan, menuai kritik dari Israel.

KAN melaporkan tentara memutuskan untuk memanggil 60.000 tentara cadangan untuk melaksanakan rencana merebut kendali Kota Gaza.

Radio Angkatan Darat Israel melaporkan dalam beberapa hari mendatang, tentara Israel akan mulai mendorong penduduk Gaza ke bagian selatan Jalur Gaza, sebagai bagian dari operasi persiapan untuk menduduki kota tersebut.

Menteri Pertahanan Israel mengklaim rencana itu akan menciptakan kondisi untuk mengakhiri perang dengan pembebasan semua tahanan Israel di Jalur Gaza, pelucutan senjata Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), pengasingan para pemimpinnya, dan demiliterisasi Gaza.

Ia juga mengklaim telah menyetujui apa yang ia gambarkan sebagai "persiapan kemanusiaan" untuk menampung warga Palestina yang, menurut klaimnya, akan dipaksa keluar oleh tentara dari Kota Gaza ke bagian selatan Jalur Gaza.

Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, menggambarkan rencana yang disetujui Yisrael Katz untuk menduduki Kota Gaza sebagai "jebakan maut."

Ia menekankan, pendudukan Kota Gaza akan menguntungkan Hamas dan memberinya kemenangan politik, dan operasi tersebut tidak akan mengembalikan tawanan Israel, melainkan akan membunuh mereka.

Baca juga: Trump Tak Terima Netanyahu Diincar Pengadilan Israel, sebut Ia adalah Pahlawan Perang

Sementara itu, keluarga tahanan Israel berpendapat rencana yang seharusnya disetujui adalah kesepakatan pertukaran untuk pengembalian semua tahanan, bukan rencana untuk menduduki Kota Gaza.

Pada awal Juli 2025, Yisrael Katz, mengumumkan inisiatif kontroversial untuk mendirikan sebuah "kota kemanusiaan" di atas reruntuhan Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza.

Kota ini ditujukan sebagai tempat penampungan bagi sekitar 600.000 warga Palestina, terutama mereka yang saat ini mengungsi di wilayah pesisir al-Mawasi.

Militer Israel akan melakukan pengawasan ketat terhadap warga Palestina yang masuk dan keluar dari "Kota Kemanusiaan".

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan