Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Mengklaim Hamas Tertekan Hadapi Militer Israel

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengklaim Hamas tertekan menghadapi militer Israel, menyusul berita Hamas setujui proposal baru gencatan senjata.

Facebook PM Israel
NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Facebook PM Israel pada Rabu (13/8/2025). Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara (tidak terlihat dalam foto), berpartisipasi dalam peresmian Museum Knesset di Froumine House di Yerusalem pada 12 Agustus 2025. Pada 18 Agustus 2025, Netanyahu mengklaim Hamas tertekan menghadapi militer Israel dan menyetujui proposal baru untuk gencatan senjata. 

Namun, periode gencatan senjata akan diselingi dengan negosiasi serius dan tekanan AS terhadap Israel untuk mencapai kesepakatan akhir guna menghentikan perang di Jalur Gaza, termasuk pengaturan untuk hari setelah perang.

Mesir dan Qatar Bicara soal Pentingnya Melanjutkan Negosiasi

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menekankan pentingnya upaya yang sedang berlangsung, dalam koordinasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk mencapai gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

Sementara Hamas mengumumkan penerimaannya atas proposal baru dari para mediator.

Kedua pemimpin itu menegaskan penolakan tegas terhadap pendudukan kembali militer di Jalur Gaza atau penggusuran warga Palestina.

Mereka menekankan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan resolusi legitimasi internasional, merupakan satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Mesir, Qatar, dan AS sedang memediasi Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza, lapor Al Jazeera.

Putaran negosiasi tidak langsung terakhir antara kedua belah pihak, yang diselenggarakan di ibu kota Qatar di bawah naungan para mediator, berlangsung selama berminggu-minggu sebelum berakhir pada 25 Juli tanpa hasil apa pun.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Aati mengumumkan pada hari Senin, delegasi Palestina dan Qatar berada di negaranya untuk membahas upaya mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza.

Hal itu disampaikan dalam pidato Abdel Aati selama konferensi pers bersama—di sisi Mesir dari perlintasan perbatasan Rafah dengan Gaza—dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, yang menghadiri perlintasan itu untuk pertama kalinya.

Abdel-Ati mengatakan, otoritas pendudukan Israel memberlakukan pembatasan pada operasi sisi Palestina dari perlintasan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza.

Ia menekankan Mesir siap membanjiri Gaza dengan semua bantuan yang diperlukan asalkan hambatan Israel disingkirkan.

Israel masih melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, memperparah kehancuran dan kelaparan di wilayah tersebut.

Israel menyalahkan Hamas atas kondisi tersebut setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

Pada hari itu, kelompok perlawanan Palestina membobol pertahanan Israel di selatan dan menahan sekitar 250 orang, hingga per 22 Juni 2025, Israel menyebut masih ada 50 sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan di Jalur Gaza

Hamas menyatakan operasi itu sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel di tanah Palestina sejak pendirian "Israel" pada Mei 1948 dan upaya pengambilalihan kompleks Masjid Al-Aqsa.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved