Jumat, 3 Oktober 2025

Top Rank

10 Negara yang Memiliki Jam Kerja Paling Lama: Bhutan sampai 54 Jam per Minggu, Indonesia 40 Jam

Inilah 10 negara yang memiliki jam kerja terlama di dunia, Bhutan sampai 54 jam per minggu.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Pexels
TOP RANK - Ilustrasi orang yang bekerja, diunduh dari Pexels pada 17 Agustus 2025. Inilah 10 negara yang memiliki jam kerja terlama di dunia, Bhutan sampai 54 jam per minggu. 

7. Mauritania — 47,59 jam/minggu

8. Lebanon — 47,57 jam/minggu

9. Mongolia — 47,22 jam/minggu

10. Pakistan — 46,93 jam/minggu

TOP RANK - Infografik 10 Negara dengan Jam Kerja Tertinggi di Dunia. Inilah 10 negara yang memiliki jam kerja terlama di dunia, Bhutan sampai 54 jam per minggu.
TOP RANK - Infografik 10 Negara dengan Jam Kerja Tertinggi di Dunia. Inilah 10 negara yang memiliki jam kerja terlama di dunia, Bhutan sampai 54 jam per minggu. (Dibuat dengan AI)

Dari data tersebut, Indonesia berada di urutan ke-86 dengan rata-rata 38,36 jam per minggu.

Jam kerja ini sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Indonesia.

Aturan jam kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang kemudian diperbarui melalui UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, serta dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 35 Tahun 2021.

Indonesia menganut dua skema jam kerja, yaitu:

  • Pola 6 hari kerja per minggu
    Maksimal 7 jam per hari, total 40 jam per minggu, dengan hak istirahat 1 hari.
  • Pola 5 hari kerja per minggu
    Maksimal 8 jam per hari, total 40 jam per minggu, dengan hak istirahat 2 hari.

Sementara itu, untuk sektor-sektor tertentu seperti kesehatan, transportasi, pariwisata, media massa, dan energi, jam kerja bisa berbeda karena sifat pekerjaan yang harus berlangsung terus-menerus.

Pentingnya Work-Life Balance

Baca juga: 10 Negara dengan Hari Libur Nasional Terbanyak: India Teratas dengan 42 Hari, Disusul Nepal dan Iran

Mengutip thehappinessindex.com, keseimbangan kehidupan dan kerja yang sehat, atau yang biasa kita sebut work-life balance, memungkinkan seseorang tetap unggul dalam pekerjaan sekaligus menjaga kesejahteraan pribadi di luar kantor.

Aviva, perusahaan asuransi multinasional asal Inggris, baru-baru ini melakukan studi mengenai work-life balance.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa sejak pandemi Covid-19, orang-orang menjadi lebih fokus pada keseimbangan hidup-kerja dibandingkan gaji.

Aviva menyatakan, “Lebih banyak pekerja menyebut keseimbangan kehidupan kerja (41 persen) sebagai alasan bertahan di pekerjaan mereka saat ini, dibandingkan gaji (36 persen). Angka ini merupakan perubahan peringkat dibandingkan 2019, sebelum pandemi.”

Pekerjaan memang memainkan peran penting dalam kehidupan.

Penghasilan memastikan listrik tetap menyala, makanan tersedia di meja, serta ada persediaan untuk masa depan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved