Konflik Palestina Vs Israel
Israel Melobi 5 Negara agar Mau Terima Warga Gaza, Indonesia Masuk Daftar
Israel diam-diam melakukan pembicaraan rahasia dengan sejumlah negara termasuk Indonesia guna membahas rencana relokasi warga Palestina dari Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan tengah melakukan pembicaraan rahasia dengan sejumlah negara mengenai kemungkinan relokasi sebagian warga Palestina dari Jalur Gaza.
Informasi ini dikonfirmasi oleh enam sumber Israel kepada The Associated Press (AP).
Dalam laporannya mereka menyebut bahwa negaranya tengah melangsungkan perundingan dengan lima negara, yaitu Indonesia, Somaliland, Uganda, Sudan Selatan, dan Libya.
Adapun perundingan ini dimaksudkan untuk membahas potensi penempatan warga Palestina dari Jalur Gaza, menandai babak baru dalam strategi kontroversial Israel untuk mendorong migrasi massal dari wilayah Gaza yang hancur akibat serangan selama 22 bulan terhadap Hamas.
Meski detail kemajuan perundingan belum jelas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan gagasannya itu merupakan realisasi rencana yang sebelumnya juga pernah diusulkan Presiden AS Donald Trump.
Dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk sipil di Gaza, Israel berharap bisa mengurangi tekanan internasional terkait korban sipil dan krisis kemanusiaan yang terjadi akibat serangan.
Sudan Selatan Bantah Klaim Israel
Setelah Netanyahu menggembar-gemborkan daftar negara yang bersedia menampung warga Gaza, Kementerian Luar Negeri Sudan Selatan dengan tegas membantah laporan tersebut.
Mereka menegaskan bahwa laporan mengenai diskusi dengan Israel soal pemukiman kembali warga Gaza tidak benar.
Pernyataan ini muncul setelah Associated Press (AP) melaporkan adanya pembicaraan rahasia antara pejabat Israel dan Sudan Selatan mengenai rencana pembangunan kamp pengungsi.
Baca juga: HO Bongkar Fakta Mengerikan: Rumah Sakit di Gaza Kolaps, Anak-Anak Tewas karena Malnutrisi
Sementara itu, Indonesia, Somaliland, Uganda, dan Libya yang disebut masuk daftar lobi Israel tidak yang secara terbuka menyatakan kesediaan menerima warga Gaza.
Sebagian besar memilih untuk tidak memberikan komentar, mungkin untuk menghindari tekanan diplomatik dari dunia Arab dan Afrika.
Rencana Israel Dikecam
Kendati Netanyahu menyebut langkah ini sebagai bentuk “migrasi sukarela” yang menurutnya akan memudahkan operasi militer Israel di Gaza tanpa resiko korban sipil, banyak pihak menilai kebijakan tersebut sejatinya adalah pengusiran paksa (forced displacement) yang melanggar hukum internasional.
Termasuk Otoritas Palestina yang menolak total rencana tersebut dan menyebutnya sebagai pembersihan etnis.
Kemudian ada Mesir. Meskipun tidak termasuk dalam daftar negara tujuan relokasi, Mesir menjadi penentang paling vokal.
Pemerintah Kairo menolak keras ide pemindahan warga Palestina ke negara ketiga karena khawatir akan memicu eksodus pengungsi ke wilayahnya sendiri yang berbatasan langsung dengan Gaza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.