Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Delegasi Hamas Mendarat di Kairo, Siap Bahas Perundingan Gencatan Senjata Gaza 60 Hari

Hamas dilaporkan tiba di Kairo untuk membahas proposal baru gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza bersama mediator Mesir, Qatar.

Editor: Nuryanti
khaberni/tangkap layar
SAYAP MILITER - Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas. Delegasi Hamas dilaporkan tiba di Kairo untuk membahas proposal baru gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza bersama mediator Mesir, Qatar. 

TRIBUNNEWS.COM - Delegasi Hamas dilaporkan tiba di Kairo, Mesir, untuk membahas proposal baru gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza, Palestina, pada Rabu (13/8/2025).

Mengutip laporan Anadolu, kunjungan yang dilakukan tim delegasi Hamas dipimpin langsung oleh pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya.

Kehadiran Hamas di Kairo jadi momentum penting di tengah eskalasi konflik yang terus berlangsung.

Rencananya setelah para delegasi tiba, mediator Mesir, Qatar, dan perwakilan Amerika Serikat akan menjembatani ikut membantu Hamas dan Israel untuk merundingkan rencana gencatan senjata sementara.

Tak hanya itu para delegasi juga akan fokus mencarikan jalan keluar untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza selama 60 hari.

Disertai langkah-langkah penting seperti pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, pertukaran tahanan Palestina dipenjara Israel.

Serta pemberian akses bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke wilayah Gaza yang saat ini mengalami krisis pangan, air bersih, dan layanan medis.

Perundingan juga akan menyinggung usulan perlucutan senjata Hamas sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas, meski topik ini sensitif dan berpotensi menjadi titik perbedaan pendapat.

“Kami bersama Qatar dan AS, tengah mengupayakan “perjanjian komprehensif” untuk menghentikan perang,” ujar Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty.

"Masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan penuh jika ada niat baik dan kemauan politik," imbuhnya.

Baca juga: 15 Negara Desak Pengakuan Negara Palestina dan Gencatan Senjata di Gaza

Bukan Kali Pertama

Pertemuan ini bukan kali pertama yang dilakukan Hamas dan Israel, sejak 2024 hingga 2025 keduanya telah beberapa kali merencanakan pertemuan antara delegasi.

Bahkan pada bulan lalu Hamas dan Israel sempat merundingkan rencana negosiasi di Kairo, namun upaya tersebut mengalami kebuntuan.

Ini lantaran delegasi Israel dan Amerika Serikat memilih menarik diri dari meja perundingan di Doha.

Israel berdalih tuntutan Hamas soal gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan, dan masuknya bantuan tanpa hambatan terlalu berat.

Sementara AS keluar karena frustasi melihat kedua pihak tidak mau berkompromi.

Penarikan diri itu membuat suasana perundingan menjadi buntu, sebab Israel sebagai pihak yang berperang langsung, dan AS sebagai mediator kunci tidak lagi terlibat aktif.

Akibatnya, negosiasi lanjutan di Kairo tidak punya landasan yang cukup kuat untuk membahas kesepakatan secara serius.

Netanyahu Masih Bungkam

Sejauh ini pemerintah Israel belum mengirim delegasi ke Kairo, namun para analis menilai tindakan Israel menunjukkan sikap hati-hati karena Tel Aviv masih memprioritaskan operasi militer di Gaza.

Mengingat beberapa waktu lalu Israel mencurigai  Hamas akan memanfaatkan jeda pertempuran untuk memperkuat persenjataan dan memperbaiki jaringan terowongan, sehingga gencatan senjata dianggap berisiko bagi keamanan Israel.

Kondisi ini membuat pemerintah memilih menahan diri, sambil memantau perkembangan perundingan di Kairo dari jarak jauh.

Israel Lanjut Gempur Gaza

Kendati perundingan gencatan senjata akan digelar, namun hal tersebut tak membuat Israel melunak.

Justru PM Netanyahu terus memperluas serangan baru terhadap Hamas "dengan relatif cepat", termasuk meluncurkan serangan udara di wilayah timur Kota Gaza.

Para saksi mata mengatakan tank dan pesawat Israel menggempur Sabra, Zeitoun, dan Shejaia, tiga wilayah pinggiran timur Kota Gaza di utara wilayah tersebut.

Imbas serangan ini banyak penduduk terpaksa mengungsi ke arah barat dari rumah mereka.

"Suaranya terdengar seperti perang dimulai kembali," kata Amr Salah, 25 tahun, salah satu warga Gaza.

“Tank-tank menembakkan peluru ke rumah-rumah, dan beberapa rumah terkena serangan, serta pesawat melakukan apa yang kami sebut cincin api, di mana beberapa rudal mendarat di beberapa jalan di timur Gaza," jelasnya.

Serangan dilakukan demi merealisasikan rencana Netanyahu untuk mendepak warga Palestina dan menguasai penuh jalur Gaza.

(Tribunnews/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved