Gara-gara Makan Mi Instan, Pelajar SMA Jepang Dipukuli, Sekolah harus Mundur dari Kejuaraan Bisbol
Di tengah tekanan publik yang meningkat, pihak sekolah akhirnya memutuskan mundur dari Koshien
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dunia pendidikan dan olahraga Jepang digemparkan oleh kasus kekerasan di SMA Koryo (広陵高校) Hiroshima, yang berujung mundurnya sekolah itu dari Kejuaraan Bisbol Sekolah Menengah Nasional ke-107 (Koshien).
Kepala Sekolah SMA Koryo, Masakazu Hori, mengumumkan keputusan mengundurkan diri dari babak kedua dan seterusnya di turnamen tersebut.
“Kami memutuskan untuk mundur dari babak kedua dan seterusnya,” ujar Hori dalam pernyataan resmi, Minggu (1/8/2025) .
Awal Mula Kasus: Mi Instan Jadi Pemicu Kekerasan
Insiden bermula pada Januari 2025 di asrama SMA Koryo.
Seorang siswa kelas 1 dipukuli hingga babak belur oleh beberapa siswa kelas 2 hanya karena memakan mi instan yang dilarang di asrama.
Baca juga: Jet F-35B Inggris Mendarat Darurat di Jepang, Media China dan Rusia Kritik Sistem yang Rumit
Pihak sekolah mengakui peristiwa ini sebagai kekerasan, namun awalnya menyebutnya 'bukan perundungan' dan tidak melaporkannya ke polisi maupun dinas pendidikan, bertentangan dengan kewajiban hukum yang berlaku.
Kritik terhadap Penanganan Sekolah
Sikap ini memicu kritik karena dinilai sebagai bentuk penutupan informasi dan pelanggaran serius terhadap aturan pelaporan.
Bahkan, muncul dugaan konflik kepentingan karena Kepala Sekolah Hori juga menjabat di Federasi Bisbol SMA Jepang (Kōyaren).
Federasi Bisbol SMA Jepang sempat hanya memberi peringatan keras kepada SMA Koryo dan tetap mengizinkan mereka bertanding di Koshien.
Namun, fakta kasus baru terungkap ke publik saat turnamen berlangsung, memicu gelombang protes.
Tekanan Publik hingga Ancaman Bom
Setelah ayah korban dan pihak terkait mengunggah informasi di media sosial, kasus ini viral dan memicu kecaman luas.
Bahkan, sekolah menerima ancaman bom ke asrama.
Di tengah tekanan publik yang meningkat, pihak sekolah akhirnya memutuskan mundur dari Koshien — langkah yang menjadi sejarah sebagai kasus pertama mundurnya tim di tengah turnamen bisbol SMA di Jepang.
Sejumlah pengamat menilai kasus ini mencerminkan masih adanya budaya kekerasan yang dibungkus “tradisi pembinaan” di dunia olahraga sekolah Jepang.
“Tampak sekali ada konflik kepentingan, kurang transparansi, dan tidak ada tanggung jawab yang memadai di era media sosial seperti sekarang,” ungkap sumber Tribunnews.com dari kalangan profesional bisbol Jepang, Senin (11/8/2025).
Diskusi bisbol di Jepang juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang. Bergabung gratis dengan kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email [email protected]
Indonesia Makin Gila Mi Instan, Selama 2024 Konsumsi Tembus 14,68 Miliar Bungkus |
![]() |
---|
Viral Warga Beramai-ramai Jarah Truk Mi Instan yang Kecelakaan di Banyuasin, Ini Kata Polisi |
![]() |
---|
Momen Robert Pattinson dan Bong Joon-Ho Terima Hadiah Mi Instan Indonesia |
![]() |
---|
Respons Indofood Soal Penarikan 4 Varian Rasa Mi Instan Indomie di Australia |
![]() |
---|
Makan Mi Instan Malam Hari Bikin Wajah Bengkak Keesokan Paginya, Dermatologis Beri Penjelasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.