Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Minta Barat Gulingkan Rezim Putin, Sita Aset Rusia untuk Akhiri Perang

Zelensky mendesak dunia untuk ambil tindakan, gulingkan pemerintahan rezim di Rusia serta bekukan aset dan mesin perang Putin demi akhiri perang

Kantor Presiden Ukraina
PRESIDEN ZELENSKY - Tangkapan layar laman Presiden Ukraina, Kamis (26/6/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky tengah mendesak dunia untuk ambil tindakan, gulingkan pemerintahan rezim di Rusia serta bekukan aset dan mesin perang Putin demi akhiri perang 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak dunia untuk ambil tindakan, gulingkan pemerintahan dan perubahan rezim di Rusia.

Permintaan itu diungkap Zelensky dalam pidatonya di konferensi yang menandai 50 tahun penandatanganan “Helsinki Final Act” sebuah dokumen bersejarah yang bertujuan meningkatkan hubungan antara negara-negara blok Barat dan Timur pada masa Perang Dingin.

"Saya percaya Rusia bisa didorong untuk menghentikan perang ini. Rusia yang memulainya, dan bisa dibuat untuk mengakhirinya," ujar Zelensky dilansir dari The Guardian.

Menurut Zelensky, jika dunia tidak menargetkan perubahan rezim di Rusia, maka ancaman dari Moskow akan terus berlanjut meskipun perang di Ukraina berakhir.

Dengan menyerukan pergantian rezim, Ukraina juga mengirim pesan politik ke negara-negara Barat untuk memperkuat tekanan terhadap Kremlin.

"Jika dunia tidak bertujuan mengganti rezim di Rusia, itu berarti bahkan setelah perang berakhir, Moskow akan tetap mencoba mengacaukan negara-negara tetangga," imbuhnya.

Desakan Untuk Sita Aset Rusia

Seruan Zelensky terkait perubahan rezim juga beriringan dengan desakan untuk menyita aset Rusia.

Desakan muncul setelah serangan udara terbaru Moskow menghantam Kyiv dan menewaskan sejumlah warga sipil.

Menambah daftar korban perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022 silam buntut  kontestasi politik keamanan antara Rusia dan NATO.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.255: 16 Orang Tewas, 155 Terluka dalam Serangan Rusia di Kyiv

Rusia khawatir keanggotaan Ukraina di NATO membuat aliansi militer Barat mendekati perbatasannya, mengancam keamanan nasional dan pengaruh geopolitiknya.

Alasan itu yang membuat Rusia nekat melakukan serangan brutal ke wilayah Ukraina.  Terbaru, Rusia kembali lancarkan serangan udara dengan rudal dan drone ke Kyiv, Ukraina, pada Kamis (31/7/2025) dini hari.

Setidaknya 31 orang tewas dan 159 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut

Mengantisipasi melonjaknya korban jiwa dan kerugian material akibat serangan tentara Rusia, Ukraina menyerukan Barat untuk menghukum ekonomi Rusia dengan keras, seperti penyitaan aset Rusia.

“Kita perlu sepenuhnya memblokir mesin perang Rusia. Saatnya menyita semua aset Rusia yang dibekukan, termasuk kekayaan hasil korupsi yang dicuri, untuk mempertahankan diri dari agresi,” ujarnya dalam pidato daring di konferensi tersebut.

“Bukan hanya membekukannya, tetapi menyita dan menggunakannya demi perdamaian, bukan perang,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved